Sunday, June 29, 2014

AL-BAQARAH 183-186

QUR'AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 183-186

AYAT 183

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

AYAT 184

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barabgsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

AYAT 185

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

AYAT 186

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Tuesday, June 24, 2014

Sepenggal Cerita dengan Tukang Ojek

Cerita ini berawal dari kejadian kemarin saya pulang dari kampus menuju kos dengan menggunakan ojek. Saya naik ojek bukan karena becek loh ya. Saya harus pulang pake’ ojek karena adik saya yang kebetulan membawa motor tidak bisa menjemput ke kampus karena dia ada ujian mendadak sampai jam 7 malam. Hari semakin sore dan sayapun harus segera pulang karena jam 7 saya ada ujian di kelas Jerman, mana belum belajar lagi, pikir saya. Akhirnya saya berjalan menuju tempat pangkalan ojek yang ada di seberang gerbang kampus. Ini adalah pengalaman pertama saya naik ojek di kota ini.

Tawar menawarpun terjadi, saya mencoba menawar ongkos ojek, karena menurut saya harga yang ditawarkan tukang ojek itu mahal untuk ukuran dari kampus menuju kos saya. Terjadi penawaran yang cukup sengit sambil bercakap-cakap dengan tukang ojeknya sebelum terjadi kesepakatan. Saya memilih naik ojek supaya cepat sampai, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya saya pernah naik trans jogja dari kampus ke kos, namun ternyata waktu yang dibutuhkan jadi tiga kali lipat karena harus mutar-mutar dulu ke shelter-shelter yang lain. Saya juga tidak mau menggunakan angkot atau yang biasa disebut bis oleh warga jogja, tapi teman saya menyebutnya odong-odong entah kenapa. Saya tidak mau naik angkot karena tidak ada juga angkot yang jalurnya melalui jalan ke kos saya, pemberhentiannya itu masih terlalu jauh dari kos saya.

Kala itu langit mendung, sepertinya di wilayah selatan sudah turun hujan, di wilayah utara tempat kampus saya, tinggal menunggu waktu untuk hujan turun. Mengingat itu, saya segera saja menyepakati perjanjian dengan tukang ojek tersebut dengan potongan harga seperti yang saya minta.

Di tengah perjalanan, mungkin karena sedang hangatnya dalam masa pemilihan capres tiba-tiba sang tukang ojek bertanya pada saya “Mbak nanti mau pilih siapa presidennya?” , karena memang belum ada ide mau memilih siapa saya menjawab “belum tahu pak, biarlah nanti itu menjadi rahasia” jawab saya sekenanya. Bapak tukang ojek tersebut tanpa diminta langsung menyampaikan pendapatnya. Dia mengatakan kalau paling tidak ada yang diyakinilah mbak, dia sampai menyebutkan siapa calon yang akan ia pilih, alasannya menurut dia calonnya merakyat dan sederhana. Mendengar jawabannya saya lalu bertanya tahu darimana bapak kalau dia merakyat dan sederhana, bapak tukang ojek menjawab yaa keyakinan aja sih mbak. Saya bertanya lagi tapi nanti ketika calon bapak benar-benar terpilih apa bapak akan ikut mengawasi apa yang ia lakukan. Bapak tukang ojek jawab lagi “yaa G’ bisa mbak, rakyat kecil kayak saya gimana caranya mengawasi”. Dari jawaban itu, saya jadi mikir juga gimana ya cara rakyat seperti bapak tukang ojek itu mengawasi pemimpinnya, sedangkan kebanyakan suara mereka jarang di dengar oleh orang-orang yang berkuasa.

Sepanjang perjalanan menuju kos, dalam percakapan yang tercipta, muncul kalimat-kalimat penuh harap dan doa dari bapak tukang ojek. Ia berharap biaya pendidikan jangan semahal sekarang, gratislah kalau bisa. Dari sini dapat dilihat bahwa meski dana Bos sudah ada tetap saja sekolah masih mahal, karena ternyata banyak sekolah-sekolah yang masih memungut biaya macam-macam kepada murid-muridnya. Bapak itu berharap supaya anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya. Saya terharu mendengarnya.

Siapa sangka naik ojek kemarin sore memberi pelajaran berharga, bapak itu tetap memprioritaskan pendidikan untuk anak-anaknya, memprioritaskan kemudahan akses pendidikan yang lebih baik yang harus diwujudkan oleh calon pemimpin terpilih nanti. Ia tahu betapa pentingnya pendidikan.

