Friday, March 18, 2016

Earth Hour 2016; Yuk Mulai Perubahan

Suatu perubahan yang besar bisa dicapai dengan memulai perubahan-perubahan kecil yang kita lakukan. Hal inilah yang menjadi pondasi komunitas Earth Hour dalam menjalankan misinya. Earth hour yang merupakan sebuah gerakan global untuk perubahan iklim memiliki komitmen untuk mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga bumi. Hal ini secara nyata tentu bisa tercapai dengan mengubah gaya hidup kita demi kelestarian bumi. Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan adalah, misalnya dengan menghemat salah sumber energi kita yaitu listrik. Mematikan lampu ruangan ketika tidak ada orang di dalamnya, mengurangi penggunaan AC dan mencabut charger gadget ketika selesai digunakan adalah hal yang bisa kamu lakukan. Terlihat sepele tetapi tanpa kita sadari hal tersebut sangat besar pengaruhnya bagi bumi kita. Dan bayangkan jika tidak hanya kamu yang melakukan hal itu tapi 10, 100, 200, bahkan jutaan orang yang melakukan itu maka kita sudah berhasil menghemat energi demi kelestarian bumi.

Tuesday, March 15, 2016

Cara Mudah Memulai Sebuah Proposal Tugas Akhir

Halo, apa kabar mahasiswa tingkat akhir?

32
*sumber gambar: eazyresearch.com

Sudah sadar belum kalau kamu sudah ada di tahun terakhir kuliah (ini bagi yang niat buat lulus kuliah sih). Apa sudah dapat SP dari orang tua untuk segera menyelesaikan kuliah?. Padahal yang di sini masih selow-selow, belum ngapa-ngapain. Gimana mau mulai ngerjain tugas akhir kalau proposal penelitiannya aja belum dibikin. Duh…selama ini ngapain aja dek. Jadi masih bingung gimana mau memulai bikin proposal penelitian ya. Baiklah kali ini saya akan berbagi sedikit tips cara mudah untuk membuat proposal tugas akhir kamu.

Tuesday, March 8, 2016

#DAY7: Cerita Dari Sumbawa Yang Belum Usai

Sudah hari ke tujuh kami berada di Sumbawa dan tadi malam kami sudah kembali menginap di camp Newmont. Hari ini kami masih akan berkeliling ke daerah lingkar tambang Newmont. Tempat yang kami kunjungi pertama adalah tempat pembuatan Virgin Coconat Oil (VCO) yang berada di Desa Dasan Kecamatan Jereweh, masih di Kabupaten Sumbawa Barat. VCO yang dibuat di tempat ini adalah hasil kerjasama antara warga masyarakat, Newmont dan IPB. Ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang dibantu oleh Newmont. Newmont membantu untuk penyediaan peralatan. VCO yang dihasilkan di tempat ini merupakan bahan untuk membuat kosmetik yang pembuatannya dilakukan oleh IPB. Pelatihan VCO untuk masyarakat juga dilakukan secara rutin.

Setelah dari tempat pembuatan VCO kami akan menuju Desa Kertasari. Kali ini kami akan mendatangi desa yang berada di tepi pantai. Yaa…kertasari adalah kampung nelayan yang secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Memasuki Kertasari tampaklah rumah-rumah panggung yang menjadi ciri perkampungan nelayan. Pola ruang berubah maka berubah pula aspek yang lain termasuk bentuk rumah dan pekerjaan penduduknya. Namun terdapat beberapa rumah yang bentuknya bukan lagi rumah panggung tetapi rumah batu bata seperti rumah di desa atau kota lain. Bau laut menembus indra penciuman kami, angina laut menyapa kulit kami, dan sinar matahari yang terik sudah lama membuat kulit satu tingkat lebih gelap dari sebelum kami datang ke Sumbawa, tetapi para peserta bootcamp masih bersemangat. Masih semangat karena akan mendapatkan hal baru lagi, cerita baru lagi, foto baru lagi.

