Thursday, February 20, 2014

Dari Paulo Coelho

Salah satu tulisan dalam buku "Kitab Suci Kesatria Cahaya"

*Setiap kesatria cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur.

Setiap kesatria cahaya pernah, di masa lalu, membohongi atau mengkhianati seseorang.

Setiap kesatria cahaya pernah melangkahkan kaki di jalan yang bukan jalannya.

Setiap kesatria cahaya pernah menderita karena alasan-alasan yang paling sepele.

Setiap kesatria cahaya pernah, setidaknya sekali, meyakini bahwa dirinya bukanlah kesatria cahaya.

Setiap kesatria cahaya pernah gagal dalam menunaikan kewajiban-kewajiban spiritualnya.

Setiap kesatria cahaya pernah berkata "ya" ketika dia menginginkan "tidak".

Setiap kesatria cahaya pernah menyakiti seseorang yang dia sayangi.

Itulah sebabnya dia disebut kesatria cahaya, sebab dia telah melalui semua itu namun tidak kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik daripada dirinya yang sekarang.

Monolog Matahari #1

Hari ini aku melihat sepasang burung terbang di kejauhan …….

Hai, perkenalkan namaku Matahari. Entah siapa yang pertama kali member nama itu padaku dan di setiap daerah yang lain mereka menyebutkan dalam kata yang lain dalam bahasa mereka. Ini cukup membingungkan awalnya, namun cukup membuatku tersenyum, setidaknya aku punya nama.

Aku ada di atas, ribuan kilometer jaraknya dari tanah yang biasa kalian pijak. Tida ada satupun dari kalian yang dapat menjangkauku ataupun menyentuhku, karena kalian akan hangus terbakar jika mencoba melakukannya. Bahkan sebelum benar-benar dekat denganku. Kalian akan hangus karena pijarku yang ribuan Kelvin panasnya.

Karena keberadaanku yang selalu di atas maka aku dapat menyaksikan apa yang terjadi di bawahku. Bagaimana anak-anak manusia beraktifitas. Menyaksikan belahan dunia porak poranda karena rusaknya alam. Menyaksikan belahan dunia yang lainnya tumbuh subur dan makmur. Meskipun aku tak bisa mengetahui yang tersembunyi, karena masih ada yang Maha Tinggi.

Ada kalanya aku memancarkan pijar yang begitu terang dan menyengat, dan ada kalanya juga aku enggan untuk bersinar dan awan membantuku bersembunyi. Sinar yang terang dan sinar yang redup selalu saja menghiasi hari-hariku. Membuat orang-orang di bawah sana mengucap syukur atau mengumpat kesal. Jarang yang senantiasa bersyukur atas apa yang terjadi di sekelilingnya. Apa itu memang sudah menjadi tabiat kalian?

Wednesday, February 12, 2014

*random

Hey...Hey....
Today my Professor say that "Don't undermind the small scene"

What do you think? ~~~~~~~