Minggu lalu kami main ke salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kota Mataram. Saya yakin banyak yang belum tahu tentang RTH ini. Banyak sekali yang bertanya tentang RTH ini sejak saya memposting foto-fotonya di story IG. Sayapun awalnya begitu, tidak memperhatikan soal keberadaan RTH ini. Padahal saya sering melewati papan nama/petunjukknya yang ada di pinggir jalan. Suatu hari, saya dan pak suami menyadari soal papan nama RTH ini lalu berjanji kapan kapan akan mengunjunginya. Ternyata, hari berganti hari bulan berganti bulan kami tidak juga datang ke sana. Hingga tahun berganti tahun dan Katya sudah berumur satu tahun lebih barulah kami bisa berkunjung ke sana.
Showing posts with label Travel. Show all posts
Showing posts with label Travel. Show all posts
Tuesday, June 22, 2021
Sunday, June 21, 2020
Katya First Trip To The Beach
Akhir akhir ini kegalauan saya di setiap weekend adalah pengen jalan jalan keluar rumah tapi nggak tahu mau jalan jalan kemana. Soalnya masih nyadar juga kalau nggak bisa jalan jalan ke sembarang tempat. Tentu karena pertimbangan ada Katya. Rasanya itu pengen jalan jalan ke Pantai, ke Air terjun, ke baby shop, bahkan ke mall. Nggak perlu belanja juga, butuhnya tuh jalan jalan muter muternya. Biar nggak mumet lihat kotak tembok doang.
Tuesday, May 7, 2019
Tempat Buka Puasa Favorite di Kota Mataram
Semarak berpuasa ditandainya dengan beberapa
hal. Salah satunya adalah kegiatan berbuka puasa bersama. Buka puasa bersama
biasanya dilakukan dengan keluarga, teman-teman ataupun kolega. Tidak jarang
buka puasa bersama dilakukan di tempat-tempat makan. Hal ini kadang dilakukan
untuk mencari suasana baru ataupun dengan memperhitungkan kemudahan serta kenyamanan.
Atau bisa juga hanya karena lagi malas masak. Ya nggak? Hihi
Sunday, May 5, 2019
Jalan-Jalan Sebentar Di Bandung
Sungguh judul yang aneh... karena saya bingung mau ngasi judul apa, tapi sayang kalau nggak ditulis. Lumayan kan jadi konten di blog ~
Mimpi apa saya kemarin bisa main ke Bandung, tidak terencana sebelumnya padahal. Sehabis staycation anniversarian kemarin ternyata pak suami harus dinas luar lagi ke Bandung. Kenapa lagi? karena eh karena sebelum anniversarian pak suami sudah dinas luar juga ke Surabaya. Ya ampuuun masak ditinggal lagi siih. Sebenarnya nggak apa apa pak suami dinas luar tapi masalahnya kalau beliau pergi saya sendirian di rumah. Gimana kalau nanti mati lampu? gimana kalau ada gempa? ...huaaaa akyuuu takut. Selama ini selalu ada teman yang saya ajakin untuk menginap di rumah thanks to Yana dan Irma ~ yang biasanya jadi ajang curhat ex greenhouse ... wkwkwk. Kadang kakak ipar saya juga menginap di rumah.
Friday, July 20, 2018
Cerita Liburan 4D3N Di Bali
Haloo semuanya ~
Pada penasaran nggak sih sama cerita liburan saya ke Bali kemarin, ge-er dikit nggak apa-apalah ya ~ haha. Bagi yang follow di IG pasti sudah pada tahu sekilas saya kemana saja waktu ke Bali kemarin. Sekarang saya mau cerita lengkap tentang perjalanannya, kemana saja selama di Bali, dan kami menginap dimana. Yuk simak!
Liburan ke Bali ini sudah kami rencanakan dari jauh-jauh hari, sejak bulan puasa lalu. Tadinya kami akan liburan seminggu setelah lebaran. Dengan rencana saya akan menyusul pak suami yang sedang diklat di Bali pada minggu tersebut. Tapi ternyata gagal, karena ada sesuatu dan lain hal pak suami harus segera pulang setelah diklatnya selesai. Agak-agak sedih sih waktu itu karena rencana yang sudah disusun dari jauh-jauh hari gagal. Eh tapi ternyata Alloh maha baik, semuanya diganti tuntas. Pak suami memberikan kejutan dengan tiket PP Lombok Bali, liburan ke Balipun jadi. Aaaak....senangnya. Kado ulang tahun katanya *kecepetanpaaak -,-
Monday, March 26, 2018
Airy Rooms; #KapanAjaBisa Dapat Penginapan Murah Meriah Nyaman
Airy Rooms; #KapanAjaBisa Dapat Penginapan Murah Meriah Nyaman - Setelah selesai kuliah saya resmi
mengabdikan diri bagi tanah kelahiran. Saya menjadi staff pengajar di sebuah perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat.
Tidak seperti ketika masih menjadi freelance
yang bebas bepergian kemana saja dan kapan saja, pekerjaan saya saat ini tidak
memberikan hal itu.
Pekerjaan yang saya jalani saat
ini tidak menuntut saya untuk selalu bepergian ke luar kota. Sebagai dosen saya
dituntun untuk selalu hadir di tengah-tengah kampus, menjalankan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan sebaik mungkin. Pekerjaan saya berputar di sekitar hal
pengajaran, penelitian dan pengabdian. Mengajar di kelas, membimbing mahasiswa,
melakukan penelitian-penelitian, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat –
tentu saja masyarakat terdekat yang menjadi sasaran yaitu masyarakat di Nusa
Tenggara Barat.
Monday, July 31, 2017
Weekend Traveling; Jalan-Jalan Ke Air Terjun Benang Kelambu

Hai! ~~~ dari Benang Kelambu
"yang.....masih kuat nggak? kalau nggak kuat kita berhenti dulu nih"
pak suami menanyakan apakah saya masih kuat jalan kaki ke air terjun, yang kemudian saya jawab hanya dengan suara nafas ngos-ngosan sambil mbatin
Itulah sepenggal percakapan yang terlontar antara saya dan pak suami ketika menyusuri jalan setapak menuju air terjun benang kelambu. Kira-kira dua setengah kilometer kami tempuh dengan berjalan kaki, dari pintu masuk air terjun. Kami memilih untuk berjalan kaki daripada menggunakan jasa ojek yang banyak mangkal di pintu masuk air terjun. Hitung-hitung jalan sehat, jarang-jarang juga jalan kaki kan. Lumayan juga ongkos ojeknya, bisa buat makan sate bulayak dua porsi di Taman Narmada. Ongkos ojeknya satu orang dikenakan 35 ribu rupiah, bolak balik.
Tuesday, May 9, 2017
Bermain Air Di Rinjani Waterpark
![]() |
Rinjani Waterpark |
Sabtu minggu kemarin kami membuat waktu untuk mengunjungi orang tua kami. Ke dua kabupaten yang berbeda yaitu Lombok Timur dan Lombok Tengah. Lombok Timur adalah kampung halaman saya, rumah Ibuk dan Bapak. Sedangkan di Lombok Tengah adalah tempat tinggal Bapak mertua saya saat ini.
Tuesday, May 2, 2017
Menikmati Bulan Madu Di Lima Satu Resort
Hai-hai......apa kabar di hari selasa yang cerah ceria ini?
Setidaknya di tempat saya cuaca lagi cerah cenderung gerah. Meskipun liat di tipi di daerah lain ada yang sedang didatangi cuaca buruk sampai bikin ambruk. Turut berbelasungkawa atas bencana cuaca ekstrim hingga banjir yang melanda beberapa wilayah. Semoga para korban diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan tersebut. Amin.
Jadi, long weekend kemarin pada liburan kemana nih?, kalau saya sih jalan-jalan dong *nggaya :p
Setidaknya di tempat saya cuaca lagi cerah cenderung gerah. Meskipun liat di tipi di daerah lain ada yang sedang didatangi cuaca buruk sampai bikin ambruk. Turut berbelasungkawa atas bencana cuaca ekstrim hingga banjir yang melanda beberapa wilayah. Semoga para korban diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan tersebut. Amin.
Jadi, long weekend kemarin pada liburan kemana nih?, kalau saya sih jalan-jalan dong *nggaya :p