DSCF9649

*sumber foto: Monika Yolando Putri


Kertasari merupakan desa nelayan yang menjadi penghasil rumput laut dan mengolah rumput laut tersebut menjadi berbagai macam produk. Produk olahan rumput laut yang dihasilkan antara lain adalah dodol rumput laut dan stik rumput laut. Newmont juga memberikan dukungan kepada Kertasari untuk pengembangan rumput laut. Hampir semua penduduk Kertasari menggantungkan hidupnya pada laut salah satunya dengan menjadi petani rumput laut. Satu hal lagi yang tidak biasa adalah ternyata hampir 75% penduduk Kertasari adalah keturunan bugis, berdarah Sulawesi. Jadi bahasa yang digunakan adalah campuran antara bahasa Sumbawa dan bahasa bugis.

DSCF9700

*sumber foto: Monika Yolando Putri


Di Kertasari kami dijamu makan siang dengan makanan yang luar biasa sedapnya. Ada urap rumput laut, sate abalone (sejenis kerang laut), sepat (makanan khas Sumbawa yang berbahan dasar ikan dengan daun aru), sambel cumi, dan sambel cabe rawit yang super enak. Di tengah teriknya matahari kami makan siang dengan sangat lahap. Makan siang kami dilengkapi dengan es rumput laut yang manis dan segar. Rasa rumput lautnya yang kenyal terasa segar. Rumput laut yang digunakan sudah berbentuk jeli. Cara membuatnya adalah rumput laut tersebut dimasak bersama air hingga mengental kemudian ditempatkan dalam wadah, setelah dingin dipotong-potong dan dicampur dengan bahan es campur yang lain.

IMG_20160220_121002

*dokumen pribadi


Setelah mengunjungi Kertasari kami mengunjungi landmark Taliwang yang hits yaitu masjid Agung Darussalam Taliwang. Kami melaksanakan sholat ashar di masjid ini. Masjid megah ini dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan memiliki halaman luas yang sering digunakan oleh masyarakat untuk sekedar bersantai. Kami juga sempat menikmati halaman masjid ini dan mengambil foto di depannya. Senyum masih mengembang di wajah-wajah kami. Selagi di Taliwang kami juga mampir ke rumah pak Arie Burhanuddin selaku penanggung jawab kegiatan Newmont Bootcamp di Sumbawa. Pak Arie dengan senang hati (apa terpaksa ya…bukan gara-gara dipaksa kak Cumi kan pak? …haha) mengundang kami ke rumahnya. Sekedar untuk menikmati secangkir kopi dan sepiring kue. Terima kasih banyak pak atas undangannya.

IMG-20160224-WA0033

*lupa siapa yang foto


Satu hari lagi bertambah. Bertambah lagi cerita kami, pertambah lagi pengalaman dan wawasan kami. Sumbawa telah memberikan cerita baru dalam kehidupan kami masing-masing. Sumbawa menjadi tanah yang mempertemukan kami. Banyak cerita baik yang harus didengar oleh orang banyak di luar sana tentang Sumbawa. Dan semoga kami bisa menjadi penutur yang baik bagi mereka.

 

Sunday, March 6, 2016

#DAY6: Masih, Melihat Daerah Lingkar Tambang Lebih Dekat

Hari ke enam, dan kami masih berada di desa lingkar tambang Newmont. Hari ini kelompok kami akan berkunjung ke Kecamatan Sekongkang. Sementara kelompok satu yang sedang berada di Sekongkang akan berkunjung ke Maluk. Masih dalam suasana jalan-jalan melihat potensi yang ada di daerah yang berada di lingkar tambang, kami semua masih bersemangat. Meskipun panasnya matahari Sumbawa begitu menyengat. Tapi tak mengapa karena hari ini kami akan melihat yang segar-segar.

DSCF9415

*sumber foto: Monika Yolando Putri


Kami bergerak menuju Sekongkang untuk mengunjungi tempat wisata air terjun. Tidak disangka kalau Sumbawa juga punya air terjun yang indah, namanya air terjun perpas. Air terjun ini tepatnya berada di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk diketahui bahwa Kecamatan Maluk, Kecamatan Sekongkang, dan Kecamatan Jereweh merupakan daerah lingkar tambang Newmont. Tiga kecamatan tersebut menjadi fokus Newmont dalam menjalankan program-program CSR nya. Oke balik lagi ke air terjun perpas -,- …. Jadi untuk mencapai air terjun perpas kamu harus berjalan memasuki hutan dan jalan setapak selama 45 sampai 60 menit. Jauh ya? Iya emang jauh. Tetapi jangan khawatir perjalanan jauh itu tidak akan ada artinya jika dilakukan bersama teman-teman dan hati yang riang. Naik turun jalan dan keringat yang bercucuran akan terbayarkan dengan segarnya air terjun yang telah menanti. Benar saja, sesampainya kami di Perpas semua rasa lelah terbayarkan. Bayangkan saja komposisi ini; pepohonan hijau, langit biru, suara burung bersahutan, dan suara air mengalir sudah pasti akan membuatmu segar kembali. Meskipun air terjun ini tidak seperti air terjun Sendang Gila yang ada di Lombok tetapi air terjun ini cukup memuaskan bagi kami yang saat itu kegerahan. Beberapa teman-teman langsung mandi, menikmati air terjun Perpas. Di daerah aliran air trejun Perpas ini Newmont membantu pembuatan bak tampungan air yang kemudian dialirkan ke desa, ke rumah-rumah penduduk.

