tag:blogger.com,1999:blog-16630860442168921372024-03-05T11:02:26.095-08:00Ruang Bicara~ A Journal of Life by Uzlifatul Azmiyati ~
uzlifatul azmiyatihttp://www.blogger.com/profile/09834015459575962331noreply@blogger.comBlogger359125tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-62930534752949648292024-02-26T08:14:00.000-08:002024-02-26T08:14:30.208-08:002024 ~ Katya Ulang Tahun Yang Ke Empat <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8lv4sqXUf6uN2ZsApD7mrFIeZcbxwCN-ZD95BXtZJqtU8Em6KtbXH-ss7iXEGSAN_yeWSD18ggJ3Dn6U4K1Xgl6BWE3ipV7oFZQ9lplUbYC-VBD1NTdxthNHjK04emAApS435e3rqhDHisOOEh6Hn-oCcF8MYpxAufSpOtp74aBAiKj_n2NT4GWNHXvbK/s4000/reannan-finney-QjfOTjR6Cwo-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="4000" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8lv4sqXUf6uN2ZsApD7mrFIeZcbxwCN-ZD95BXtZJqtU8Em6KtbXH-ss7iXEGSAN_yeWSD18ggJ3Dn6U4K1Xgl6BWE3ipV7oFZQ9lplUbYC-VBD1NTdxthNHjK04emAApS435e3rqhDHisOOEh6Hn-oCcF8MYpxAufSpOtp74aBAiKj_n2NT4GWNHXvbK/w640-h320/reannan-finney-QjfOTjR6Cwo-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Februari 2024, yang artinya tahun ini Katya berumur empat tahun. Aaaaak bayikuuuu sudah empat tahun, masyaallah tabarakallah, alhamdulillah. </span></p><p style="text-align: justify;">Saya selalu terharu ketika Katya ber-ulang tahun. Mengingat betapa dia kami tunggu tunggu dan dia yang mengajarkan saya banyak sekali hal pertama dalam hidup saya. Tidak hanya hidup saya tapi juga hidup Pak suami, Bapaknya Katya. Ketika dia terlahir saya juga terlahir menjadi Ibu, dan Pak suami terlahir menjadi Bapak. Menjadi orang tua. Tidak pernah saya begitu menunggu sesuatu seperti saya menunggu Katya waktu itu. Rasanya mendebarkan. Sejak proses menunggu itu, dia telah mengajarkan banyak hal kepada kami. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Katya tumbuh sehat tanpa kurang sesuatu apapun. Setiap bertambah usia dia semakin menunjukkan perkembangan yang membuat saya kadang amazed. Kayak mikir "kok bisa sih anak umur segini begini, anak umur segini begitu". Saking kadang nggak habis pikir dengan tingkah dan perkataannya. Dia semakin ceriwis, segala macam harus ada jawabannya. Soal berkomentar sih nomor satu, tidak hanya itu dia juga sudah pintar berdebat. Ya Allah kadang sampai speechless. Dia bisa dalam sekejap membalikkkan kata kata saya. Astagaaaaa. Ibunya jadi istigfar nggak boleh ngomong keras, apalagi kasar. Di satu sisi saya senang dengan perkembangan ini. Logika berpikirnya jalan, dipancing dikit bisa keluar semua cerita dan pertanyaannya. Apalagi kegiatan bercerita adalah kegiatan favorite dia sampai sekarang. Orang tuanya harus punya banyak stok cerita. </p><p style="text-align: justify;">Saya rasa setelah punya adek Katya semakin memperlihatkan sisi penyayangnya. Dia mudah sekali tersentuh. Dan ikutan sedih kalau adeknya ditegur/dimarahin. Dia pasti akan langsung bilang "jangan marahin adek" atau "jangan gituin adek". Lalu ibunya langsung nyadar.... Katya seperti alarm pengingat, yang membuat saya selalu berusaha di jalur yang benar. Tidak jarang dia protes soal segala macam. Tentang kenapa dia tidak boleh makan yuppy atau coklat terlalu banyak, kenapa tidak boleh makan snack snack sedangkan teman temannya boleh, tentang kenapa begini kenapa begitu. Tapi sampai saat ini dia tidak pernah protes kenapa dia harus sekolah. Alhamdulillah banget dia selalu happy berangkat sekolah sejak KB A dulu. Dia juga seringkali mempraktekkan apa yang dia dapatkan di sekolah, termasuk baca iqro yang senang banget diulang di rumah sama Ibu. Walaupun yah ada aja momen momen "aku capek ibu, nggak mau ah" ~</p><p style="text-align: justify;">Katya pertama kali membuat saya harus menjadi orang yang lebih baik, menjaga tingkah laku dan tutur kata saya. Karena ada dia dan adeknya yang bisa jadi peng-copy-paste ulung. Sangat mencengangkan melihat bagaimana anak anak bisa menirukan apa apa yang dia lihat dan dengar dari orang tuanya. </p><p style="text-align: justify;">Melihat Katya tumbuh baik sehat ceria adalah doa saya selalu. Segala doa yang terbaik buat Katya, semoga langkahnya dipermudah dalam menimba ilmu dan selalu terpelihara rasa senang belajar dalam dirinya. We LOVE you Kakak!