*yeay...this is we are
Tuesday, November 1, 2016
Camping Ground: Komitmen Untuk Belajar Dan Berbagi Pada Lingkungan
Tanggal 28 Oktober 2016 kali ini menjadi tahun peringatan sumpah pemuda yang ke 88. Sumpah yang tercatat sebagai ikrar janji cinta para pemuda kepada Tanah Air Indonesia. Sumpah yang selalu akan melekat dalam ingatan, dalam perjalanan Bangsa Indonesia. Peringatan sumpah pemuda menjadi momen penting dalam perjalanan Bangsa Indonesia yang akan selalu membawa ingatan kita pada perjuangan para pemuda untuk bersatu demi Indonesia. Tanpa perselisihan, tanpa memedulikan suku, ras, agama, dan warna kulit.


*inilah lokasi camping ground
Tuesday, October 25, 2016
Camping Penuh Keseruan Di Tetebatu

Samar-samar saya ingat pada tahun-tahun ketika saya masih duduk di sekolah dasar nama Tetebatu begitu terkenal. Nama Tetebatu sering disebut dan saya dengar. Menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal di Lombok Timur. Banyak wisatawan mancanegara yang datang ke sana, menginap di home stay atau wisma yang ada sambil menikmati udara dingin desa yang hijau dan gagahnya Rinjani dari kejauhan. Para bule tersebut wara-wiri ke Tetebatu, tapi tidak dengan saya. Sampai saya duduk di sekolah menengah pertama saya belum pernah menginjakkan kaki di Tetebatu. Setelah masuk sekolah menengah atas barulah saya menginjakkan kaki pertama kali di Tetebatu karena teman-teman SMA saya banyak yang berasal dari Tetebatu. Ketika itu Tetebatu masih terasa jauh bagi saya, belum sering saya kunjungi. Tapi setelah bertahun-tahun berlalu, kini Tetebatu terasa begitu dekat. Main ke Tetebatu menjadi begitu mudah bagi saya. Ditambah lagi karena ada teman baik yang berumah di Tetebatu. Ia adalah teman super baik, yang selalu membiarkan pintu rumahnya terbuka bagi setiap orang yang mau berkunjung.
Friday, September 30, 2016
Camping Seru Bareng Komunitas Peduli Wisata

Dua minggu yang lalu saya mengikuti sebuah kegiatan super keren. Mengapa keren? Karena baru pertama kalinya saya melihat konsep acara seperti ini. Mengumpulkan komunitas-komunitas yang aktif di media sosial dan peduli pada pariwisata Lombok Sumbawa. Tidak hanya itu komunitas ini berkumpul untuk sharing langsung bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Ini menjadi media bagi BudPar untuk lebih dekat dengan komunitas sebagai jalan untuk mempromosikan pariwisata Lombok Sumbawa. Acara ini dibuat dengan suasana yang asyik yaitu camping selama satu malam. Suasana akrab dan kekeluargaan langsung tercipta.
Saturday, May 14, 2016
Menikmati Segarnya Hutan Wisata Sesaot
Perjalanan ke hutan wisata aik nyet Sesaot kali ini tadinya tidak ada dalam initerary perjalanan kak Windah. Kak Windah adalah seorang teman saya yang berasal dari Makassar. Tahun ini adalah kunjungannya yang kedua ke Lombok. Setelah tahun lalu ia juga berkunjung ke Lombok. Si penyuka laut ini memang mengapu tidak akan kapok untuk datang ke Lombok. Bagaimana tidak, Lombok memberikan lahan yang luas bagi kesukaannya yaitu snorkling dan diving. Hari pertama jalan-jalannya di Lombok seharusnya kami akan ke gili meno, tapi gagal lantaran suatu hal.
Kami krik-krik , kemudian langsung mendaftar teman-teman yang bisa diajakin buat jalan dan ngasi ide mau jalan kemana. Akhirnya kami terhubung dengan kak Riza yang aktif di komunitas Lombok Backpaker yang ngajakin ke Aik Nyet Sesaot. Sebelum berangkat kami berkenalan dulu dengan tiga orang lainnya yaitu kak Wahyu, kak Indra dan kak Tina (Indra dan Tina sudah saya kenal sebelumnya). Singkat cerita berangkatlah kami ke aik nyet Sesaot dengan mobil kak Wahyu.
Kami krik-krik , kemudian langsung mendaftar teman-teman yang bisa diajakin buat jalan dan ngasi ide mau jalan kemana. Akhirnya kami terhubung dengan kak Riza yang aktif di komunitas Lombok Backpaker yang ngajakin ke Aik Nyet Sesaot. Sebelum berangkat kami berkenalan dulu dengan tiga orang lainnya yaitu kak Wahyu, kak Indra dan kak Tina (Indra dan Tina sudah saya kenal sebelumnya). Singkat cerita berangkatlah kami ke aik nyet Sesaot dengan mobil kak Wahyu.

inilah kami :D
Tuesday, April 19, 2016
One Day Trip To Kuta Lombok

Terlintaslah pantai Kuta Lombok di Kabupaten Lombok Tengah yang menarik untuk didatangi. Pasalnya di sekitar tempat itu juga terdapat banyak lokasi yang bisa dikunjungi, jadi bisa dapat banyak tempat. Hal ini juga diperkuat dengan informasi dari kak Suri yang juga jadi teman jalan-jalan saya kali ini. Jadilah kak Suri yang menjadi guide kami ke pantai Kuta. Kak Suri yang berprofesi sebagai dosen ini hobi jalan-jalan, mulai dari pantai sampai gunung dia jabanin. So, cocok bangetlah buat ngajakin kak Suri jalan-jalan…haha.
Di hari minggu kami bertiga melintasi jalanan panjang beraspal dengan start dari rumah saya Lendang Nangka, Lombok Timur. Kami mengambil jalur BIL untuk sampai ke pantai Kuta dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam. Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WITA dan sampai di rumah kembali sekitar pukul 19.00 WITA. Perjalanan hari itu cerah ceria hampir panas menyengat tapi tak terasa karena kami bersemangat untuk jalan-jalan. Tapi…lama kelamaan rupanya rasa ngantuk menyerang kak Dewi yang saya bonceng, katanya sih gara-gara kebanyakan sarapan dan angin sepoi-sepoi. Dan ternyata rasa ngantuknya menular ke saya, OMG. Daripada ngantuk di jalan dan bisa membahayakan kami memutuskan mampir ****mart untuk membeli kopi.

Setelah melanjutkan perjalanan akhirnya sampailah kami pantai Kuta. Kawasan pantai Kuta kini ramai. Jalanannya hampir mirip kawasan Senggigi dengan hotel, homestay dan tempat makan di pinggirnya, hanya kurang lebar aja jalannya. Pantai Kuta adalah pantai pertama yang akan kamu temui jika datang ke kawasan ini. Karakteristik pantai ini adalah pasir putih yang memiliki butiran mirip ketumbar dan bebatuan yang menjorok ke tengah pantai. Viewnya cantik, kamu bisa bebas mengambil foto, mau mandi juga boleh.