DSCF9422

*sumber foto: Monika Yolando Putri


Setelah puas main di air terjun kami bergerak turun untuk makan siang dan menuju lokasi berikutnya. Mengunjungi sebuah perkebunan jeruk adalah tujuan kami berikutnya. Jeruk adalah buah favorit saya dan saya excited mau melihat kebun jeruk secara langsung karena jujur saja saya belum pernah melihat kebun jeruk sebelumnya. Tetapi sesampainya di lokasi saya sedikit kecewa karena jeruknya belum ada yang matang, saya kan jadi tidak bisa mencicipi #eh. Belum waktunya panen sih. Kebun jeruk ini bisa menjadi tujuan wisata seperti di Malang jika disiapkan dengan lebih baik.

DSCF9526

*sumber foto: Monika Yolando Putri


Perjalanan kami hari itu tidak berakhir di kebun jeruk karena masih ada tempat berikutnya yang akan kami datangi. Selanjutnya, kami menuju tempat wisata yang menyajikan permainan outdoor yaitu flying fox. Tempat ini terbilang masih baru, tampak masih melakukan penataan disana-sini dan terus meningkatkan fasilitas yang ada. Beberapa teman saya ingin mencoba flying fox, mereka bersemangat ingin mencoba tetapi harus mereka harus menelan keinginannya karena tali flying fox putus. Hal ini bisa jadi pelajaran berharga untuk pengelola taman agar lebih memperhatikan fasilitas, kontrol dan perawatannya. Satu tempat lagi yang akan kami tuju sebelum kembali ke Townsite yaitu pantai Lawar. Tidak ada hal serius yang akan kami lakukan di pantai Lawar, kami hanya akan menikmati sunset dan pemandangan pantai. Sambil berfoto-foto narsis tentu saja. Bertambah lagi pantai indah yang saya temui di Sumbawa.

IMG-20160219-WA0008

*sumber foto: Iqbal Kautsar


Perjalanan hari ini memberikan pemahaman bahwa ternyata Sumbawa memiliki lokasi wisata yang tidak kalah potensial dengan Lombok. Hanya perlu dilakukan penataan dan peningkatan fasilitas serta promosi wisata yang serius. Dukungan dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat sangat diperlukan. Pariwisata bisa menjadi sektor utama yang berkembang di masa depan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat apalagi selepas Newont tak lagi beroperasi kelak.

 

#DAY5: Melihat Lebih Dekat Kehidupan Di Daerah Lingkar Tambang

Di hari kelima kami tidak lagi berkeliling di area tambang tetapi berkeliling di desa yang berada di lingkar tambang Newmont. Salah satunya adalah bertemu adik-adik di sebuah sekolah di Maluk. Rombongan peserta bootcamp dibagi menjadi dua kelompok; kelompok satu menginap di Kecamatan Sekongkang dan kelompok dua menginap di Kecamatan Maluk. Saya masuk ke dalam kelompok dua yang berarti menginap di Kecamatan Maluk. Di kelompok dua saya bersama bunda Intan, bunda Donna, Kak Monik, Kak Chakry, Shouma, Afi, Kadek, bli Putu, mas Iqbal, kak Timo, kak Cumi, mas Bram, Ikhsan, dan Satria. Kami menginap di salah satu rumah warga, terpisah antara laki-laki dan perempuan. Para perempuan menginap di rumah pak Arifin.