Terlepas dari siapapun nanti yang terpilih sebagai pemimpin semoga bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik. Baiknya suatu bangsa sebenarnya bukan hanya urusan atau tanggung jawab pemimpin semata namun ada rakyat di dalamnya, apakah rakyat tersebut mau menjadi lebih baik atau tidak.

Entah si A atau si B yang terpilih, tetap saja saya harus mengerjakan proposal penelitian yang menjadi tanggungan saya. Pembimbing tidak peduli siapa presidennya yang ia tahu adalah saya harus segera menunjukkan hasil kerja saya dan mempresentasikannya. Saya mau sibuk dengan proposal saja, karena lowongan untuk jadi jubir capres sudah penuh :p

Sunday, June 22, 2014

Sebuah Tantangan

Hidup memang penuh tantangan, terlebih lagi tantangan untuk melawan rasa malas. Melawan rasa malas pada diri sendiri untuk mengerjakan sesuatu yang harus segera diselesaikan. Salah satunya adalah rasa malas untuk mulai menyentuh proposal penelitian yang beberapa hari lalu di abaikan. Sebenarnya simple alasannya hanya karena malas, merasa lebih asyik mengerjakan yang lain. Mulai dari hal-hal yang remeh temeh sampai hal-hal yang memang mendesak untuk dilakukan. Ketika ada keinginan untuk mulai mengerjakan malah muncul gangguan-gangguan yang mengalihkan perhatian.

Menulis proposal penelitian tentu sangat berbeda dengan menulis tulisan fiksi, puisi/sajak yang sering saya tulis, tulisan-tulisan di blog, apalagi hanya tweetan di twitterland atau status-status facebook. Banyak sekali teori yang sudah saya peroleh tentang penulisan karya ilmiah, mulai dari sejak aktif di ukm penalaran dan riset ilmiah jaman kuliah dulu sampai terahir kemarin dalam kuliah proposal writing. Mulai dari bagaimana menulis latar belakang yang menarik, yang memberikan informasi bahwa penelitian yang kamu lakukan itu punya nilai lebih, unik, berharga untuk dilakukan, dan sebagainya dan sebagainya. Meskipun begitu tetap saja ketika mulai menulis terkadang ada rasa bingung, bingung mau mulai darimana, bagaimana menyusun kalimatnya dengan baik, tanpa membuat makna ganda.

Saya jadi ingat pesan yang disampaikan seorang dosen saya, seorang Profesor muda di bidangnya. Mulai sekarang rajin-rajinlah membaca, membaca apa saja, buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah, buat catatan atas apa yang telah kau baca, lalu tuangkan pemikiran atau kesimpulanmu atas apa-apa yang telah kau baca, itu akan memudahkanmu dan akan menjadi amunisimu ketika mau menulis, terlebih lagi dalam penyusunan tesis nanti. Yaaa…kembali lagi tidak jauh-jauh dari pesan untuk membaca, sebagai bekalmu untuk menulis.

Begitu banyak bahan yang telah saya kumpulkan, menunggu untuk dibaca dan dipahami. Selain itu diskusi dengan pembimbing sebagai seorang yang ahli juga sangat perlu untuk dilakukan. Diskusi juga menjadi salah satu cara untuk membuka pikiran dan dapat melahirkan ide.

Penulisan karya ilmiah seperti skripsi atau tesis atau apapun namanya memang adalah tentang mencari masalah dan mencari solusinya. Mencari masalah yang selama ini dihadapi oleh manusia dan sekaligus mencari solusi pemecahannya. Ada yang menemui jalan yang mudah untuk mendapatkan solusi, namun ada juga yang bertemu jalan yang yang penuh liku untuk mendapatkan jawaban. Dibalik itu semua satu hal yang harus diyakini adalah jawaban mungkin sulit dicari, tetapi jawaban itu selalu ada.

Semangat

30 Daftar Pertanyaan Untukmu

Aku akan membuat daftar pertanyaan untukmu, pertanyaan-pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Jangan hawatir kau tidak perlu menjawabnya terburu-buru, jika kau tidak mau menjawabnya juga tidak masalah. Terkadang sebuah pertanyaan itu dilontarkan tidak untuk dijawab, namun mungkin cukup hanya untuk dipikirkan.

Daftar pertanyaan ini terinspirasi dari sebuah novel karangan @benzbara_ “Surat Untuk Ruth”. Dia mengatakan di novel tersebut bahwa terkadang membuat daftar pertanyaan, ungkapan-ungkapan atau tentang apa-apa yang kau pikirkan dapat membuatmu lebih lega.

Jadi berikut adalah daftar pertanyaanku, yaa pertanyaan-pertanyaan yang kadang tiba-tiba muncul, namun ada juga pertanyaan yang sudah lama ada.