Selanjutnya kami menuju bukit Merese yang ternyata nama aslinya adalah bukit Meresik. Tapi kebanyakan orang-orang melafalnya menjadi merese. Bukit ini lagi jadi salah satu bukit yang hits di Lombok. Pernah menjadi lokasi syuting film kalam-kalam langit. Bukit ini berada di sebelah pantai yang juga disebut pantai Merese. Bukit ini tidak terlalu tinggi, kamu bisa berjalan santai untuk mencapainya, nggak sampai bikin ngos-ngosan kok. Setelah naik ke atas bukit ini saya baru paham mengapa bukit ini jadi hits banget. Ini pasti gara-gara pemandangan cantik yang bisa kamu lihat dari atas sini. Serius….viewnya cakep banget!. Foto-foto cantikpun jelas kami dapatkan.

Rasanya nggak afdol kalau sudah tiba di daerah ini tapi nggak berkunjung ke Tanjung Aan. Tanjung Aan adalah nama pantai yang bisa dibilang berada paling ujung dari kawasan ini. Ternyata kalau di Tanjung Aan meskipun pasirnya sama-sama putih dengan Kuta tapi tekstur pasir di Tanjung Aan jauh lebih lembut. Lembut banget malah. Kamu harus cobain sendiri biar percaya. Jangan lupa buat foto-foto juga di tempat ini karena kamu bisa menyesal kalau tidak melakukannya. Cakep banget sih. Kami aja sampai mati gaya saking banyak foto yang kami ambil…hahaha.
Bagi saya, jalan-jalan kemarin sangat berkesan. Kami cewek, cuma bertiga dan pakai motor pula. Ternyata kuat juga saya bawa motor sampai ke Kuta *amazed*. Saya lebih terkesan lagi karena partner jalan-jalan saya kemarin sangat menyenangkan. Mereka nggak gampang mengeluh dan tangguh. Kami sama-sama paham ketika di perjalanan itu mesti ngapain. Foto-foto hasil jepretan kak Suri juga luar biasa cakep, nggak sia-sia jadi anak Fokus Unram ya kak …haha.
foto-foto lainnya bisa kamu lihat di instagram saya.
Kapan-kapan kita jalan-jalan lagi ya :)
Tuesday, April 5, 2016
Menikmati Makan Siang Ala Lesehan Tanak Maik

Entah sejak kapan persisnya tanak maik ramai dibicarakan orang, saya tidak tahu pasti. Hal yang saya tahu adalah tanak maik sering disebut-sebut orang sejak banyaknya lesehan yang menyajikan hidangan lezat di sana. Sudah pada tahu kan lesehan itu apa?. Oke saya anggap sudah tahu ya, jadi saya tidak perlu menjelaskan lagi. Jadi di daerah tanak maik ini terdapat beberapa lesehan yang lengkap dengan kolam-kolam ikan air tawar. Dimana sajian utama mereka adalah ikan air tawar bakar lengkap dengan pelecing kangkung dan sayur bening.

Tanak maik bisa kamu temukan dengan menempuh perjalanan selama sekitar 1,5 jam dari Kota Mataram. Setalah bertemu perempatan Masbagik kamu belok kiri, setelah sekitar satu kilometer kamu akan menemukan perempatan kecil. Nah di perempatan tersebut kamu belok kanan sekitar 800 meter maka sampailah kamu di kawasan tanak maik dengan beraneka lesehan. Ribet ya?, kalau nggak mau bingung pakai google maps saja pasti ada kok. Kalau dari rumah saya yang berada di Lendang Nangka, Tanak Maik sangatlah dekat. Saya hanya membutuhkan waktu maksimal 30 menit untuk mencapainya. Jadi bisa mampir kapan saja ke Tanak Maik.
Waktu itu saya dan keluarga (ibuk bapak dan adik) sengaja meluangkan waktu untuk makan siang bersama di lesehan Tanak Maik, bertepatan dengan hari ulang tahun adik saya yang paling kecil. Kami hanya ingin menikmati waktu bersama, sesekali libur masak di rumah dan makan di luar. Meskipun tiga orang anggota keluarga lainnya tidak bisa ikut karena tidak sedang di Lombok. Kami biasa memilih lesehan purnama tiap kali ke Tanak Maik. Hanya berdasarkan rekomendasi teman saya yang telah mencoba lesehan lain di Tanak Maik dan lesehan purnamalah yang paling enak, katanya. Kali itu bukanlah yang pertama saya datang ke lesehan Tanak Maik dan kami memang langsung cocok dengan lesehan purnama.

Lesehan yang saya datangi berada dekat dengan komplek persawahan. Sejauh mata memandang adalah petak-petak sawah yang sedang hijau-hijaunya waktu itu. Terdapat banyak kolam-kolam ikan dengan ikan-ikan segar yang berenang ke sana kemari. Di atas kolam dibangun berugak-berugak, ada yang dengan empat tiang da nada yang dengan enam tiang. Berugak adalah sebutan untuk sejenis gazebo yang biasa ada di rumah-rumah masyarakat Lombok.

Makanan utama yang menjadi andalan di lesehan ini adalah ikan air tawar bakar dengan bumbu khas yang meresap sampai ke bagian dalam ikan. Dijamin kamu tidak akan bisa menolak untuk menghabiskannya. Sajian ikan bakar ini dilengkapi dengan nasi putih, pelecing kangkung, sayur bening dan sambel pedes yang bisa dicocol. Kalau orang Lombok sih doyan banget makan ala-ala begini. Oh ya di bulan Ramadhan lesehan ini sangat ramai. Sering dijadikan tempat buka puasa bersama, sampai-sampai harus booking terlebih dahulu supaya dapat tempat. Lesehan ini bisa jadi alternatif tempat makan di sekitar Lombok Timur.
Monday, April 4, 2016
Ternyata Pantai Cantik Tak Hanya Milik Lombok

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata pantai?, apakah debur ombak?, laut biru yang dinaungi langit biru dan awan putih yang bergelung?, pasir putih yang mesra menyentuh kaki?, lambaian pohon kelapa?, sunset dan sunrise?, atau kenangan tentang sang mantan? #oke abaikan yang ini #dilarang baper. Apapun itu yang pasti pantai pasti selalu meninggalkan kenangan yang indah bukan.
Tuesday, March 8, 2016
#DAY7: Cerita Dari Sumbawa Yang Belum Usai
Sudah hari ke tujuh kami berada di Sumbawa dan tadi malam kami sudah kembali menginap di camp Newmont. Hari ini kami masih akan berkeliling ke daerah lingkar tambang Newmont. Tempat yang kami kunjungi pertama adalah tempat pembuatan Virgin Coconat Oil (VCO) yang berada di Desa Dasan Kecamatan Jereweh, masih di Kabupaten Sumbawa Barat. VCO yang dibuat di tempat ini adalah hasil kerjasama antara warga masyarakat, Newmont dan IPB. Ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang dibantu oleh Newmont. Newmont membantu untuk penyediaan peralatan. VCO yang dihasilkan di tempat ini merupakan bahan untuk membuat kosmetik yang pembuatannya dilakukan oleh IPB. Pelatihan VCO untuk masyarakat juga dilakukan secara rutin.
Setelah dari tempat pembuatan VCO kami akan menuju Desa Kertasari. Kali ini kami akan mendatangi desa yang berada di tepi pantai. Yaa…kertasari adalah kampung nelayan yang secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Memasuki Kertasari tampaklah rumah-rumah panggung yang menjadi ciri perkampungan nelayan. Pola ruang berubah maka berubah pula aspek yang lain termasuk bentuk rumah dan pekerjaan penduduknya. Namun terdapat beberapa rumah yang bentuknya bukan lagi rumah panggung tetapi rumah batu bata seperti rumah di desa atau kota lain. Bau laut menembus indra penciuman kami, angina laut menyapa kulit kami, dan sinar matahari yang terik sudah lama membuat kulit satu tingkat lebih gelap dari sebelum kami datang ke Sumbawa, tetapi para peserta bootcamp masih bersemangat. Masih semangat karena akan mendapatkan hal baru lagi, cerita baru lagi, foto baru lagi.