Malam telah tiba ketika kami sampai di rumah pak Arifin. Sebelumnya kami menikmati sunset di pantai Rantung, dan yaaa kalian harus tahu kalau sunsetnya indah banget. Kayaknya saya perlu menulis bagian khusus tentang sunset yang indah ini. Setelah menikmati sunset kami makan malam di sebuah warung makan. Kehidupan di luar area pertambangan Newmont sama seperti desa-desa lain. Rumah-rumah dengan berbagai tipe, toko-toko, sekolah, masjid, warung makan, dll menghiasi wajah Maluk. Malam ini kami tidak bisa langsung tidur karena kami harus menyiapkan bahan untuk bertemu adik-adik di sekolah besok pagi. Kami akan sedikit sharing dengan adik-adik sekolah yang mudah-mudahan dapat menginspirasi mereka.

IMG-20160218-WA0010

*sumber foto: Iqbal Kautsar


Akhirnya pagi ini tiba, jadwal padat telah menanti kami hari ini. Pertama kami akan berkunjung ke SMKN 1 Maluk untuk sharing bersama para siswa. Sekolah ini di kelilingi bukit hijau yang menyejukkan mata. Bangunan sekolah yang masih baru dengan bau cat yang masih terasa di indra penciuman. Para guru dan siswa menunjukkan wajah penuh senyum ketika menerima kedatangan kami. Kami tidak menyangka kalau para siswa akan sangat antusias dengan kedatangan kami. Sharing tentang cita-cita dan impian dengan para siswa membuat kami semua sama-sama belajar bahwa semuanya bisa diraih jika ada kemauan. Siswa-siswa tersebut tidak ada yang malu-malu mengungkapkan impian dan cita-cita mereka. Mereka dengan yakin sudah bisa mengungkapkan akan jadi apa mereka kelak. Hal yang menarik lainnya adalah ketika pertambangan Newmont sering “dihujat” oleh warga sekitar tambang tetapi mengapa ada anak-anak yang bercita-cita ingin bekerja di Newmont kelak dan itu merupakan bagian dari keinginan orang tua mereka juga. Ada harapan dari wajah-wajah mereka sebagai generasi penerus yang akan membangun Sumbawa menjadi lebih baik di masa depan.

IMG-20160226-WA0029

*sumber foto: Ari Burhanudin


Hari sudah siang, sudah saatnya berpisah dengan adik-adik SMKN 1 Maluk. Kami bergerak untuk mencari makan siang sebelum berkunjung ke lokasi lain di daerah lingkar tambang Newmont. Kami menikmati hidangan laut sebagai menu makan siang di pantai Maluk. Saya bertemu lagi dengan pantai cantik di Sumbawa, pantai Maluk. Ikan bakar dan rarit menjadi menu andalan di pantai Maluk. Rarit adalah makanan yang terbuat dari daging sapi, mirip dendeng sapi, kemudian dimakan bersama sambel cabe rawit. Selain itu ada juga pisang goreng sebagai cemilan and you know what? makannya pakai sambel. Iya serius, makan pisang goreng dicocol sambel cabe rawit. Belum pernah nyobain kan, makanya datang ke pantai Maluk. Oh ya jangan lupa kelapa mudanya. Nggak afdol dong kalau makan di pinggir pantai tanpa kelapa muda. Pantai Maluk merupakan salah satu pantai yang banyak dikunjungi wisatawan. Birunya air laut, pasir putih, dan ombak yang bergelung manja di kaki pantai akan membuat jatuh hati setiap yang datang ke sana. Di pantai Maluk juga terdapat penangkaran anak penyu alias tukik yang di dukung oleh Newmont. Kami berkesempatan untuk melepas tukik yang telah siap bertemu lautan luas. Sebuah pengalaman yang tidak didapatkan oleh banyak orang.