</p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-78240811662808501532024-02-12T21:22:00.000-08:002024-02-12T21:22:39.849-08:00Serba Serbi Bekal Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMoBFuziVCb0dSQGdk7jdIbIkDKmjyMzj23SDXgWeRETYRJaXX04AY5xcxYYp3qsROP4pIeYqOOkEY6aCW1rur8SYYJ9wPBvK7LvD_DD5ferYCeJ-qphokt05_N7aHyi37vwN0GFOcoVm84uyRBTVb45CKX4iM1JJ9nnaxaW_14L9UYAmHpJ3Lsxm98uUz/s4032/boxed-water-is-better-6Jjln-Mql4s-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMoBFuziVCb0dSQGdk7jdIbIkDKmjyMzj23SDXgWeRETYRJaXX04AY5xcxYYp3qsROP4pIeYqOOkEY6aCW1rur8SYYJ9wPBvK7LvD_DD5ferYCeJ-qphokt05_N7aHyi37vwN0GFOcoVm84uyRBTVb45CKX4iM1JJ9nnaxaW_14L9UYAmHpJ3Lsxm98uUz/w640-h480/boxed-water-is-better-6Jjln-Mql4s-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sebelum bikin <b><span style="color: #c27ba0;">#BekalKatya </span></b>yang isinya bekal untuk anak anak, saya sudah lebih dulu bikin <span style="color: #c27ba0;"><b>#BekalNyonyaFatih </b></span>yang tentu saja bekal buat Pak suami ngantor. Sejak menikah mulai bikin bekal buat Pak suami, awalnya biar dia gampang makannya nggak perlu keluar beli. Apalagi waktu itu Pak suami sering tugas ke Bandara. Semangat banget bikin bekal, dari makanan berat, cemilan dan buahnya. Semua siap sedia. Ditambah sedang program anak jadi makin rajin bikin bekal, supaya makanan yang dikonsumsi jelas nutrisinya dan terjamin kebersihannya. Tapi ternyata bikin<b><span style="color: #c27ba0;"> #BekalNyonyaFatih </span></b>leluasanya ketika belum punya anak, karena setelah ada anak semuanya ambyar...wkwkwk. Banyak sekali perubahan yang terjadi sehingga nggak semudah dulu nyiepin bekal untuk Pak suami.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Sejak Katya sekolah jadilah Ibu bikin bekal buat sekolahnya Katya. Plus adek Khalif ke <i>daycare</i> juga jadi sama sama bawa bekal. Pagi pagi fokusnya nyiepin bekal buat anak anak dan sarapan seluruh keluarga. Sejauh ini sudah terbiasa bangun lebih pagi, setelah beribadah langsung ke dapur. Rasanya happy happy aja karena pada dasarnya saya memang suka masak, platting bekal adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya juga senang melihat bekal bekal yang berseliweran di IG. <i>Amazed </i>juga dengan ibu ibu di IG yang bisa bikin bekal dengan berbagai macam bentuk lucu, pasti butuh effort yang nggak biasa kaaan. Asli terniat. Meskipun saya nggak muluk muluk, nggak harus bikin bekal dengan berbagai macam bentuk karena waktunya nggak cukup ... tolooong haha. </p><p style="text-align: justify;">Tiga hal yang menjadi konsen saya dalam membuat bekal adalah kotak bekal dan isi makanannya.</p><p style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">1. Kotak Bekal </span></b></p><p style="text-align: justify;">Sebelum membuat bekal memilih kotak bekal yang tepat adalah hal yang penting. Harus diingat bahwa yang akan membawa bekal adalah anak anak usia Paud/TK jadi pilihan kotak bekal harus disesuaikan dengan kebutuhan anak anak seusia mereka. Hal ini termasuk botol minum yang digunakan anak anak. Beberapa hal yang bisa dicek terkait kotak bekal adalah:</p><div><p style="text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Ukuran </b></span></li></ul><div style="text-align: justify;">Bagi saya ukuran kotak bekal yang pas untuk anak anak sangat penting. Memilih kotak bekal dengan ukuran anak anak, tidak terlalu besar dan compact sehingga mudah dibawa oleh anak. Ibu ibu sekalian pasti bisa menyesuaikan dengan anak masing masing segimana ukuran kotak bekal yang pas untuk mereka.