  1. Semalam hujan turun, apa kita menikmati hujan yang sama?
  2. Apakah kau bahagia bisa mengenalku, sebagaimana aku bahagia mengenalmu?
  3. Apakah kau memiliki sebuah lagu yang mengingatkanmu tentangku?
  4. Kau menulis namaku seperti apa di ponselmu?
  5. Apakah kau akan selalu percaya padaku sebagai tempat untuk bercerita?
  6. Apakah kau senang tiap kali menerima pesanku?
  7. Apakah kau senang dengan percakapan-percakapan kecil kita?
  8. Apakah kau masih belum suka membaca?
  9. Apakah kau pernah bermimpi tentangku?
  10. Apakah ada yang salah dari caraku memperhatikanmu?
  11. Tidak apa-apa jika aku bertanya ini dan itu kepadamu?
  12. Apakah di masa mendatang aku dan kamu masih bisa bertemu?
  13. Apakah di masa mendatang kau masih akan sering berkunjung?
  14. Suatu kali kita pernah bermain ke pantai, apakah kau ingat?
  15. Apakah kau akan bercerita padaku jika kali ini ada yang menarik perhatianmu?
  16. Apa yang kamu rasakan saat ini?
  17. Kau pernah bilang akan mengajakku memancing, mungkinkah besok terwujud?
  18. Aku tahu kau pasti pandai berenang dan kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa berenang, jadi maukah kau mengajariku berenang?
  19. Kau pernah bertanya mengapa aku tidak suka buah durian, sedangkan kau sangat menyukainya, apa kau penasaran?
  20. Apakah menurutmu aku bisa menjadi seorang istri yang baik untuk pasanganku kelak?
  21. Apakah kau masih menyimpan foto-fotoku?
  22. Apakah kau mengenangku seperti aku mengenangmu?
  23. Apakah kau pernah memperhatikanku diam-diam?
  24. Bagaimana rasanya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain?
  25. Apakah kau masih menyimpan dengan rapi ingatan tentang aku?
  26. Apakah kau akan menghubungiku terlebih dahulu jika aku tidak lagi menghubungimu?
  27. Apakah kau pernah sekadar membayangkan bagaimana seandainya aku dan kamu menikah?
  28. Apakah kau pernah merasa cemburu padaku?
  29. Apakah yang kau rasakan saat ini?
  30. Apakah kamu pernah merindukan kita?

Sekian :)

Tuesday, June 17, 2014

Malam Indonesia Jerman

Jumat 13 Juni 2014 kemarin ada acara keren yang diadakan oleh Pusat Studi Jerman (Pusman) UGM, tempat kursus bahasa Jerman saya. Acara ini bertajuk Malam Indonesia Jerman, dalam bahasa gaulnya Indonesisch Deutsches Fest. Jadi acara ini diadakan seperti malam keakraban, malam keakraban Indonesia dan Jerman. Peserta acara di malam ini adalah para segenap keluarga besar Pusman, seperti peserta kursus dari semua kelas, para guru-guru, para program asisten dan para mahasiswa Jerman yang ada di UGM yang sesekali mengisi kelas di Pusman.

Rangkaian acara keren ditampilkan di MalamIndonesia Jerman ini. Acara yang ditampilkan bernuansa kebudayaan dari kedua Negara, yaitu kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Jerman. Setiap kelas kursus harus menampilkan sesuatu, yang penting ada unsur Indonesia dan Jermannya. Saya dan teman-teman kelas saya menampilkan sebuah tarian, ya sebut saja tarian tradisional Jerman. Sebenarnya bukan tradisional juga sih, kami memodifikasi gerakan-gerakan seperti yang dibawakan oleh orang-orang Jerman yang kami lihat di internet. Tentu gerakan tersebut diiringi oleh music Jerman.

Penampilan kelas-kelas lain juga tidak kalah menarik, ada yang menampilkan drama, deklamasi puisi berbahasa Jerman, menyanyi, menari dan ada juga yang menampilkan fashion show. Menurut saya kelas yang menampilkan fashion show keren, mereka niat banget buat acara ini, mereka berdandan menggunakan baju-baju tradisional Indonesia. Selain diisi oleh penampilan dari masing-masing kelas peserta kursus, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan duet biola dan cello yang dibawakan oleh mas-mas dari GMCO, lupa nama masnya siapa..hehehe , dan mereka kereen banget, beneran, apalagi waktu mereka bawakan viva la vida-nya coldplay :D. Diacara ini juga diisi oleh komunitas pecinta angklung FEB UGM, penampilan mereka juga keren.