IMG-20160218-WA0014

*sumber foto: Satria Junanda


Selanjutnya kami bergerak menuju tempat pembuatan coconet. Coconet adalah semacam jaring yang terbuat dari sabut kelapa. Sebelumnya sabut kelapa tersebut dipilin hingga menjadi sebuah tali dengan bantuan mesin khusus. Setelah tali-tali tersebut jadi barulah dibentuk menjadi jaring atau net. Coconet digunakan sebagai bahan dalam proses reklamasi, sebagai penyangga tanah dan penahan air. Jadi, keberadaan coconet dapat memperkuat tanah, menyebabkan topsoil yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman tidak mudah tererosi ketika hujan turun. Sebuah teknologi sederhana yang sangat bermanfaat. Setelah melihat tempat pembuatan coconet kami menuju bank sampah yang dimiliki Maluk. Bank sampah menjadi solusi tepat untuk mengurangi masalah sampah yang ada di Maluk. Menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk mengurus sampah mereka. Bayangkan saja, menabung sampah dan menghasilkan uang, siapa yang tidak mau?. Terakhir kami berkunjung ke kebun buah naga dan tempat pembibitan tanaman yang disediakan Newmont bagi masyarakat sekitar. Masyarakat bisa mendapatkan bibit tanaman tersebut secara cuma-cuma asalkan benar-benar ditanam dan dirawat dengan baik.

IMG-20160225-WA0017

*sumber foto: Lalu Budi Karyadi


 

Hasil perjalanan hari ini memperlihatkan bahwa Maluk hari ini adalah Maluk yang telah jauh berkembang dari segala sisi dibandingkan dengan Maluk bertahun-tahun yang lalu. Itu adalah hal baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa Newmont membawa dampak yang siginifikan terhadap kehidupan masyarakat di lingkar tambang saat ini. Newmont sedikit banyak menjadi jalan masyarakat tumbuh dengan masa depan cerah yang bisa diraih bersama-sama.

 

Friday, March 4, 2016

#DAY4: Pengelolaan Lingkungan Itu Bukanlah Hanya Omong Kosong

Hari ke empat adalah jadwal kami mengunjungi departemen lingkungan hidup Newmont. Kami akan melihat secara langsung bagiamana Newmont mengelola lingkungan yang terdampak akibat keberadaannya dan mendengar penjelasan para ahli ddari departemen lingkungan hidup Newmont. Sampai hari ke empat ini banyak pengetahuan dan pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yang saya peroleh. Menyenangkan rasanya ketika setiap harinya kita bisa meningkatkan kapasitas diri dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman.

Departemen lingkungan hidup merupakan departemen yang tidak kalah penting jika dibandingkan dengan departemen lain di lingkungan Newmont. Jika departemen lingkungan hidup tidak ada maka perjalanan penambangan Newmont selama ini tidak akan berjalan lancar. Bisa dikatakan bahwa departemen lingkungan hidup adalah bagian yang bekerja paling akhir hingga kelak pertambangan Newmont tutup. Merekalah yang paling terakhir angkat kaki dari Newmont sampai lunas reklamasi lahan yang harus mereka lakukan. Meski begitu departemen lingkungan hidup terus menerus bekerja untuk mempersiapkan kebutuhan untuk reklamasi dan pemeliharaan lingkungan sekitar tambang.

IMG_20160217_085638

*dokumen pribadi


Di sekitar area kantor departemen lingkungan hidup Newmont terdapat Nursery Environmental, semacam lahan tempat budidaya dan perawatan tanaman yang akan digunakan untuk reklamasi. Di tempat ini dilakukan pembibitan selama enam bulan, kemudian dirawat sampai mencapai usia siap tanam. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang merupakan tanaman asli daerah Sumbawa. Mengingat prinsip reklamasi yang harus mengembalikan lahan mirip seperti semula. Jadi tanaman atau pohon yang ditanam adalah tanaman asli dari daerah tersebut.

IMG_20160217_095842

*dokumen pribadi


Setelah melihat lokasi Nursery kami menuju lokasi yang sedang dalam proses reklamasi oleh Newmont. Kami melihat secara langsung bagaimana usaha Newmont untuk mengembalikan lahan yang telah dipakai menjadi seperti semula. Biaya yang ditanggung tidaklah sedikit, namun Newmont berkomitmen untuk bertanggung jawab hingga tuntas. Kegiatan reklamasi dimulai dari penyiapan lahan yang tidak mudah, agar bisa ditanami. Topsoil yang digunakan adalah topsoil yang telah dikumpulkan dan dipelihara dari lahan yang telah dibuka pada waktu yang lalu. Jadi tidaklah mengeruk tanah dari tempat lain lagi. Semuanya telah dipersiapkan secara matang oleh Newmont. Terlihat bahwa usaha reklamasi yang secara perlahan telah dilakukan Newmont sudah berhasil. Lahan yang tidak dipergunakan lagi oleh Newmont dengan segera akan direklamasi, tidak menunggu kontrak karya Newmont berakhir baru dilakukan reklamasi. Namun sudah mulai dilakukan sedikit demi sedikit.