</div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Material/Bahan</b></span></li></ul><div style="text-align: justify;">Penting sekali untuk memilih material kotak bekal yang aman bagi kesehatan. Terbebas dari bahan bahan beracun. Selain itu memilih material/bahan yang tidak berat, harus ringan, jadi tidak menyulitkan anak ketika membawanya. Ntar kalau kotak bekalnya aja sudah berat bisa tambah berat kalau ditambah isinya. </div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Anti Tumpah/Tidak</b></span></li></ul><div style="text-align: justify;">Sekarang sudah banyak banget kotak bekal yang punya teknologi anti tumpah plus anti geser geser. Ini bermanfaat banget sih untuk mencegah makanan tercampur sehingga mempengaruhi selera anak untuk memakan bekalnya. </div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Mudah Dibuka/Tidak</b></span></li></ul><div style="text-align: justify;">Pastikan kotak bekal yang kita sediakan mudah dibuka atau ditutup oleh anak. Karena anak di sekolah tujuannya kan untuk belajar mandiri dan gurunya tidak bisa sepanjang waktu ada di sisinya untuk bukain kotak bekal jadi pastikan kotak bekalnya bisa ia buka/tutup sendiri dengan mudah. </div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Motif</b></span></li></ul><div style="text-align: justify;">Menurut saya motif kotak bekal ini penting nggak penting. Saya sendiri lebih memilih kotak bekal yang minim motif atau nggak pake motif sekalian, biar nggak pusing liat motif yang terlalu rame. Atau bisa juga memilih kotak bekal dengan motif yang disukai anak anak jadi bisa bikin mereka lebih bersemangat makan bekalnya di sekolah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">2. </span></b><span style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Isi Makanannya</span></b></span></div></div><div><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div><span style="text-align: justify;">Beberapa prinsip yang saya terapkan pada isi bekalnya anak anak adalah:</span></div><div><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Jenis </span></b></li></ul><div style="text-align: justify;">Makanan yang ada di kotak bekal Katya pada dasarnya terdiri dari makanan yang rasanya manis, gurih dan buah. Mengandung bahan bahan yang dibutuhkan oleh tubuh, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Cailah...namanya juga usaha menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak. </div><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Variasi</span></b></li></ul><div style="text-align: justify;">Sebisa mungkin saya memvariasikan makanan yang ada di kotak bekal anak anak. Tujuannya supaya anak anak nggak bosan dan jadi semangat makan bekalnya. Walaupun ada kalanya anak anak akan meminta bekal yang sama berturut turut kalau suka menunya. Menurut saya bikin bekal itu jangan sampai bikin tertekan sampai kepikiran banget mau bekalin apa. Bekali aja dengan makanan yang biasa dimakan sama anak di rumah. </div><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Meminimalisir UPF</span></b></li></ul><div style="text-align: justify;">Walaupun kadang susyaaah, apalagi Katya sudah <i>ter-influence</i> dengan berbagai macam rasa. Tapi tetap mengusahakan makanan yang Ibu bikin sendiri di rumah.</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk bekal anak anak saya memakai beberapa merk dengan harga yang lumayan <i>affordable</i>, karena ternyata banyak kotak bekal yang jauh lebih mahal dari yang saya pakai...wkwkwk. Ini bukan iklan yaaa tapi berdasarkan pengalaman saya merk kotak bekal ini sudah cukup banget, dan memenuhi kriteria kotak bekal yang saya sebutkan. Merk kotak bekal yang saya pakai adalah Lock & Lock, Marcus & Marcus dan Tupperware yang kids series. Merk tersebut banyak dijual di marketplace, silahkan dicek cek. Kalau mau lihat inspirasi <b><span style="color: #c27ba0;">#BekalKatya </span></b>dan <span style="color: #c27ba0;"><b>#BekalNyonyaFatih </b></span>meluncur ke IG<b> <a href="https://www.instagram.com/uzlifazmiya/" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">@uzlifazmiya </span></a></b>yaaa :))</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM4GUH31a4xjcylAoyHo54ebXwhDrOQZUNHuM4seWgr5axFhFbj5mhpLqMMrPJqFUDh4PLRHy5HMt-ImofFa3WFqIi3BZLQjxuDaujQQp2w-Z1pFO4euoDQT4YSiByajLtJ6vxT1FkYfkRQmd0WSTgbkB6bKpaAGQ7MvYTqQBWF9pW197uCRNOgsetbulg/s1089/C7F0ABDB-8E65-4541-AC1E-BEB8261002C7%202%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1089" data-original-width="771" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM4GUH31a4xjcylAoyHo54ebXwhDrOQZUNHuM4seWgr5axFhFbj5mhpLqMMrPJqFUDh4PLRHy5HMt-ImofFa3WFqIi3BZLQjxuDaujQQp2w-Z1pFO4euoDQT4YSiByajLtJ6vxT1FkYfkRQmd0WSTgbkB6bKpaAGQ7MvYTqQBWF9pW197uCRNOgsetbulg/w284-h400/C7F0ABDB-8E65-4541-AC1E-BEB8261002C7%202%20(1).jpg" width="284" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kotak bekal Marcus & Marcus</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLnfvmE0t0fEUSsZwfKs-XdU5rQY0lYw4TjlNP31x-7bLoZmuSGGQIw25bdGeNh68dH_vxtrTJeeqwZ9-ToK11JrLoCWlFzQpcV4UHwdWMQz-wnkmRIBU8qJkwrmv9Q1EaU4kcJCnm1GUj3gdy9AkamgpUN8QiJOAxsW3VzUCcDi0r2BOZaQ-yAv3dbqUS/s4032/IMG_5731.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLnfvmE0t0fEUSsZwfKs-XdU5rQY0lYw4TjlNP31x-7bLoZmuSGGQIw25bdGeNh68dH_vxtrTJeeqwZ9-ToK11JrLoCWlFzQpcV4UHwdWMQz-wnkmRIBU8qJkwrmv9Q1EaU4kcJCnm1GUj3gdy9AkamgpUN8QiJOAxsW3VzUCcDi0r2BOZaQ-yAv3dbqUS/w300-h400/IMG_5731.jpg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kotak bekal Lock & Lock</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Semangat bikin bekal Ibu Ibu, semoga dengan usaha Ibu menghadirkan makanan yang sehat atas ijin Allah menjadikan anak anak sehat, cerdas, ceria di sekolah. Love.</div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-12515631497240850242024-01-25T07:12:00.000-08:002024-01-25T07:12:59.657-08:00#BookReview; The Stranger In The Lifeboat (Orang Tak Dikenal Di Sekoci) - Mitch Albom<p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV7947J3kJRaf6AbfZ4nJUxoD17cvzUFW75Sep9Do1PPRGiVn-D0uIF3q2AyA6gDWktWUCNeeGsPpcPg12qnk6HTKUz6lpkDOW3VSaR4Pcf-UMDiSYhbiJ37Tb5ge45iOkGlaSZT09QteJHrCHZtICldmrmx9tLroBe-tsKdtHBBAWboMW0JVUS9QPmElW/s1024/WhatsApp%20Image%202024-01-25%20at%2022.56.24.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="768" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV7947J3kJRaf6AbfZ4nJUxoD17cvzUFW75Sep9Do1PPRGiVn-D0uIF3q2AyA6gDWktWUCNeeGsPpcPg12qnk6HTKUz6lpkDOW3VSaR4Pcf-UMDiSYhbiJ37Tb5ge45iOkGlaSZT09QteJHrCHZtICldmrmx9tLroBe-tsKdtHBBAWboMW0JVUS9QPmElW/w480-h640/WhatsApp%20Image%202024-01-25%20at%2022.56.24.jpg" width="480" /></a></div><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><div style="text-align: center;">Judul: The Stranger In The Lifeboat (Orang Tak Dikenal Di Sekoci)</div></span><p></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">Penulis: Mitch Albom</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">Alih Bahasa: Berkat Setio</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">Penerbit: Gramedia</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">Tebal Buku: 272 Halaman</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">ISBN Cetak: 9786020672977</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;">Novel, 17+</span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><i>Sembilan penumpang berhasil selamat dari kapal pesiar Galaxy yang meledak lalu tenggelam. Di sebuah sekoci mereka terkatung-katung dan berjuang bertahan hidup. Sementara air minum, makanan, dan harapan semakin menyusut, di hari keempat mereka menemukan seorang laki-laki terapung-apung di tengah ombak dan menariknya ke sekoci. Orang itu mengaku sebagai "Tuhan". Dan dia akan dapat menyelamatkan mereka jika mereka semua memercayainya.