Persembahan guru-guru pengajar di Pusat Studi Jerman juga tidak kalah seru, mereka membawakan sebuah pertunjukan drama yang menceritakan tentang seorang guru perempuan bahasa Jerman dengan seorang murid. Penampilan mereka menghibur, banyak adegan-adegan yang lucu. Salah seorang guru juga membawakan sebuah lagu berbahasa Jerman dan berbahasa Inggris, suara ibu yang nyanyi bagus, sepertinya beliau hobi menyanyi juga. 

Bazar makanan juga ada lho di Malam Indonesia Jerman ini. Ada makanan eropa dan makanan Indonesia. Konsepnya menarik, ada gerobak angkringan beserta makanan khas angkringan disandingkan dengan makanan Eropa. Para peserta bebas mengambil makanan yang diinginkan dengan menunjukkan kupon makanan yang telah di bagikan oleh panitia.

Ternyata penampilan masing-masing kelas tersebut dilombakan, dan diumumkan ketika mendekati akhir acara. Kelas saya sudah santai, berasa G' akan dapat juara gitu, pasalnya berasanya penampilan kami kurang maksimal. Kami latihan yang full semua baru dua jam menjelang acara, itupun melewati diskusi yang panjang banget, mulai dari pemilihan mau menampilkan apa dan sebagainya dan sebagainya. Belum lagi susahnya buat kumpul itu karena pada punya kegiatan masing-masing, jadi agak susah buat cari waktunya. Tapi....ternyata kami juara harapan 1 sodara sodara...haha, kami ampe bengong gitu, itu lumayan banget dapat juara harapan 1. Akhirnya kami naik ke panggung untuk menerima hadiah berupa bingkisan dan berfoto bersama. Penyerahan hadiah dilakukan oleh Herr Fajar , guru kelas kami. Isi bingkisannya ternyata sebuah Mug bernuansa Jerman, majalah asli Jerman dan sebuah blok note. Lumayan banget kan ..hehe. Juara 1 diraih oleh kelas yang membawakan drama, kemudian kelas yang menampilkan fashion show dapat juara 2 dan kelas yang membawakan lagu Let it Go berbahasa Jerman dapat juara 3.

Acara Malam Indonesia Jerman ditutup dengan pelepasan lampion yang dilakukan oleh masing-masing kelas. Masing-masing kelas melepaskan dua buah lampion yang kami beli dari panitia. Acaranya sangat menghibur dan sangat akrab, good job buat panitia :)

Gambar

Lampion yang kami terbangkan :)

 

 

 

 

 



Saturday, June 14, 2014

Pernikahan Sahabat

Hari ini seorang sahabat melangsungkan pernikahan. Alhamdulillah akhirnya ia dipertemukan dengan imamnya, dipertemukan dengan laki-laki yang akan membimbingnya, menjadi pendamping hidupnya.

Rasanya bahagia mendengar kabar pernikahannya. Seorang sahabat yang saya tahu mimpi-mimpinya, cita-citanya, menjadi bagian dari kisah hidupnya. Seorang sahabat yang begitu baik dengan tatapan matanya yang penuh kasih sayang. Seorang sahabat yang ringan tangan membantu dan membimbing temannya. Ia juga begitu sabar namun penuh semangat.

Akhirnya pilihanmu jatuh ke laki-laki itu. Semoga ia bisa menemanimu berlari mengejar mimpi-mimpimu. Semoga ia bisa menjadi sumber inspirasi bagi tulisan-tulisanmu. Semoga ia tidak hanya menemanimu berlari, namun juga mau berjalan tertatih ketika kau lelah. Semoga ia bisa mengertimu sepenuhnya, tapi aku yakin dia pasti laki-laki yang penuh pengertian sebagaimana kau yang penuh pengertian kepada orang lain.

Rasanya seperti baru kemarin kita bertemu dan membincangkan tentang calon pendamping yang belum juga muncul. Membincangkan tentang kegalauan hati. Aaaah….dan kini kau akhirnya dipertemukan. Romantis sekali.

Semoga acara pernikahanmu berjalan lancar. Pernikahanmu penuh keberkahan, menjadi jalan kebahagian dunia dan akhirat. Menghasilkan keturunan-keturunan yang hebat seperti yang kau impikan, kau pasti bisa menjadi ibu yang hebat juga. Selamat berbahagia. Doaku untukmu.

Tuesday, June 10, 2014

Tamu Istimewa

Sebentar lagi ada tamu istimewa yang akan datang, sudahkah kita bersiap?