Kertasari merupakan desa nelayan yang menjadi penghasil rumput laut dan mengolah rumput laut tersebut menjadi berbagai macam produk. Produk olahan rumput laut yang dihasilkan antara lain adalah dodol rumput laut dan stik rumput laut. Newmont juga memberikan dukungan kepada Kertasari untuk pengembangan rumput laut. Hampir semua penduduk Kertasari menggantungkan hidupnya pada laut salah satunya dengan menjadi petani rumput laut. Satu hal lagi yang tidak biasa adalah ternyata hampir 75% penduduk Kertasari adalah keturunan bugis, berdarah Sulawesi. Jadi bahasa yang digunakan adalah campuran antara bahasa Sumbawa dan bahasa bugis.

Di Kertasari kami dijamu makan siang dengan makanan yang luar biasa sedapnya. Ada urap rumput laut, sate abalone (sejenis kerang laut), sepat (makanan khas Sumbawa yang berbahan dasar ikan dengan daun aru), sambel cumi, dan sambel cabe rawit yang super enak. Di tengah teriknya matahari kami makan siang dengan sangat lahap. Makan siang kami dilengkapi dengan es rumput laut yang manis dan segar. Rasa rumput lautnya yang kenyal terasa segar. Rumput laut yang digunakan sudah berbentuk jeli. Cara membuatnya adalah rumput laut tersebut dimasak bersama air hingga mengental kemudian ditempatkan dalam wadah, setelah dingin dipotong-potong dan dicampur dengan bahan es campur yang lain.

Setelah mengunjungi Kertasari kami mengunjungi landmark Taliwang yang hits yaitu masjid Agung Darussalam Taliwang. Kami melaksanakan sholat ashar di masjid ini. Masjid megah ini dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan memiliki halaman luas yang sering digunakan oleh masyarakat untuk sekedar bersantai. Kami juga sempat menikmati halaman masjid ini dan mengambil foto di depannya. Senyum masih mengembang di wajah-wajah kami. Selagi di Taliwang kami juga mampir ke rumah pak Arie Burhanuddin selaku penanggung jawab kegiatan Newmont Bootcamp di Sumbawa. Pak Arie dengan senang hati (apa terpaksa ya…bukan gara-gara dipaksa kak Cumi kan pak? …haha) mengundang kami ke rumahnya. Sekedar untuk menikmati secangkir kopi dan sepiring kue. Terima kasih banyak pak atas undangannya.

Satu hari lagi bertambah. Bertambah lagi cerita kami, pertambah lagi pengalaman dan wawasan kami. Sumbawa telah memberikan cerita baru dalam kehidupan kami masing-masing. Sumbawa menjadi tanah yang mempertemukan kami. Banyak cerita baik yang harus didengar oleh orang banyak di luar sana tentang Sumbawa. Dan semoga kami bisa menjadi penutur yang baik bagi mereka.
Setelah dari tempat pembuatan VCO kami akan menuju Desa Kertasari. Kali ini kami akan mendatangi desa yang berada di tepi pantai. Yaa…kertasari adalah kampung nelayan yang secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Memasuki Kertasari tampaklah rumah-rumah panggung yang menjadi ciri perkampungan nelayan. Pola ruang berubah maka berubah pula aspek yang lain termasuk bentuk rumah dan pekerjaan penduduknya. Namun terdapat beberapa rumah yang bentuknya bukan lagi rumah panggung tetapi rumah batu bata seperti rumah di desa atau kota lain. Bau laut menembus indra penciuman kami, angina laut menyapa kulit kami, dan sinar matahari yang terik sudah lama membuat kulit satu tingkat lebih gelap dari sebelum kami datang ke Sumbawa, tetapi para peserta bootcamp masih bersemangat. Masih semangat karena akan mendapatkan hal baru lagi, cerita baru lagi, foto baru lagi.

*sumber foto: Monika Yolando Putri
Kertasari merupakan desa nelayan yang menjadi penghasil rumput laut dan mengolah rumput laut tersebut menjadi berbagai macam produk. Produk olahan rumput laut yang dihasilkan antara lain adalah dodol rumput laut dan stik rumput laut. Newmont juga memberikan dukungan kepada Kertasari untuk pengembangan rumput laut. Hampir semua penduduk Kertasari menggantungkan hidupnya pada laut salah satunya dengan menjadi petani rumput laut. Satu hal lagi yang tidak biasa adalah ternyata hampir 75% penduduk Kertasari adalah keturunan bugis, berdarah Sulawesi. Jadi bahasa yang digunakan adalah campuran antara bahasa Sumbawa dan bahasa bugis.

*sumber foto: Monika Yolando Putri
Di Kertasari kami dijamu makan siang dengan makanan yang luar biasa sedapnya. Ada urap rumput laut, sate abalone (sejenis kerang laut), sepat (makanan khas Sumbawa yang berbahan dasar ikan dengan daun aru), sambel cumi, dan sambel cabe rawit yang super enak. Di tengah teriknya matahari kami makan siang dengan sangat lahap. Makan siang kami dilengkapi dengan es rumput laut yang manis dan segar. Rasa rumput lautnya yang kenyal terasa segar. Rumput laut yang digunakan sudah berbentuk jeli. Cara membuatnya adalah rumput laut tersebut dimasak bersama air hingga mengental kemudian ditempatkan dalam wadah, setelah dingin dipotong-potong dan dicampur dengan bahan es campur yang lain.

*dokumen pribadi
Setelah mengunjungi Kertasari kami mengunjungi landmark Taliwang yang hits yaitu masjid Agung Darussalam Taliwang. Kami melaksanakan sholat ashar di masjid ini. Masjid megah ini dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan memiliki halaman luas yang sering digunakan oleh masyarakat untuk sekedar bersantai. Kami juga sempat menikmati halaman masjid ini dan mengambil foto di depannya. Senyum masih mengembang di wajah-wajah kami. Selagi di Taliwang kami juga mampir ke rumah pak Arie Burhanuddin selaku penanggung jawab kegiatan Newmont Bootcamp di Sumbawa. Pak Arie dengan senang hati (apa terpaksa ya…bukan gara-gara dipaksa kak Cumi kan pak? …haha) mengundang kami ke rumahnya. Sekedar untuk menikmati secangkir kopi dan sepiring kue. Terima kasih banyak pak atas undangannya.

*lupa siapa yang foto
Satu hari lagi bertambah. Bertambah lagi cerita kami, pertambah lagi pengalaman dan wawasan kami. Sumbawa telah memberikan cerita baru dalam kehidupan kami masing-masing. Sumbawa menjadi tanah yang mempertemukan kami. Banyak cerita baik yang harus didengar oleh orang banyak di luar sana tentang Sumbawa. Dan semoga kami bisa menjadi penutur yang baik bagi mereka.
Sunday, March 6, 2016
#DAY6: Masih, Melihat Daerah Lingkar Tambang Lebih Dekat
Hari ke enam, dan kami masih berada di desa lingkar tambang Newmont. Hari ini kelompok kami akan berkunjung ke Kecamatan Sekongkang. Sementara kelompok satu yang sedang berada di Sekongkang akan berkunjung ke Maluk. Masih dalam suasana jalan-jalan melihat potensi yang ada di daerah yang berada di lingkar tambang, kami semua masih bersemangat. Meskipun panasnya matahari Sumbawa begitu menyengat. Tapi tak mengapa karena hari ini kami akan melihat yang segar-segar.