IMG_20160217_135614

*dokumen pribadi


Departemen lingkungan Hidup juga melakukan pemeliharaan rutin seperti mengontrol air permukaan, mengontrol curah hujan, dan menganalisis perubahan-perubahan lingkungan lainnya. Hal yang harus diutamakan adalah mencegah perusakan lingkungan, meminimalisir kerusakan dan mengupayakan perbaikan atas kerusakan yang telah terjadi. Newmont melalui departemen lingkungan hidupnya telah menyiapkan dam-dam sebagai tempat pengendali air untuk mencegah bercampurnya air tambang dengan air sungai yang digunakan warga. Salah satu dam pengendali air yang dimiliki Newmont adalah Dam Santong 3. Dam Santong 3 ini berfungsi untuk menampung air tambang yang akan diolah kembali dan digunakan untuk keperluan di pabrik pengolahan. Dalam tour hari ini kami juga mengunjungi Landfill Incinerator yaitu sebagai tempat pembakaran sampah medis dan tempat pengolahan sampah basah Newmont. Sampah medis Newmont dibakar dengan alat khusus yang disebut incinerator, dan penggunaannya telah mendapatkan ijin yang sah. Sedangkan sampah rumah tangga diolah Newmont yang hasilnya kemudian digunakan untuk menyiram lapangan golf, dll.

untitled-jpg-56ce7dc081afbdb02ce5f0d6

*sumber foto: PT.NNT


Seperti yang diketahui bahwa hasil akhir dari proses penambangan di Newmont adalah konsentrat dan tailing. Konsentrat adalah bahan mineral berharga yang mengandung tembaga, emas dan perak. Sedangkan tailing merupakan limbah yang tidak digunakan lagi. Pengelolaan tailing atau limbah pertambangan ini telah dipikirkan dengan matang oleh Newmont. Meski sejak dulu persoalan tailing ini selalu diperdebatkan oleh masyarakat luar yang tidak mengerti duduk perkaranya. Selama ini Newmont menempatkan tailing mereka di bawah laut dengan kedalaman 4000 meter tepatnya di Teluk Senunu, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Penempatan tailing ini bukanlah tanpa dasar tetapi berdasarkan ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup melalu SK Menteri No. 24 Tahun 2002. Batas jumlah tailing yang diizinkan adalah sebesar 54,8 juta dmt (dry metric ton) per tahun. Sebuah teknik khusus digunakan dalam menempatkan tailing di bawah laut yaitu teknik DSTP (Deep Sea Tailing Placement) dan teknik gravitasi. Hal yang menjadi pertimbangan penempatan tailing di bawah laut adalah karena jika ditampung di darat akan membutuhkan lahan yang tidak sedikit dan akibat yang bisa timbul di kemudian hari jika terjadinya kebocoran penampungan akan lebih merugikan. Setelah ditempatkan di bawah laut tailing tidak ditinggalkan begitu saja tetapi terus dikontrol untuk mengetahui pergerakannya dan bagaimana kondisinya di bawah sana. Penelitian terus dilakukan sebagai bagian dari kontrol tailing antara lain memeriksa sampel sedimen dan air laut, serta meneliti dampaknya terhadap ekosistem laut. Penelitian yang dilakukan Newmont juga bekerjasama dengan LIPI.

IMG-20160224-WA0021

*sumber foto: Jonatan Davin


Pemeliharaan lingkungan terus menerus dilakukan Newmont. Bukan hanya sebagai janji kepada pemerintah untuk mengembalikan lahan seperti sedia kala tetapi juga sebagai bentuk tangggung jawab Newmont untuk menjaga bumi bagi generasi berikutnya.

#DAY3: Perjalanan Panjang Untuk Menghasilkan Konsentrat

Hari ketiga….

Selamat pagi batu hijau, selamat pagi dunia tambang. Hari ketiga ini kami akan berkunjung ke pabrik prosesing hasil tambang. Kami akan belajar bagaimana proses selanjutnya terhadap bahan tambang yang telah diangkut dari pit penambangan. Saya bersemangat karena hari ini akan mendapatkan ilmu baru lagi tentang pertambangan. Saya tidak ada gambaran pasti tentang proses yang terjadi di pabrik. Hal yang pasti dalam pikiran saya adalah bahan tambang yang telah diperoleh tentu dihaluskan terlebih dahulu.