Aku sungguh tidak sabar

Semoga langkah ini tidak berat untuk bersegera

Semoga masih ada umur untuk bertemu dengannya

Semoga masih ada kesempatan untuk menikmati pertemuan dengannya

Aku sungguh tidak sabar

Aku bergembira

Monday, June 9, 2014

Woman Talk

Beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan mengikuti acara yang bertajuk "Inspiring Woman talk with Asma Nadia" yang di adakan di Fakultas Psikologi UGM, dari judulnya pasti sudah menduga siapa yang menjadi pengisi acaranya. Dialah Asma Nadia, seorang penulis puluhan buku dan akhir-akhir ini konsen pada tema-tema keluarga dan perempuan. Dia adalah salah satu penulis favorit saya, tulisan-tulisan dia tentang perempuan begitu menguatkan. Dalam acara itu pun yang dibahas adalah tentang perempuan, perempuan muslim. Asma Nadia ternyata orang yang sangat menyenangkan, mendengar dia berbicara menyampaikan materi sangat mengasyikkan, mudah dimengerti dan tidak membosankan. 

Ada satu pertanyaan yang dilontarkan Asma Nadia waktu itu kepada para peserta yang semuanya adalah perempuan. Pertanyaannya begini "apa yang akan kalian lakukan jika tiba-tiba seorang laki-laki yang telah melamarmu dan kalian sedang mempersiapkan pernikahan, lalu tiba-tiba laki-laki tersebut membatalkan pernikahan rencana pernikahan tersebut secara sepihak?" , jujur saya agak sedikit kaget mendengar pertanyaan itu, belum pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya akan mendengar pertanyaan seperti itu, it’s really hard question. Banyak peserta yang mencoba menjawab, dan rata-rata mereka menjawab akan menangis, sedih, dan akan meminta penjelasan kepada laki-laki tersebut. Namun banyak juga yang menjawab akan mencoba mengiikhlaskannya karena pasti akan diberikan pengganti yang lebih baik. Saya tidak mencoba menjawab karena jawaban-jawaban yang disampaikan oleh peserta lainnya kurang lebih sama dengan apa yang ada di dalam pikiran saya waktu itu. 

Namun tak disangka Asma Nadia memberi pencerahan, jawaban yang disampaikan Asma Nadia atas pertanyaan itu diluar dugaan saya. Dia menjawab "kenapa jawaban perempuan selalu seperti itu?, boleh menangis, boleh bersedih, tapi jangan kelamaan. Jika menghadapi hal seperti itu kalian harus cepat bangkit. Seharusnya hal pertama yang kalian lakukan adalah mengirimkan tagihan kepada laki-laki tersebut, tidak mungkinkan tagihan atas semua persiapan pernikahan kalian tanggung sendiri. Kalian dan keluarga kalian sudah dibuat malu atas pembatalan pernikahan, masa' mau rugi materi juga. Sebagai perempuan kalian harus menunjukkan kalau kalian kuat dan tidak cengeng untuk kemudian hanya menerima keadaan". Mendengar jawaban Asma Nadia seperti itu aku langsung mengangguk tanda setuju.

Setelah aku pikir-pikir, memang banyak kejadian seperti itu. Ketika seorang perempuan begitu mudahnya hanya menerima keadaan tanpa mau melakukan sesuatu, sesuatu yang sebenarnya mampu ia lakukan, yang bisa jadi dapat mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Perempuan cenderung diposisikan sebagai seseorang yang lemah, kadang sedih dan menangis berlebihan hanya karena ditinggal oleh laki-laki yang ia sayangi. Padahal seperti yang disampaikan Asma Nadia pada acara tersebut, seorang perempuan, apalagi seorang muslimah itu harus kuat, berdaya dan bahagia. Ia harus berdaya secara ilmu, berdaya secara ekonomi, harus juga bisa memimpin karena kelak ia akan membimbing anak-anaknya, dan ia juga harus bisa menginspirasi, menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya. Perempuan jangan tahunya hanya menangis dan meratap sedih saja. 

Pertemuan dengan Asma Nadia hari itu memberikan banyak sekali pikiran-pikiran positif serta masukan-masukan yang sangat bermanfaat. Banyak pemahaman-pemahaman baru yang tidak aku dapatkan dari orang lain. Asma Nadia adalah salah satu contoh muslimah yang berdaya dan bahagia. Dan bahagia itu sendiri ternyata tidak jauh, bahagia itu ada dalam diri kita sendiri, ada dalam cara kita berpikir. 

 

Saturday, June 7, 2014

Suatu Pagi di Hari Minggu

Pagi ini sebenarnya tidak ada rencana untuk joging, lari pagi. Tapi entah mengapa ketika bangun pagi tadi aku bersemangat untuk lari pagi. Ke GSP saja, disana ramai orang-orang yang olahraga. Walau sendirian saja aku berangkat lari pagi, setelah mengganti kostum untuk lari pagi.

