The Beautiful Rinjani |
Sunday, June 14, 2015
Inspirasi Dari Seorang Vulkanolog
Ketika Malam Datang
Malam telah datang, mengetuk perlahan daun pintu, menembus ruang kamar, lalu menemaniku memikirkanmu ~~~
Malam selalu menyediakan ruang untuk memikirkanmu, memikirkan pikiranmu.
Apa yang kau harapkan dari sisa-sisa percakapan dan pertemuan yang terlalu sebentar itu?
Matamu tak memberi jawaban apapun. Semakin kuselami, semakin aku terjatuh ke dalam pertanyaan tanpa jawaban. Berharap kau memberi kata-kata lugas jawaban adalah seperti menunggu kereta api di Bandara. Sesuatu yang tidak mungkin.
Apa yang akan terjadi kemudian, aku tidak akan pernah tahu jika kau terus saja bersembunyi.
Seperti potongan sajak Aan Mansyur "Kau menggantung seperti sesuatu yang tak mampu kunamai----mimpi atau kenangan". Maka begitulah dirimu.
Malam selalu menyediakan ruang untuk memikirkanmu, memikirkan pikiranmu.
Apa yang kau harapkan dari sisa-sisa percakapan dan pertemuan yang terlalu sebentar itu?
Matamu tak memberi jawaban apapun. Semakin kuselami, semakin aku terjatuh ke dalam pertanyaan tanpa jawaban. Berharap kau memberi kata-kata lugas jawaban adalah seperti menunggu kereta api di Bandara. Sesuatu yang tidak mungkin.
Apa yang akan terjadi kemudian, aku tidak akan pernah tahu jika kau terus saja bersembunyi.
Seperti potongan sajak Aan Mansyur "Kau menggantung seperti sesuatu yang tak mampu kunamai----mimpi atau kenangan". Maka begitulah dirimu.
Subscribe to:
Posts (Atom)