Bahan tambang yang telah diangkut dari pit penambangan dikirim ke pabrik tempat pemrosesan berlangsung. Sebelum tour ke pabrik, kami terlebih dahulu mendengarkan prsentasi dari pak Budi Satriwan dari divis prosesing Newmont tentang proses yang terjadi di pabrik. Setelah mendengar sedikit penjelasan, kami bergerak ke pabrik untuk melihat secara langsung proses yang terjadi.

IMG_20160216_083443

*dokumen pribadi


Pabrik pengolahan bahan tambang Newmont disebut concentrator. Disinilah proses untuk mendapatkan konsentrat (bahan yang mengandung mineral berharga) diperoleh. Setelah bahan tambang diangkut di pit penambangan dan diangkut dengan menggunakan haul truck menuju mesin penghancur yang disebut crusher untuk diperkecil ukurannya sehingga diameter batuannya menjadi kurang dari 15 cm. Selanjutnya batuan tersebut dikirim menuju concentrator menggunakan overland conveyor dengan panjang 6 km dan lebar 1,8 m.

Di dalam concentrator, terdapat beberapa proses yang dilakukan yaitu mulai dari proses penghancuran sampai proses flotasi hingga menghasilkan konsentrat. Pertama, dilakukan pengahancuran dan penggerusan (crushing dan grinding) terhadap batuan tersebut untuk mengecilkan ukurannya. Alat yang digunakan adalah SAG Mill dan Ball Mill. Batuan tersebut terlebih dahulu dihancurkan di SAG Mill kemudian digerus di Ball Mill hingga batuan tersebut berukuran 250 mikron. Selanjutnya partikel halus yang ada dalam bubur bijih tersebut dialirkan ke tangki siklon untuk pemisahan bijih yang berharga dengan yang tidak. Bubur bijih yang halus tersebut dialirkan ke sejumlan tangki yang disebut dengan sel flotasi.

DSCN5524

 

*dokumen pribadi


Sel-sel flotasi menjadi tempat proses flotasi berlangsung. Proses flotasi (pengapungan) merupakan sebuah proses yang menggunakan prinsip fisika untuk memisahkan mineral berharga dan tidak berharga di dalam bijih batuan dengan menggunakan gelembung udara. Gelembung udara yang diselimuti oleh mineral berharga yang berbentuk seperti pasir naik ke permukaan dalam sebuah sel flotasi. Dalam proses ini digunakan bahan sedikit bahan kimia dengan tujuan untuk mengubah sifat permukaan dari bijih mineral tersebut. Jadi tidaklah benar jika Newmont menggunakan semacam merkuri atau bahan kimia lain yang berbahaya dalam proses pemisahan mineral berharganya. Selain konsentrat yang mengandung mineral berharga dalam hal ini juga dihasilkan limbah yang disebut tailing.

POE_4325.JPG

*photo credit: Putu Adi Artana


Proses yang terjadi tidak hanya sampai proses flotasi tetapi masih ada proses filtrasi (penyaringan). Hal ini perlu dilakukan karena konsentrat yang dihasilkan masih memiliki kadar air sebesar 30%. Untuk mendapatkan konsentrat tembaga dengan kualitas yang bagus kadar air yang harus dimiliki konsentrat tersebut adalah sebesar 9%. Setelah dilakukan filtrasi barulah konsentrat tersebut diangkut ke kapal pengangkut atau ditimbun terlebih dahulu di gudang penyimpanan. Hasil tambang Batu Hijau kemudian diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, dsb. Dalam satu hari bisa diperoleh 100.000-140.000 ton batuan. Tetapi, dari jumlah tersebut konsentrat yang dihasilkan hanya sekitar 2.000-4000 ton per hari. 20% dari konsentrat tersebut dikirim ke smelter (pabrik pengolahan dan pemurnian mineral) yang ada di Gresik, Jawa Timur.

IMG-20160221-WA0007.jpg

 

*photo credit: Kadek Dwika Yundarani


Begitulah proses yang terjadi, itupun belum memperoleh bahan satu mineral berharga secara utuh, harus dipisahkan lagi di smelter. Jadi tidaklah tiba-tiba dihasilkan emas batangan atau tembaga batangan. Proses yang panjang bukan?.