Sebenarnya lari pagi ini adalah salah satu cara untuk lari dari pikiran-pikiran yang kusut, lari dari kebekuan yang tengah terjadi di kosan. Sudah lama juga aku tidak olahraga. Dan cukup ampuh ternyata membuat mata melek, berkeringat, dan badan jadi segar.

Hanya dua puataran. Ternyata aku hanya sanggup dua putaran saja untuk lari memutar mengelilingi GSP  UGM. Itupun aku sudah ngos-ngosan, tapi sangat berkeringat.

Di GSP ramai dengan orang-orang yang berolahraga, lari, main bulu tangkis atau sekedar berjalan-jalan. Rata-rata para mahsiswa, namun ada juga keluarga-keluarga kecil yang mengajak anak-anak mereka olahraga atau hanya sekedar duduk-duduk di pelataran. Di sana ada juga beberapa orang yang datang sendiri sepertiku, hanya untuk lari pagi, untuk menyegarkan badan atau mungkin juga hanya untuk sekedar menghindari kebekuan seperti yang kulakukan.

Terkadang aku menikmati waktu-waktu sendiri seperti lari pagi sendiri atau jalan-jalan sendiri, ini termasuk “me time”. Kadang janjian dengan teman, namun kebanyakan tidak jadi dan lama karena saling tunggu.

Tidak disangka di GSP tadi bertemu dengan seorang dosen ku yang juga sedang lari pagi. Akupun menyapa dan kami kemudian mengobrol, tak jauh-jauh ternyata yang dibicarakan rencana penelitian. Alamaaaak ….., hari minggu gini tetap diingatkan yaa. Tapi aku harus berterima kasih punya orang-orang yang senantiasa mengingatkan sehingga aku tidak lupa akan apa yang menjadi prioritas utama saat ini.

Setelah matahari sudah muncul agak terik, aku memutuskan pulang. Orang-orang yang lainpun sudah sedikit demi sedikit meninggalkan GSP, mungkin beralih ke pasar tumpah Sunday Morning. Akupun pulang dengan lebih semangat sehabis berolahraga. Semoga saja rencana olahragaku yang seminggu sekali tak berakhir, semoga rasa malas untuk olahraga tidak rajin mengunjungi.

Enchanted

Tadaaaa......saya baru menemukan lagu yang "aku banget nih", 

sebenarnya ini lagu lama, dari album ketiga Taylor Swift, Speak Now. Tapi lagu ini sedang cocok saja dan Taylor emang juaranya bikin lagu-lagu keren yang ia tulis sendiru.

Ini dia judulnya "Enchanted"

There I was again tonight
Forcing laughter, faking smiles
Same old tired, lonely place

Walls of insincerity
Shifting eyes and vacancy
Vanished when I saw your face

All I can say is it was enchanting to meet you

Your eyes whispered “have we met?”
Across the room your silhouette
Starts to make it’s way to me

The playful conversation starts
Counter all your quick remarks
Like passing notes in secrecy

And it was enchanting to meet you
All I can say is I was enchanted to meet you

This night is sparkling, don’t you let it go
I’m wonderstruck, blushing all the way home
I’ll stand forever wondering if you knew
I was enchanted to meet you

The lingering question kept me up
2 AM, who do you love?
I wondered ’til I’m wide awake

And now I’m pacing back and forth
Wishing you were at my door
I’d open up and you would say, “Hey”

It was enchanting to meet you
All I know is I was enchanted to meet you

This night is sparkling, don’t you let it go
I’m wonderstruck, blushing all the way home
I’ll stand forever wondering if you knew
This night is flawless, don’t you let it go
I’m wonderstruck, dancing around all alone
I’ll stand forever wondering if you knew
I was enchanted to meet you

This is me praying that
This was the very first page
Not where the story line ends
My thoughts will echo your name
Until I see you again
These are the words I held back
As I was leaving too soon
I was enchanted to meet you

Please don’t be in love with someone else
Please don’t have somebody waiting on you

This night is sparkling, don’t you let it go
I’m wonder-struck, blushing all the way home
I’ll stand forever wondering if you knew
This night is flawless, don’t you let it go
I’m wonder-struck, dancing around all alone
I’ll stand forever wondering if you know
I was enchanted to meet you

Please don’t be in love with someone else
Please don’t have somebody waiting on you

 :)

Thursday, June 5, 2014

Rumah Impian

Semalam, di kelas Jerman kami membahas tentang rumah dan perabotannya, tentang rumah impian.

