Friday, July 29, 2016

Sehari Berbagi Inspirasi, Di Kelas Inspirasi

Ini adalah secuil cerita saya ketika mengikuti Kelas Inspirasi Lombok 3 beberapa waktu kemarin. Sebenarnya cerita tentang Kelas Inspirasi ini sudah lama ingin saya tulis tapi tak kunjung terlaksana, hanya draftnya saja yang mengendap tanpa tahu kapan dipublish. Apakah tulisan ini akan jadi basi?, semoga nggak ya. Cerita ini saya tulis dan bagikan karena ternyata banyak di antara teman-teman saya tidak tahu kelas inspirasi, bahkan ada yang baru pertama mendengar tentang kelas inspirasi dari foto-foto kelas inspirasi yang saya share di waktu lalu. Jadi bisa disimak deh cerita ini.

Patah Hati Itu Baik

IMG_20160130_184534
patah hati adalah cara untuk tahu bahwa kamu masih punya hati.

Siapa bilang patah hati itu tidak baik?. Baik kok. Karena dengan begitu kamu tahu bahwa kamu hidup, pernah punya harapan, pernah punya rencana, pernah punya cita-cita, pernah bersemangat dan bersuka cita. Apa-apa yang pernah kita rencanakan dan harapkan tentu saja tidak semuanya bisa berjalan mulus dan tercapai. Selalu ada batu sandungan atau kerikil-kerikil di jalan yang akan kita lalui. Begitulah hidup, tak selalu menjanjikan bahwa hatimu akan baik-baik saja.

Thursday, July 28, 2016

Tak Tergantikan: Buku Cetak dan Tulisan Tangan

agenda

Seberapa penting bagi kalian sebuah agenda/diary/notes?. Bagi saya, sangat penting. Hingga kini saya tidak bisa lepas dari agenda (atau apapun sebutannya).

Sejak dulu, ketika di bangku sekolah menengah pertama saya sudah akrab dengan agenda atau lebih tenar dengan sebutan diary. Kala itu, diary saya lebih banyak berisi biodata teman-teman sekolah saya – yang saya minta tulis sendiri. Atau saya tulisi dengan lirik-lirik lagu yang sedang hits saat itu. Saya belum memfungsikan agenda dengan maksimal. Saya baru sebatas suka membeli diary-diary lucu yang dijual di toko langganan.

Memasuki sekolah menengah atas diary lebih bermanfaat dari sekedar menjadi temapt biodata teman-teman. Saya mulai menulisi diary dengan curhat-curhatan ala a-be-ge dan menulis to do list atau jadwal sehari-hari yang akan saya lakukan. Diary saya sangat bersifat rahasia, takut banget ketahuan isinya sama orang lain. Sampai bela-belain beli diary yang ada gemboknya… LOL. Meski begitu masih saja belum konsisten menulis di diary.

Bisa dibilang kalau konsistensi saya dalam menulis di agenda dimulai sejak di bangku kuliah. Saya memilih agenda/diary yang memiliki kertas yang tebal agar ketika saya gambar dengan tebal tidak mudah tembus. Dan tentu saja saya juga memilih diary yang bergambar atau yang warna-warni, khas cewek. Di dalam diary tersebut saya rutin membuat semacam resolusi, pencapaian yang ingin saya raih, to do list, jadwal-jadwal penting, dan pikiran-pikiran random yang muncul di kepala. Saya sering membuat semacam peta/diagram pencapaian dan target-target. Target-target yang saya buat ada yang tercapai dan ada pula yang tidak. Tapi tak mengapa karena bagi saya itu bagian dari perencanaan dan pembelajaran. Pernah ada seorang teman saya komentar, “apa nggak kaku banget gitu hidupmu kalo semua dibikin to do listnya atau jadwalnya?”. Jawabannya jelas aja nggak. Sampai saat ini saya merasa hidup saya tetap menyenangkan dan penuh kejutan. Yaa…kan tahu sendiri kalau manusia cuma bisa berencana. Di perjalanannya tetap saja Tuhan kasih kejutan karena Dia tahu yang paling baik untuk kita. To do list saya lebih banyak saya buat ketika saya akan menghadapi minggu-minggu yang padat karena banyak tugas. Meski begitu di dalamnya tetap saja harus ada “me time”-nya biar tetap waras…hehe.

Kini, meski zaman sudah canggih dengan semua perangkat digitalnya. Agenda/diary yang ditulis tangan masih belum tergantikan bagi saya. Setiap tulisan tangan saya terasa lebih bernilai dan meyakinkan atas apa yang saya tulis di sana (re: diary). Saya lebih suka melihat coretan tangan saya di kertas walaupun kadang rapi kadang acak-acakan. Adanya aplikasi notes di smartphone tetap nggak bikin nyaman. Itulah mengapa di tas saya selalu terselip notes dan pulpen untuk menulis. Buku cetak dan tulisan tangan belum bisa tergantikan.