Kami bergerak menuju Sekongkang untuk mengunjungi tempat wisata air terjun. Tidak disangka kalau Sumbawa juga punya air terjun yang indah, namanya air terjun perpas. Air terjun ini tepatnya berada di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk diketahui bahwa Kecamatan Maluk, Kecamatan Sekongkang, dan Kecamatan Jereweh merupakan daerah lingkar tambang Newmont. Tiga kecamatan tersebut menjadi fokus Newmont dalam menjalankan program-program CSR nya. Oke balik lagi ke air terjun perpas -,- …. Jadi untuk mencapai air terjun perpas kamu harus berjalan memasuki hutan dan jalan setapak selama 45 sampai 60 menit. Jauh ya? Iya emang jauh. Tetapi jangan khawatir perjalanan jauh itu tidak akan ada artinya jika dilakukan bersama teman-teman dan hati yang riang. Naik turun jalan dan keringat yang bercucuran akan terbayarkan dengan segarnya air terjun yang telah menanti. Benar saja, sesampainya kami di Perpas semua rasa lelah terbayarkan. Bayangkan saja komposisi ini; pepohonan hijau, langit biru, suara burung bersahutan, dan suara air mengalir sudah pasti akan membuatmu segar kembali. Meskipun air terjun ini tidak seperti air terjun Sendang Gila yang ada di Lombok tetapi air terjun ini cukup memuaskan bagi kami yang saat itu kegerahan. Beberapa teman-teman langsung mandi, menikmati air terjun Perpas. Di daerah aliran air trejun Perpas ini Newmont membantu pembuatan bak tampungan air yang kemudian dialirkan ke desa, ke rumah-rumah penduduk.

Setelah puas main di air terjun kami bergerak turun untuk makan siang dan menuju lokasi berikutnya. Mengunjungi sebuah perkebunan jeruk adalah tujuan kami berikutnya. Jeruk adalah buah favorit saya dan saya excited mau melihat kebun jeruk secara langsung karena jujur saja saya belum pernah melihat kebun jeruk sebelumnya. Tetapi sesampainya di lokasi saya sedikit kecewa karena jeruknya belum ada yang matang, saya kan jadi tidak bisa mencicipi #eh. Belum waktunya panen sih. Kebun jeruk ini bisa menjadi tujuan wisata seperti di Malang jika disiapkan dengan lebih baik.

Perjalanan kami hari itu tidak berakhir di kebun jeruk karena masih ada tempat berikutnya yang akan kami datangi. Selanjutnya, kami menuju tempat wisata yang menyajikan permainan outdoor yaitu flying fox. Tempat ini terbilang masih baru, tampak masih melakukan penataan disana-sini dan terus meningkatkan fasilitas yang ada. Beberapa teman saya ingin mencoba flying fox, mereka bersemangat ingin mencoba tetapi harus mereka harus menelan keinginannya karena tali flying fox putus. Hal ini bisa jadi pelajaran berharga untuk pengelola taman agar lebih memperhatikan fasilitas, kontrol dan perawatannya. Satu tempat lagi yang akan kami tuju sebelum kembali ke Townsite yaitu pantai Lawar. Tidak ada hal serius yang akan kami lakukan di pantai Lawar, kami hanya akan menikmati sunset dan pemandangan pantai. Sambil berfoto-foto narsis tentu saja. Bertambah lagi pantai indah yang saya temui di Sumbawa.

Perjalanan hari ini memberikan pemahaman bahwa ternyata Sumbawa memiliki lokasi wisata yang tidak kalah potensial dengan Lombok. Hanya perlu dilakukan penataan dan peningkatan fasilitas serta promosi wisata yang serius. Dukungan dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat sangat diperlukan. Pariwisata bisa menjadi sektor utama yang berkembang di masa depan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat apalagi selepas Newont tak lagi beroperasi kelak.

*sumber foto: Monika Yolando Putri
Kami bergerak menuju Sekongkang untuk mengunjungi tempat wisata air terjun. Tidak disangka kalau Sumbawa juga punya air terjun yang indah, namanya air terjun perpas. Air terjun ini tepatnya berada di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk diketahui bahwa Kecamatan Maluk, Kecamatan Sekongkang, dan Kecamatan Jereweh merupakan daerah lingkar tambang Newmont. Tiga kecamatan tersebut menjadi fokus Newmont dalam menjalankan program-program CSR nya. Oke balik lagi ke air terjun perpas -,- …. Jadi untuk mencapai air terjun perpas kamu harus berjalan memasuki hutan dan jalan setapak selama 45 sampai 60 menit. Jauh ya? Iya emang jauh. Tetapi jangan khawatir perjalanan jauh itu tidak akan ada artinya jika dilakukan bersama teman-teman dan hati yang riang. Naik turun jalan dan keringat yang bercucuran akan terbayarkan dengan segarnya air terjun yang telah menanti. Benar saja, sesampainya kami di Perpas semua rasa lelah terbayarkan. Bayangkan saja komposisi ini; pepohonan hijau, langit biru, suara burung bersahutan, dan suara air mengalir sudah pasti akan membuatmu segar kembali. Meskipun air terjun ini tidak seperti air terjun Sendang Gila yang ada di Lombok tetapi air terjun ini cukup memuaskan bagi kami yang saat itu kegerahan. Beberapa teman-teman langsung mandi, menikmati air terjun Perpas. Di daerah aliran air trejun Perpas ini Newmont membantu pembuatan bak tampungan air yang kemudian dialirkan ke desa, ke rumah-rumah penduduk.

*sumber foto: Monika Yolando Putri
Setelah puas main di air terjun kami bergerak turun untuk makan siang dan menuju lokasi berikutnya. Mengunjungi sebuah perkebunan jeruk adalah tujuan kami berikutnya. Jeruk adalah buah favorit saya dan saya excited mau melihat kebun jeruk secara langsung karena jujur saja saya belum pernah melihat kebun jeruk sebelumnya. Tetapi sesampainya di lokasi saya sedikit kecewa karena jeruknya belum ada yang matang, saya kan jadi tidak bisa mencicipi #eh. Belum waktunya panen sih. Kebun jeruk ini bisa menjadi tujuan wisata seperti di Malang jika disiapkan dengan lebih baik.

*sumber foto: Monika Yolando Putri
Perjalanan kami hari itu tidak berakhir di kebun jeruk karena masih ada tempat berikutnya yang akan kami datangi. Selanjutnya, kami menuju tempat wisata yang menyajikan permainan outdoor yaitu flying fox. Tempat ini terbilang masih baru, tampak masih melakukan penataan disana-sini dan terus meningkatkan fasilitas yang ada. Beberapa teman saya ingin mencoba flying fox, mereka bersemangat ingin mencoba tetapi harus mereka harus menelan keinginannya karena tali flying fox putus. Hal ini bisa jadi pelajaran berharga untuk pengelola taman agar lebih memperhatikan fasilitas, kontrol dan perawatannya. Satu tempat lagi yang akan kami tuju sebelum kembali ke Townsite yaitu pantai Lawar. Tidak ada hal serius yang akan kami lakukan di pantai Lawar, kami hanya akan menikmati sunset dan pemandangan pantai. Sambil berfoto-foto narsis tentu saja. Bertambah lagi pantai indah yang saya temui di Sumbawa.