Eine Traumwohnung 

Rumah Impian

Jadi bolehkah aku kali ini bercerita tentang rumah impianku, rumah impian yang suatu saat ingin kumiliki :)

Rumah adalah sesuatu yang bisa membawamu pulang, tempat yang akan selalu kau rindukan kemanapun kau berjalan, dan yang paling penting adalah tempat dimana berkumpulnya orang-orang yang kau kasihi.

Kelak aku ingin mempunyai sebuah rumah dengan halaman yang luas, yang ditanami banyak pohon dan bunga-bunga warna warni Bukankah akan sangat menyenangkan ketika kau membuka jendela di pagi hari dan menghirup udara yang segar sambil menikmati bunga-bunga yang ada di halaman. Dihalaman yang luas kau akan bisa melihat anak-anak bermain dengan leluasa, dengan bebas.

Tak perlu ukuran rumah yang besar dan mewah, yang sederhana saja namun bersih. Dan didalamnya aku ingin ada sebuah ruang perpustakaan, ruang buku-buku, pasti rasanya luar biasa sekali memiliki sebuah ruang perpustakaan di rumah, dengan rak-rak buku yang ingin kudesain sendiri. Atau kalau memang tidak memungkinkan untuk memiliki sebuah ruang perpustakaan, aku ingin mendesain rak-rak buku yang cocok untuk ku letakkan di pinggir tembok atau di tengah ruangan sekalipun, jadi buku-buku tetap dapat tempat yang nyaman di dalam rumah.

Oh yaa...yang terpenting harus ada dapur yang membuat aku nyaman berlama-lama berekspresi disana, memasak makanan yang sehat dan lezat untuk keluargaku kelak. Dapur juga salah satu bagian yang penting kan dari sebuah rumah. 

Memiliki rumah dengan jendela-jendela yang besar, mungkin ide yang bagus. Agar sirkulasi udara terjadi dengan baik, tak perlu memasang AC untuk mendinginkan ruangan. Dan ketika malam hari aku bisa memandang langit malam bertabur bintang yang senantiasa diawasi bulan.

Tentu saja kamar-kamar tidur dan kamar mandi tak boleh ketinggalan. Mungkin perlu juga sebuah sofa yang nyaman, yang disana aku bisa menikmati buku, kopi ataupun hanya menikmati mimpi. Rasanya tak perlu ruangan khusus untuk menulis, karena bukankah menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

sekian.

Sajak Rindu

Lalu, rindu kerap kali datang tanpa bisa kutepis, sungguh tak bisa kutolak

Lalu, malam selalu saja jadi saksi yang setia, setia menyaksikan bagaimana aku mengalihkan rindu ini

Lalu, bagaimana lagi aku harus melampiaskan rindu ini? Kadang aku kehabisan ide

Lalu, aroma kerinduan ini begitu menusuk, apa kau masih berpura-pura tak menciumnya?

Lalu, sampai kapan kau kan berpura-pura? Setidaknya berikan aku sedikit petunjuk

Lalu, apakah kau tidak tahu bahwa berpura-pura itu melelahkan?

Lalu, aku juga lelah, lelah menerka-nerka, berdebat dengan pikiranku sendiri, tentangmu

Lalu, aku menyadari, benar kata mereka kalau orang yang jatuh cinta akan sibuk menerka-nerka

Lalu, apakah aku sungguh jatuh cinta?

Lalu, inikah tanda jatuh cinta itu? Setelah sekian lama?

Lalu, bagaimana denganmu? Aku pensaran ingin tahu

Tuesday, June 3, 2014

Bukan Kopi tapi Sereal

Pagi aku mengganti kopiku dengan sereal. Iya sereal, hanya karena aku ingin mencicipi yang lain saja. Aku memilih rasa coklat, kau tahu kan aku memang suka coklat, jadi tidak perlu menunggu lama aku akan memilih rasa coklat. Sama seperti kopi yang kuseduh kemarin, sereal ini juga aku seduh di dalam mug kesayangan. Tapi pagi ini aku memilih mug yang berwarna putih yang sederhana tapi terlihat keren, tidak menggunakan mug warna hijau yang sering aku pakai untuk menyeduh kopi.

Aku menikmati sereal pagi ini sambil menonton MV si Taylor Swift. Kau tahu kan kalau dia hari ini tepatnya jam 7 malam nanti dia akan menggelar konsernya langsung dari Jakarta. Dan sebagai manusia biasa yang menyukai musiknya dan lagu-lagunya, aku ingin menonton konsernya. Namun apa daya, tangan tak sampai ke Jakarta untuk menonton konser. Jadilah aku disini hanya bisa menonton MV nya saja, toh nanti bisa ditonton di internet, *kalau ada yang baik hati untuk mengupload sih. Oh…Taylor semoga konsermu berjalan lancar dan sukses, sukses juga untuk album ke-lima yang akan segera dirilis.