13

Dan saat ini saya sedang keranjingan bikin Bullet Journal, sebuah personal journal. Kalau mau tahu lebih banyak tentang bullet journal boleh deh ketik di gugel. Bullet journal memang jadi wadah personal journal yang dibuat sesuai sebutuhan masing-masing pengguna. Dihias, ditulis dengan alat tulis warna-warni, pokoknya dibikin cantik. Setiap orang bisa berkreasi sebebas mungkin dengan bullet journalnya. Jadi setiap orang akan memiliki bullet journal yang berbeda dengan orang lain. Tapi biasanya, secara umum isinya sama yaitu planning, to do list, doodling about something, life goals or anything. Kalau liat di internet sih seru banget bullet journal ini. Sampai ada komunitasnya juga. Gara-gara ini saya jadi semakin rajin bikin journal, baik bulanan atau harian, dan goals yang ingin saya capai.

12

:))

Friday, July 22, 2016

RefleksI d.u.a.e.n.a.m

IMG-20160722-WA0010
*photo by Bli Putu, edited by Wulan ~ temen bootcamp yang kece badai*

Happy 22 July ,

Happy Birthday

zum Geburstag Viel Gluck!

Di tanggal ini genap saya berusia 26 tahun. Apa yang diharapkan dari seorang anak manusia di usia 26 tahun?. Tentu sudah harus lebih dewasa dan lebih bijaksana dari hari kemarin. Berharap sudah bisa meredam rasa egois yang ada dalam diri sendiri, semakin matang dalam berpikir, semakin bijaksana dalam mengambil keputusan dan banyak lagi hal lainnya. Dulu saya berpikir usia 26 adalah usia yang sudah “tua”, sudah jadi orang tua begitu. Tapi ternyata tidak, menjadi tua adalah sebuah keniscayaan tapi bukan berarti semua hal dalam diri kita ikut menjadi “tua”. Saya merasa masih muda #kibas poni, masih memiliki banyak kesempatan, masih bersemangat, masih punya banyak cita-cita dan impian. Meskipun kadang galau sih #ups. Dan yaaa saya sedang berada di jalan untuk mencapainya.

Terima kasih saya ucapkan buat semua teman-teman dan keluarga yang menyampaikan doa-doa terbaik di hari ulang tahun ini. Berasa banget kalau masih ada yang perhatian, yang masih ingat hal kecil ini dari saya. Saya mengaminkan semua doa-doa teman-teman dan doa yang sama juga untuk teman-teman. Tahun ini bisa ditebak kalau sebagian besar doa yang disampaikan adalah “semoga segera bertemu jodoh”. Ya ampun saya sampai terharu …..hahaha #lebay.  Etapi beneran deh bikin terharu aja si. Sekali lagi saya aminin semuanya.

Keinginan saya di usia yang ke 26 ini nggak muluk-muluk sih. Banyak hal yang ingin saya wujudkan namun tetap dengan memperhatikan prioritasnya. Semoga selalu diberikan kesehatan (olahraga dan jaga makanan – inget umur sik), kerjaan lancar, semakin produktif, semakin bermanfaat, dan semakin-semakin yang lainnya  (tetep aja banyak maunya --"). Dan yang pasti tidak bisa dipungkiri semoga segera bertemu kamu, iyaa kamuuu…. Jodoh terbaik dari Tuhan #uhuk.

Terima kasih juga buat keluarga saya terutama Ibuk dan Bapak yang sudah sabar banget sama anaknya ini hingga kini berusia 26 tahun. Thank you very much.

with love,

U. Azmiyati

Saturday, July 16, 2016

Si Bungsu yang Bikin Kangen

13692600_1075208092565873_3530300271729130646_n

*maaf atas foto selfie ini.....hahaha*


Hari kamis kemarin adik bungsu saya mulai masuk pondok. Dia baru saja tamat sekolah dasar dan memilih sendiri untuk melanjutkan sekolah ke pondok pesantren. Tanpa ragu-ragu dia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke ponpes tempat kakaknya (adik laki-laki pertama saya) dulu sekolah. Semua atas kemauannya sendiri. Maka jadilah ia didaftarkan ke ponpes tersebut, mengikuti tes masuk dan alhamdulillah dinyatakan diterima di hari pengumuman. Daftar ulangpun dilakukan. Resmilah ia menjadi siswa/santri di ponpes tersebut.