*sumber foto: Iqbal Kautsar
Perjalanan hari ini memberikan pemahaman bahwa ternyata Sumbawa memiliki lokasi wisata yang tidak kalah potensial dengan Lombok. Hanya perlu dilakukan penataan dan peningkatan fasilitas serta promosi wisata yang serius. Dukungan dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat sangat diperlukan. Pariwisata bisa menjadi sektor utama yang berkembang di masa depan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat apalagi selepas Newont tak lagi beroperasi kelak.
#DAY5: Melihat Lebih Dekat Kehidupan Di Daerah Lingkar Tambang
Di hari kelima kami tidak lagi berkeliling di area tambang tetapi berkeliling di desa yang berada di lingkar tambang Newmont. Salah satunya adalah bertemu adik-adik di sebuah sekolah di Maluk. Rombongan peserta bootcamp dibagi menjadi dua kelompok; kelompok satu menginap di Kecamatan Sekongkang dan kelompok dua menginap di Kecamatan Maluk. Saya masuk ke dalam kelompok dua yang berarti menginap di Kecamatan Maluk. Di kelompok dua saya bersama bunda Intan, bunda Donna, Kak Monik, Kak Chakry, Shouma, Afi, Kadek, bli Putu, mas Iqbal, kak Timo, kak Cumi, mas Bram, Ikhsan, dan Satria. Kami menginap di salah satu rumah warga, terpisah antara laki-laki dan perempuan. Para perempuan menginap di rumah pak Arifin.
Malam telah tiba ketika kami sampai di rumah pak Arifin. Sebelumnya kami menikmati sunset di pantai Rantung, dan yaaa kalian harus tahu kalau sunsetnya indah banget. Kayaknya saya perlu menulis bagian khusus tentang sunset yang indah ini. Setelah menikmati sunset kami makan malam di sebuah warung makan. Kehidupan di luar area pertambangan Newmont sama seperti desa-desa lain. Rumah-rumah dengan berbagai tipe, toko-toko, sekolah, masjid, warung makan, dll menghiasi wajah Maluk. Malam ini kami tidak bisa langsung tidur karena kami harus menyiapkan bahan untuk bertemu adik-adik di sekolah besok pagi. Kami akan sedikit sharing dengan adik-adik sekolah yang mudah-mudahan dapat menginspirasi mereka.

Akhirnya pagi ini tiba, jadwal padat telah menanti kami hari ini. Pertama kami akan berkunjung ke SMKN 1 Maluk untuk sharing bersama para siswa. Sekolah ini di kelilingi bukit hijau yang menyejukkan mata. Bangunan sekolah yang masih baru dengan bau cat yang masih terasa di indra penciuman. Para guru dan siswa menunjukkan wajah penuh senyum ketika menerima kedatangan kami. Kami tidak menyangka kalau para siswa akan sangat antusias dengan kedatangan kami. Sharing tentang cita-cita dan impian dengan para siswa membuat kami semua sama-sama belajar bahwa semuanya bisa diraih jika ada kemauan. Siswa-siswa tersebut tidak ada yang malu-malu mengungkapkan impian dan cita-cita mereka. Mereka dengan yakin sudah bisa mengungkapkan akan jadi apa mereka kelak. Hal yang menarik lainnya adalah ketika pertambangan Newmont sering “dihujat” oleh warga sekitar tambang tetapi mengapa ada anak-anak yang bercita-cita ingin bekerja di Newmont kelak dan itu merupakan bagian dari keinginan orang tua mereka juga. Ada harapan dari wajah-wajah mereka sebagai generasi penerus yang akan membangun Sumbawa menjadi lebih baik di masa depan.

Hari sudah siang, sudah saatnya berpisah dengan adik-adik SMKN 1 Maluk. Kami bergerak untuk mencari makan siang sebelum berkunjung ke lokasi lain di daerah lingkar tambang Newmont. Kami menikmati hidangan laut sebagai menu makan siang di pantai Maluk. Saya bertemu lagi dengan pantai cantik di Sumbawa, pantai Maluk. Ikan bakar dan rarit menjadi menu andalan di pantai Maluk. Rarit adalah makanan yang terbuat dari daging sapi, mirip dendeng sapi, kemudian dimakan bersama sambel cabe rawit. Selain itu ada juga pisang goreng sebagai cemilan and you know what? makannya pakai sambel. Iya serius, makan pisang goreng dicocol sambel cabe rawit. Belum pernah nyobain kan, makanya datang ke pantai Maluk. Oh ya jangan lupa kelapa mudanya. Nggak afdol dong kalau makan di pinggir pantai tanpa kelapa muda. Pantai Maluk merupakan salah satu pantai yang banyak dikunjungi wisatawan. Birunya air laut, pasir putih, dan ombak yang bergelung manja di kaki pantai akan membuat jatuh hati setiap yang datang ke sana. Di pantai Maluk juga terdapat penangkaran anak penyu alias tukik yang di dukung oleh Newmont. Kami berkesempatan untuk melepas tukik yang telah siap bertemu lautan luas. Sebuah pengalaman yang tidak didapatkan oleh banyak orang.

Selanjutnya kami bergerak menuju tempat pembuatan coconet. Coconet adalah semacam jaring yang terbuat dari sabut kelapa. Sebelumnya sabut kelapa tersebut dipilin hingga menjadi sebuah tali dengan bantuan mesin khusus. Setelah tali-tali tersebut jadi barulah dibentuk menjadi jaring atau net. Coconet digunakan sebagai bahan dalam proses reklamasi, sebagai penyangga tanah dan penahan air. Jadi, keberadaan coconet dapat memperkuat tanah, menyebabkan topsoil yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman tidak mudah tererosi ketika hujan turun. Sebuah teknologi sederhana yang sangat bermanfaat. Setelah melihat tempat pembuatan coconet kami menuju bank sampah yang dimiliki Maluk. Bank sampah menjadi solusi tepat untuk mengurangi masalah sampah yang ada di Maluk. Menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk mengurus sampah mereka. Bayangkan saja, menabung sampah dan menghasilkan uang, siapa yang tidak mau?. Terakhir kami berkunjung ke kebun buah naga dan tempat pembibitan tanaman yang disediakan Newmont bagi masyarakat sekitar. Masyarakat bisa mendapatkan bibit tanaman tersebut secara cuma-cuma asalkan benar-benar ditanam dan dirawat dengan baik.

Hasil perjalanan hari ini memperlihatkan bahwa Maluk hari ini adalah Maluk yang telah jauh berkembang dari segala sisi dibandingkan dengan Maluk bertahun-tahun yang lalu. Itu adalah hal baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa Newmont membawa dampak yang siginifikan terhadap kehidupan masyarakat di lingkar tambang saat ini. Newmont sedikit banyak menjadi jalan masyarakat tumbuh dengan masa depan cerah yang bisa diraih bersama-sama.
Malam telah tiba ketika kami sampai di rumah pak Arifin. Sebelumnya kami menikmati sunset di pantai Rantung, dan yaaa kalian harus tahu kalau sunsetnya indah banget. Kayaknya saya perlu menulis bagian khusus tentang sunset yang indah ini. Setelah menikmati sunset kami makan malam di sebuah warung makan. Kehidupan di luar area pertambangan Newmont sama seperti desa-desa lain. Rumah-rumah dengan berbagai tipe, toko-toko, sekolah, masjid, warung makan, dll menghiasi wajah Maluk. Malam ini kami tidak bisa langsung tidur karena kami harus menyiapkan bahan untuk bertemu adik-adik di sekolah besok pagi. Kami akan sedikit sharing dengan adik-adik sekolah yang mudah-mudahan dapat menginspirasi mereka.

*sumber foto: Iqbal Kautsar
Akhirnya pagi ini tiba, jadwal padat telah menanti kami hari ini. Pertama kami akan berkunjung ke SMKN 1 Maluk untuk sharing bersama para siswa. Sekolah ini di kelilingi bukit hijau yang menyejukkan mata. Bangunan sekolah yang masih baru dengan bau cat yang masih terasa di indra penciuman. Para guru dan siswa menunjukkan wajah penuh senyum ketika menerima kedatangan kami. Kami tidak menyangka kalau para siswa akan sangat antusias dengan kedatangan kami. Sharing tentang cita-cita dan impian dengan para siswa membuat kami semua sama-sama belajar bahwa semuanya bisa diraih jika ada kemauan. Siswa-siswa tersebut tidak ada yang malu-malu mengungkapkan impian dan cita-cita mereka. Mereka dengan yakin sudah bisa mengungkapkan akan jadi apa mereka kelak. Hal yang menarik lainnya adalah ketika pertambangan Newmont sering “dihujat” oleh warga sekitar tambang tetapi mengapa ada anak-anak yang bercita-cita ingin bekerja di Newmont kelak dan itu merupakan bagian dari keinginan orang tua mereka juga. Ada harapan dari wajah-wajah mereka sebagai generasi penerus yang akan membangun Sumbawa menjadi lebih baik di masa depan.

