Thursday, January 23, 2014

Jika Kelak Kita Tidak Bertemu Lagi

Jika kelak kita tidak bertemu lagi, aku ingin kau mengingat hal-hal ini.
Entah...mungkin saja daftarnya akan terus bertambah :)
1. Aku ingin kamu ingat bagaimana saat kita pertama kali bertemu dan berkenalan
2. Aku ingin kamu ingat bagaimana kita menertawakan hal-hal bodoh dan konyol
3. Aku ingin kamu ingat diskusi-diskusi kita tentang hidup, tentang cita-cita
4. Aku ingin kamu ingat cerita-cerita tentang kampung halaman
5. Tetaplah bahagia dengan apa yang kau miliki

Tuesday, January 21, 2014

Stasiun: Mengantar Pergi, Menjemput Pulang

Sepagi ini ingatanku melayang ke suasana siang di sebuah stasiun kereta api ibukota. Siang itu stasiun sangat ramai. Ramai oleh orang-orang yang ingin bepergian, orang-orang yang sekedar transit untuk kemudian melanjutkan perjalanan, orang-orang yang bekerja di stasiun, orang-orang yang datang untuk menjemput pulang ataupun orang-orang yang hanya mengantar pergi. Ruang tunggu stasiun tidak lagi mampu memuat orang-orang itu, sehingga trotoar dan lantaipun menjadi tempat duduk. Begitu banyak orang, entah apa yang ada dalam masing-masing pikiran mereka.

Cuaca panas begitu menyengat, peluh mengalir deras. Matahari kala itu menunjukkan kekuatannya, kekuatan sinarnya. Padahal itu baru sinarnya saja, dan telah sanggup membuat manusia kepayahan karena panasnya. Mungkin semua orang merasakan gerah akibat cuaca siang hari itu. Begitupun aku.

Pemberangkatan keretaku masih beberapa jam lagi, jadi aku masih harus menunggu. Aku memilih duduk mengamati dan berkenalan dengan orang yang duduk di sebelahku. Ternyata banyak yang sedang menunggu, menunggu beberapa menit, beberapa jam, bahkan menunggu berhari-hari karena kehabisan tiket. Namun tak apa, mereka sanggup menunggu berhari-hari di stasiun untuk sampai di tempat kerja, rumah ataupun kampung halaman mereka.

Banyak yang berwajah cerah karena bertemu keluarga dan orang terkasih di stasiun, ada yang berwajah sedih harus berpisah, berwajah kusut karena kelelahan, dan berwajah gelisah karena terlalu lama menunggu. Ada yang berjalan santai, berjalan cepat dan terkadang berlari takut ketinggalan kereta.

Walaupun stasiun selalu ramai, namun orang-orang tidak akan pernah mau untuk tetap tinggal disana. Pada kenyataannya stasiun hanyalah tempat singgah. Tempat dimana orang-orang datang untuk menjemput pulang dan mengantar pergi.

Wednesday, January 8, 2014

Bogor: IPB, Kebun Raya dan Hujan

Bisa dikatakan kalau ini adalah late post, karena sudah kejadian seminggu yang lalu. Tapi enggak apa-apa kan, mohon dimaafkan …hehehe

Liburan akhir tahun lalu aku berkesempatan mengunjungi kota ini, Bogor. Sebelumnya tidak terbayangkan akan berkunjung kesana, namun karena ada kesempatan maka tidak aku sia-siakan.
Dari Jogja aku mencapai Bogor dengan kereta api, yang disambung dengan commuter line sampai stasiun Bogor, beruntung waktu itu hari libur dan masih pagi jadi commuter linenya tidak seramai pada jam kerja. Kamu hanya perlu membayar 4000 rupiah dan uang jaminan kartu 5000 rupiah untuk menikmati commuter line, dan distasiun tujuan kamu dapat menukarkan kartu jaminan dan uang jaminan kembali :D
Sampai di stasiun Bogor…..jeng….jeng…, yang aku lihat di depan stasiun berderet angkot-angkot berwarna hijau, yang menunggu penumpang. Menurutku ini sedikit luar biasa, sebelumnya aku tidak pernah melihat angkot berederet-deret begitu, kecuali di TV. Di kota domisiliku yang sekarang, Jogja, transportasi masa seperti angkot tidak ada. Masyarakat Bogor menjadi lebih mandiri dengan difasilitasi angkot sebagai alat transportasi mereka. Ongkos naik angkotnyapun termasuk murah.
Destinasi pertama yang ingin aku kunjungi di kota ini adalah kampusnya, yang jadi ikon Bogor, yap IPB. Entah mengapa jika mengunjungi suatu kota yang memiliki kampus yang terkenal, pertama kali aku pasti ingin berkunjung ke kampusnya. Ada yang bilang bahwa jika kamu mengunjungi suatu tempat maka pertama-tama kunjungilah masjid dan perpustakaannya. Maka itu juga yang aku lakukan, Alhamdulillah aku berkesempatan sholat di masjid IPB, yang sebelumnya hanya pernah mendengar namanya. Namun sayang sekali aku tidak mengunjungi perpustakaannya. IPB asri, kampus yang rindang dan hijau banyak tanaman disana yang akan membuatmu sejuk memandangnya. Mungkin karena huruf “P” –nya itu yang membuat ia memiliki banyak tanaman ….

Ikon kedua kota ini tentu saja Kebun Raya nya, yang ternyata memang “Raya”, kau butuh banyak waktu untuk berkeliling, mengelilingi setiap sudutnya dan mempelajari beraneka rupa tanaman yang ada disana.

Tidak sah rasanya ke Bogor tanpa ada hujan. Tiba-tiba hujan turun mengiringi kepergianku menuju tujuan selanjutnya. Benar katanya, hujan pasti akan turun dan hujan di Bogor itu beda, karena aku merasakan hujan di Bogor jatuh dengan penuh semangat dengan bulir-bulirnya yang bisa dikatakan tak biasa. Hujan di Bogor waktu itu seakan memperjelas bahwa Bogor memang kota Hujan.

Sampai bertemu Bogor

Tuesday, January 7, 2014

Unity in Diversity

We are unity in diversity

unity in diversity



Yogyakarta 2013 :)

a reminder

This is a reminder :)

"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari”

-Nyai Ontosoroh- dalam Bumi Manusia