Meskipun di pertengahan bulan Ramadhan lalu si bungsu sempat sakit – dan kami mengira dia sakit gara-gara bentar lagi mau pisah dari rumah. Maklum, selama ini ia tidak pernah jauh dari rumah apalagi dari Ibuk. Tidur aja kadang masih ditemani Ibuk. Ibuk dan Bapakpun menanyakan kembali keinginan dan keseriusannya untuk sekolah di ponpes. Dan jawabannya masih sama, dia tetap ingin masuk ponpes. Okey, baiklah. Meskipun waktu itu kami masih was-was, bisa nggak ya dia survive jauh dari rumah.

Ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti. Menjelang keberangkatan dia ke Ponpes, si bungsu sudah dalam keadaan sangat sehat. Dia sibuk ikut mempersiapkan semua keperluannya, memilih-milih baju yang akan dibawa, meminta dibelikan makanan kesukaan, peralatan mandi, dan beberapa pakaian sholat yang ia pilih sendiri. Sepanjang hari dia ceria, senyum terus terpasang di wajahnya. Sambil sesekali memainkan mobil-mobilan remote control yang jadi mainan favoritnya akhir-akhir ini. Mungkin ia ingin memuaskan diri dulu sebelum berpisah dengan mainan itu.

Satu hal yang tidak pernah saya sangka-sangka adalah betapa saya merindukan si bungsu ini. Ketika ikut mengantarnya ke Ponpes dan berpisah, pikiran saya terus tertuju padanya. Malam pertama ia tidak ada di rumah saya sampai jadi susah tidur, serius. Otak saya tak bisa berhenti memikirkannya. Mikirnya si adek bisa tidur nggak ya, sekarang dia lagi ngapain ya, sudah punya teman-teman akrab belum ya, sudah makan belum ya dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Dulu waktu adik laki-laki pertama saya pergi ke ponpes perasaan saya nggak gini-gini amat. Mungkin karena dulu ketika ia masuk ponpes saya juga sedang di rantauan kali ya. Beda banget dengan si bungsu ini.

Beberapa waktu terakhir ini hanya ada kami (saya dan si bungsu) yang ada di rumah, dua adik saya yang lain di rantauan. Jadi, saya banyak menghabiskan waktu bersama si bungsu. Di rumah ia jadi tukang ngerempongin saya. Mainin hape dan laptop, minta jajan es krim, snack keju, minta diajakin ke kolam berenang dan banyak lagi yang lainnya. Pembicaraan kami bisa bermacam-macam hal, selalu nyambung kalau ngobrol, kalau tidak mengerti atau penasaran dia akan bertanya atau tinggal googling sendiri. Akhir-akhir kemarin kami sering membahas sepakbola gara-gara ada euro cup (fyi, dia ini penggemar sepakbola banget, hapal nama pemain, klub, Negara asal sampai istilah-istilah sepakbola) dan kami juga doodling bareng (gara-gara melihat saya yang bikin bullet journal).

Meskipun si bungsu ini cepat ngambek tapi cepat juga baiknya. Ngambeknya juga paling cuma gara-gara ditegur karena terlalu berisik atau nggak dikasi mainin hape saya. Khas anak kecil. Si bungsu pemilik bulu mata paling lentik di rumah ini adalah pelipur lara kami. Mendengar dia berceloteh dan menceritakan apa-apa yang dilihat dan di dengarnya selalu menyenangkan. Saya suka mendengar suara tawanya ketika ia menonton film kartun atau melihat sesuatu yang lucu atau ketika dia bercerita hal yang lucu. Aah …I  miss him so much.

Semua doa terbaik untukmu ya dek. Semoga jalanmu dilancarkan, ilmu yang kau tuntut penuh berkah. Tetap semangat dek <3

Monday, July 11, 2016

Antara Waktu Luang Dan Meluangkan Waktu

azmi

Perbedaan antara waktu luang dan meluangkan waktu sebenarnya tipis, sehelai benang saja.

Nyaris tak terlihat jika tidak diperhatikan dengan seksama. Tapi dampaknya bisa sangat luar biasa. Waktu luang tak membutuhkan rencana yang matang ataupun rasa ingin yang menggebu. Ketika waktu luang datang, rencana bisa saja berubah. Sesuai dengan suasana hati atau godaan lainnya (sebut saja faktor x). Sedangkan meluangkan waktu adalah kebalikan dari waktu luang. Meluangkan waktu berarti secara sadar sebuah rencana dibuat. Ada perasaan sukacita dan keseriusan di dalamnya. Dengan meluangkan waktu berarti bahwa kamu telah membuat komitmen dan janji, paling tidak dengan dirimu sendiri, untuk menepatinya. Meluangkan waktu bisa membuat lebih bersemangat dan lebih terarah.