*sumber foto: Ari Burhanudin
Hari sudah siang, sudah saatnya berpisah dengan adik-adik SMKN 1 Maluk. Kami bergerak untuk mencari makan siang sebelum berkunjung ke lokasi lain di daerah lingkar tambang Newmont. Kami menikmati hidangan laut sebagai menu makan siang di pantai Maluk. Saya bertemu lagi dengan pantai cantik di Sumbawa, pantai Maluk. Ikan bakar dan rarit menjadi menu andalan di pantai Maluk. Rarit adalah makanan yang terbuat dari daging sapi, mirip dendeng sapi, kemudian dimakan bersama sambel cabe rawit. Selain itu ada juga pisang goreng sebagai cemilan and you know what? makannya pakai sambel. Iya serius, makan pisang goreng dicocol sambel cabe rawit. Belum pernah nyobain kan, makanya datang ke pantai Maluk. Oh ya jangan lupa kelapa mudanya. Nggak afdol dong kalau makan di pinggir pantai tanpa kelapa muda. Pantai Maluk merupakan salah satu pantai yang banyak dikunjungi wisatawan. Birunya air laut, pasir putih, dan ombak yang bergelung manja di kaki pantai akan membuat jatuh hati setiap yang datang ke sana. Di pantai Maluk juga terdapat penangkaran anak penyu alias tukik yang di dukung oleh Newmont. Kami berkesempatan untuk melepas tukik yang telah siap bertemu lautan luas. Sebuah pengalaman yang tidak didapatkan oleh banyak orang.

*sumber foto: Satria Junanda
Selanjutnya kami bergerak menuju tempat pembuatan coconet. Coconet adalah semacam jaring yang terbuat dari sabut kelapa. Sebelumnya sabut kelapa tersebut dipilin hingga menjadi sebuah tali dengan bantuan mesin khusus. Setelah tali-tali tersebut jadi barulah dibentuk menjadi jaring atau net. Coconet digunakan sebagai bahan dalam proses reklamasi, sebagai penyangga tanah dan penahan air. Jadi, keberadaan coconet dapat memperkuat tanah, menyebabkan topsoil yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman tidak mudah tererosi ketika hujan turun. Sebuah teknologi sederhana yang sangat bermanfaat. Setelah melihat tempat pembuatan coconet kami menuju bank sampah yang dimiliki Maluk. Bank sampah menjadi solusi tepat untuk mengurangi masalah sampah yang ada di Maluk. Menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk mengurus sampah mereka. Bayangkan saja, menabung sampah dan menghasilkan uang, siapa yang tidak mau?. Terakhir kami berkunjung ke kebun buah naga dan tempat pembibitan tanaman yang disediakan Newmont bagi masyarakat sekitar. Masyarakat bisa mendapatkan bibit tanaman tersebut secara cuma-cuma asalkan benar-benar ditanam dan dirawat dengan baik.

*sumber foto: Lalu Budi Karyadi
Hasil perjalanan hari ini memperlihatkan bahwa Maluk hari ini adalah Maluk yang telah jauh berkembang dari segala sisi dibandingkan dengan Maluk bertahun-tahun yang lalu. Itu adalah hal baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa Newmont membawa dampak yang siginifikan terhadap kehidupan masyarakat di lingkar tambang saat ini. Newmont sedikit banyak menjadi jalan masyarakat tumbuh dengan masa depan cerah yang bisa diraih bersama-sama.
Friday, March 4, 2016
#DAY4: Pengelolaan Lingkungan Itu Bukanlah Hanya Omong Kosong
Hari ke empat adalah jadwal kami mengunjungi departemen lingkungan hidup Newmont. Kami akan melihat secara langsung bagiamana Newmont mengelola lingkungan yang terdampak akibat keberadaannya dan mendengar penjelasan para ahli ddari departemen lingkungan hidup Newmont. Sampai hari ke empat ini banyak pengetahuan dan pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yang saya peroleh. Menyenangkan rasanya ketika setiap harinya kita bisa meningkatkan kapasitas diri dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman.
Departemen lingkungan hidup merupakan departemen yang tidak kalah penting jika dibandingkan dengan departemen lain di lingkungan Newmont. Jika departemen lingkungan hidup tidak ada maka perjalanan penambangan Newmont selama ini tidak akan berjalan lancar. Bisa dikatakan bahwa departemen lingkungan hidup adalah bagian yang bekerja paling akhir hingga kelak pertambangan Newmont tutup. Merekalah yang paling terakhir angkat kaki dari Newmont sampai lunas reklamasi lahan yang harus mereka lakukan. Meski begitu departemen lingkungan hidup terus menerus bekerja untuk mempersiapkan kebutuhan untuk reklamasi dan pemeliharaan lingkungan sekitar tambang.

Di sekitar area kantor departemen lingkungan hidup Newmont terdapat Nursery Environmental, semacam lahan tempat budidaya dan perawatan tanaman yang akan digunakan untuk reklamasi. Di tempat ini dilakukan pembibitan selama enam bulan, kemudian dirawat sampai mencapai usia siap tanam. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang merupakan tanaman asli daerah Sumbawa. Mengingat prinsip reklamasi yang harus mengembalikan lahan mirip seperti semula. Jadi tanaman atau pohon yang ditanam adalah tanaman asli dari daerah tersebut.

Setelah melihat lokasi Nursery kami menuju lokasi yang sedang dalam proses reklamasi oleh Newmont. Kami melihat secara langsung bagaimana usaha Newmont untuk mengembalikan lahan yang telah dipakai menjadi seperti semula. Biaya yang ditanggung tidaklah sedikit, namun Newmont berkomitmen untuk bertanggung jawab hingga tuntas. Kegiatan reklamasi dimulai dari penyiapan lahan yang tidak mudah, agar bisa ditanami. Topsoil yang digunakan adalah topsoil yang telah dikumpulkan dan dipelihara dari lahan yang telah dibuka pada waktu yang lalu. Jadi tidaklah mengeruk tanah dari tempat lain lagi. Semuanya telah dipersiapkan secara matang oleh Newmont. Terlihat bahwa usaha reklamasi yang secara perlahan telah dilakukan Newmont sudah berhasil. Lahan yang tidak dipergunakan lagi oleh Newmont dengan segera akan direklamasi, tidak menunggu kontrak karya Newmont berakhir baru dilakukan reklamasi. Namun sudah mulai dilakukan sedikit demi sedikit.

Departemen lingkungan Hidup juga melakukan pemeliharaan rutin seperti mengontrol air permukaan, mengontrol curah hujan, dan menganalisis perubahan-perubahan lingkungan lainnya. Hal yang harus diutamakan adalah mencegah perusakan lingkungan, meminimalisir kerusakan dan mengupayakan perbaikan atas kerusakan yang telah terjadi. Newmont melalui departemen lingkungan hidupnya telah menyiapkan dam-dam sebagai tempat pengendali air untuk mencegah bercampurnya air tambang dengan air sungai yang digunakan warga. Salah satu dam pengendali air yang dimiliki Newmont adalah Dam Santong 3. Dam Santong 3 ini berfungsi untuk menampung air tambang yang akan diolah kembali dan digunakan untuk keperluan di pabrik pengolahan. Dalam tour hari ini kami juga mengunjungi Landfill Incinerator yaitu sebagai tempat pembakaran sampah medis dan tempat pengolahan sampah basah Newmont. Sampah medis Newmont dibakar dengan alat khusus yang disebut incinerator, dan penggunaannya telah mendapatkan ijin yang sah. Sedangkan sampah rumah tangga diolah Newmont yang hasilnya kemudian digunakan untuk menyiram lapangan golf, dll.