Sepertinya aku butuh waktu lebih lama untuk menghabiskan sereal ini. Ia agak sedikit membuat kenyang. Namun aku menikmatinya, sama seperti menikmati kopi. Namun esok pagi masih misteri, apakah aku akan memilih kopi atau sereal lagi. Aku sendiripun tidak dapat memastikannya.

Monday, June 2, 2014

Segelas Kopi dan Ingatan tentang kamu

Pagi ini aku bangun dengan mulai menikmati kopi yang aku seduh di dalam sebuah mug kesayangan. Kau tahu ini adalah kebiasaan baruku, minum kopi di pagi hari. Memang bukan kopi hitam seperti yang sering dinikmati para orang tua di kampung, tapi kopi sachet praktis yang bisa kau seduh kapan saja dan dengan berbagai varian rasa yang bisa kau pilih. Kebiasaan ini sudah lama, dan aku tidak tahu kapan persisnya. Mungkin dimulai ketika kau mulai rajin datang mengunjungiku, lewat mimpi. Aku jadi takut tidur, karena jika aku tidur aku tidak ingin bangun karena kau ada disana. Ketika bangun dan tersadar bahwa itu hanya mimpi, rasanya seperti baru saja mengangakat beban berat, tersengal karena sesak, karena kau tahu, aku tidak akan sanggup mengangkat beban berat.

            Ini masih pagi, dan kopi ini masih mengepul. Dalam kopi ini aku lihat senyummu, yang entah untuk siapa. Segelas kopi ini masih saja menghantarkan ingatan tentang kau. Aku tahu kau tidak terbiasa minum kopi, tapi tidak tahu sekarang. Mungkin saja karena pekerjaan yang menumpuk membuatmu butuh sesuatu untuk lebih lama terjaga, dan kau memilih kafein dalam kopi membantumu. Apa kau memilih kopi hitam atau kopi sachet praktis?

Matahari semakin menampakkan diri. Aku menyeruput kopiku, menikmati rasanya, menikamti hangatnya. Aku ingin menikmati kopi sebagaimana aku menikamti kenangan-kenangan. Sebenarnya tidak ada kenangan antara kita, mungkin hanya kenanganku. Kenanganku yang terlalu banyak bersisian dengan kisahmu. Pagi ini aku sedang mengira-ngira apa yang sedang terjadi, persisnya apa yang terjadi denganku. Aku pikir aku telah jatuh, jatuh padamu. Namun bagaimana ini, sekarang apa?,

Perlahan matahari terang benderang. Kopiku telah habis, menyisakan gelas kosong. Tapi tidak dengan ingatan tentangmu. Ingatan tentangmu tidak mungkin habis. Ia akan selalu ada, di semua sela dalam hari-hariku. Aku memilih menggunakan ingatan tentangmu untuk menulis saja. Kau lihat aku jadi semakin produktif menulis, menulis apa saja yang ingin aku tulis, walau entah kau menyadarinya atau tidak. Melalui tulisan aku bisa berbicara sepuasnya tanpa merasa gemetar atau tiba-tiba merasakan lidah yang kelu akibat berhadapan denganmu. Tak mampukah aksara-aksara ini menunjukkan bahwa aku telah jatuh?, Lalu rindu perlahan menyusup, seperti udara yang selalu kuhirup, ia hadir tanpa bisa kutolak. Namun kau tahu, Aku hanya merindukanmu dalam aksara. Tidak berani lebih dari itu. 

Percakapan antara Bulan dan Bintang

Mungkin kau butuh alasan untuk bisa pulang, iya itu mungkin benar.
Tapi....tunggu, tak bisakan aku menjadi alasanmu untuk pulang?
Aku penasaran ingin tahu.
Atau tak bisakah aku menjadi Nol, yang menjadikanmu Satu.
Menjadi titik nol yang membuatmu untuk menengok ke belakang,
yang kan menyadarkanmu bahwa ada sesuatu disana yang membuatmu berarti,
yang menunggumu.
Setidaknya bisakah aku menjadi benang saja dan kau layang.
Menjadi benang yang mengikatmu namun membiarkanmu terbang tinggi,
benang yang akan menjadi penguat dan penjagamu.
Aku penasaran ingin tahu.
Jangan tanyakan mengapa aku jadi semelankolis ini, karena akupun tidak tahu jawabnya.

*sebuah percakapan di malam hari
*percakapan antara bulan dan bintang