Seperti yang diketahui bahwa hasil akhir dari proses penambangan di Newmont adalah konsentrat dan tailing. Konsentrat adalah bahan mineral berharga yang mengandung tembaga, emas dan perak. Sedangkan tailing merupakan limbah yang tidak digunakan lagi. Pengelolaan tailing atau limbah pertambangan ini telah dipikirkan dengan matang oleh Newmont. Meski sejak dulu persoalan tailing ini selalu diperdebatkan oleh masyarakat luar yang tidak mengerti duduk perkaranya. Selama ini Newmont menempatkan tailing mereka di bawah laut dengan kedalaman 4000 meter tepatnya di Teluk Senunu, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Penempatan tailing ini bukanlah tanpa dasar tetapi berdasarkan ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup melalu SK Menteri No. 24 Tahun 2002. Batas jumlah tailing yang diizinkan adalah sebesar 54,8 juta dmt (dry metric ton) per tahun. Sebuah teknik khusus digunakan dalam menempatkan tailing di bawah laut yaitu teknik DSTP (Deep Sea Tailing Placement) dan teknik gravitasi. Hal yang menjadi pertimbangan penempatan tailing di bawah laut adalah karena jika ditampung di darat akan membutuhkan lahan yang tidak sedikit dan akibat yang bisa timbul di kemudian hari jika terjadinya kebocoran penampungan akan lebih merugikan. Setelah ditempatkan di bawah laut tailing tidak ditinggalkan begitu saja tetapi terus dikontrol untuk mengetahui pergerakannya dan bagaimana kondisinya di bawah sana. Penelitian terus dilakukan sebagai bagian dari kontrol tailing antara lain memeriksa sampel sedimen dan air laut, serta meneliti dampaknya terhadap ekosistem laut. Penelitian yang dilakukan Newmont juga bekerjasama dengan LIPI.

Pemeliharaan lingkungan terus menerus dilakukan Newmont. Bukan hanya sebagai janji kepada pemerintah untuk mengembalikan lahan seperti sedia kala tetapi juga sebagai bentuk tangggung jawab Newmont untuk menjaga bumi bagi generasi berikutnya.
Departemen lingkungan hidup merupakan departemen yang tidak kalah penting jika dibandingkan dengan departemen lain di lingkungan Newmont. Jika departemen lingkungan hidup tidak ada maka perjalanan penambangan Newmont selama ini tidak akan berjalan lancar. Bisa dikatakan bahwa departemen lingkungan hidup adalah bagian yang bekerja paling akhir hingga kelak pertambangan Newmont tutup. Merekalah yang paling terakhir angkat kaki dari Newmont sampai lunas reklamasi lahan yang harus mereka lakukan. Meski begitu departemen lingkungan hidup terus menerus bekerja untuk mempersiapkan kebutuhan untuk reklamasi dan pemeliharaan lingkungan sekitar tambang.

*dokumen pribadi
Di sekitar area kantor departemen lingkungan hidup Newmont terdapat Nursery Environmental, semacam lahan tempat budidaya dan perawatan tanaman yang akan digunakan untuk reklamasi. Di tempat ini dilakukan pembibitan selama enam bulan, kemudian dirawat sampai mencapai usia siap tanam. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang merupakan tanaman asli daerah Sumbawa. Mengingat prinsip reklamasi yang harus mengembalikan lahan mirip seperti semula. Jadi tanaman atau pohon yang ditanam adalah tanaman asli dari daerah tersebut.

*dokumen pribadi
Setelah melihat lokasi Nursery kami menuju lokasi yang sedang dalam proses reklamasi oleh Newmont. Kami melihat secara langsung bagaimana usaha Newmont untuk mengembalikan lahan yang telah dipakai menjadi seperti semula. Biaya yang ditanggung tidaklah sedikit, namun Newmont berkomitmen untuk bertanggung jawab hingga tuntas. Kegiatan reklamasi dimulai dari penyiapan lahan yang tidak mudah, agar bisa ditanami. Topsoil yang digunakan adalah topsoil yang telah dikumpulkan dan dipelihara dari lahan yang telah dibuka pada waktu yang lalu. Jadi tidaklah mengeruk tanah dari tempat lain lagi. Semuanya telah dipersiapkan secara matang oleh Newmont. Terlihat bahwa usaha reklamasi yang secara perlahan telah dilakukan Newmont sudah berhasil. Lahan yang tidak dipergunakan lagi oleh Newmont dengan segera akan direklamasi, tidak menunggu kontrak karya Newmont berakhir baru dilakukan reklamasi. Namun sudah mulai dilakukan sedikit demi sedikit.

*dokumen pribadi
Departemen lingkungan Hidup juga melakukan pemeliharaan rutin seperti mengontrol air permukaan, mengontrol curah hujan, dan menganalisis perubahan-perubahan lingkungan lainnya. Hal yang harus diutamakan adalah mencegah perusakan lingkungan, meminimalisir kerusakan dan mengupayakan perbaikan atas kerusakan yang telah terjadi. Newmont melalui departemen lingkungan hidupnya telah menyiapkan dam-dam sebagai tempat pengendali air untuk mencegah bercampurnya air tambang dengan air sungai yang digunakan warga. Salah satu dam pengendali air yang dimiliki Newmont adalah Dam Santong 3. Dam Santong 3 ini berfungsi untuk menampung air tambang yang akan diolah kembali dan digunakan untuk keperluan di pabrik pengolahan. Dalam tour hari ini kami juga mengunjungi Landfill Incinerator yaitu sebagai tempat pembakaran sampah medis dan tempat pengolahan sampah basah Newmont. Sampah medis Newmont dibakar dengan alat khusus yang disebut incinerator, dan penggunaannya telah mendapatkan ijin yang sah. Sedangkan sampah rumah tangga diolah Newmont yang hasilnya kemudian digunakan untuk menyiram lapangan golf, dll.

*sumber foto: PT.NNT
Seperti yang diketahui bahwa hasil akhir dari proses penambangan di Newmont adalah konsentrat dan tailing. Konsentrat adalah bahan mineral berharga yang mengandung tembaga, emas dan perak. Sedangkan tailing merupakan limbah yang tidak digunakan lagi. Pengelolaan tailing atau limbah pertambangan ini telah dipikirkan dengan matang oleh Newmont. Meski sejak dulu persoalan tailing ini selalu diperdebatkan oleh masyarakat luar yang tidak mengerti duduk perkaranya. Selama ini Newmont menempatkan tailing mereka di bawah laut dengan kedalaman 4000 meter tepatnya di Teluk Senunu, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Penempatan tailing ini bukanlah tanpa dasar tetapi berdasarkan ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup melalu SK Menteri No. 24 Tahun 2002. Batas jumlah tailing yang diizinkan adalah sebesar 54,8 juta dmt (dry metric ton) per tahun. Sebuah teknik khusus digunakan dalam menempatkan tailing di bawah laut yaitu teknik DSTP (Deep Sea Tailing Placement) dan teknik gravitasi. Hal yang menjadi pertimbangan penempatan tailing di bawah laut adalah karena jika ditampung di darat akan membutuhkan lahan yang tidak sedikit dan akibat yang bisa timbul di kemudian hari jika terjadinya kebocoran penampungan akan lebih merugikan. Setelah ditempatkan di bawah laut tailing tidak ditinggalkan begitu saja tetapi terus dikontrol untuk mengetahui pergerakannya dan bagaimana kondisinya di bawah sana. Penelitian terus dilakukan sebagai bagian dari kontrol tailing antara lain memeriksa sampel sedimen dan air laut, serta meneliti dampaknya terhadap ekosistem laut. Penelitian yang dilakukan Newmont juga bekerjasama dengan LIPI.

*sumber foto: Jonatan Davin
Pemeliharaan lingkungan terus menerus dilakukan Newmont. Bukan hanya sebagai janji kepada pemerintah untuk mengembalikan lahan seperti sedia kala tetapi juga sebagai bentuk tangggung jawab Newmont untuk menjaga bumi bagi generasi berikutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)