</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: courier;">***<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Sebuah kapal pesiar mewah yang membawa para pesohor dunia bernama Galaxy meledak lalu tenggelam. Kejadian ini tentu menghebohkan dunia. Bagaimana tidak, perjalanan yang digadang gadang sebagai pertemuan orang-orang penting yang akan mengubah dunia tiba-tiba menjadi sebuah bencana. Banyak tim, banyak teknologi dikerahkan untuk mencari tahu bagiamana Galaxy tenggelam dan dimana posisi bangkai kapalnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Siapa sangka sembilan orang penumpang Galaxy selamat dari ledakan Galaxy dan menggantungkan hidupnya di sebuah sekoci. Salah satu yang selamat adalah Benji. Seorang awak kapal yang menjadi pembantu di kapal. Selama di Sekoci ia menulis catatan di buku yang dia peroleh dari tas darurat di Sekoci. Benji mencatat kejadian yang dia alami di Sekoci, di tengah lautan, tentang orang orang yang ada bersamanya di Sekoci. Ia menulis untuk Annabelle, istrinya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Di hari keempat mereka menarik seseorang ke Sekoci, yang mengaku sebagai Tuhan. Yang selalu mengatakan bahwa jika kau percaya padaku maka aku akan menyelamatkanmu, aku selalu memperhatikanmu, aku selalu berada di dekatmu. Tapi gerak geriknya tidak menunjukkan bahwa dia Tuhan. Mungkinkah Tuhan ikut memakan sisa biskuit coklat dengan rakus? ~ gumam Benji dalam hati. Siapa sebenarnya laki-laki ini?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;"></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><i>"Tampaknya jelas sekarang bahwa aku akan mati di lautan ini. jika memang demikian, aku ingin dunia tahu beberapa paragraf tentang aku, tentang hidupku. Aku tidak punya alasan untuk berharap buku catatan ini akan berpergian ke tempat-tempat yang tidak dapat kukunjungi. Tetapi ketika kita tidak punya lagi ide-ide besar, kita berpegang pada ide-ide kecil."</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: courier;">Benji sebagai seorang yang seringkali mempertanyakan Tuhan dalam hidupnya. Hidupnya yang keras dan selalu ditinggalkan oleh orang orang yang ia sayangi sejak kecil membuat dia seringkali bertanya benarkah Tuhan itu ada. Dimana dia? kenapa tidak pernah membantuku? </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;"></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><i>"Aku tidak mengatakan apa apa. Bahkan aku nyaris tidak bergerak. Aku tidak bisa. Aku terus memandangi laut yang bercahaya gemerlapan, terpesona. Pada saat itu, aku merasakan betapa tidak berarti diriku, lebih dari saat saat lain dalam hidupku." </i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Ada tiga POV yang digunakan dalam buku ini, pertama POV Benji yang menulis catatan dari sekoci, kedua POV <i>anchor </i>dan reporter yang menyiarkan berita tenggelamnya Galaxy, ketiga POV LeFleur seorang inspektur polisi yang diberitahu oleh seorang gelandangan bahwa sebuah sekoci ditemukan di tepi Pantai ribuan mil jauhnya dari posisi terakhir Galaxy. LeFleur juga adalah orang yang tidak percaya dengan Tuhan karena menganggap Tuhan tidak menyayangi keluarganya karena mengambil anaknya yang baru berusia empat tahun.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Baca cerita di buku saya seperti bisa merasakan langsung apa yang dirasakan para penghuni sekoci. Ancaman dehidrasi, kelaparan, ikan hiu, panas matahari, bahkan "kegilaan" menyelimuti hari hari mereka. Hidup yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya kini ada di depan mata. Betapa mereka merindukan daratan. Lalu baru menyadari bahwa daratan tempat mereka tinggal bukanlah hal buruk. Memang, rasa menghargai seringkali datang ketika hal itu hampir sirna. </span></p><p style="text-align: center;"><i style="color: #c27ba0; font-family: courier;">"Begitu banyak hal yang dibutuhkan untuk membuat kita merasa hebat di dunia kecil ini. Hanya butuh lautan untuk membuat kita merasa kecil."</i></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Bagaimana akhir kisah dari sembilan orang tersebut? selamatkah mereka? atau semuanya tewas?. Saya sejak membaca halaman pertama langsung penasaran. Plot twistnya di akhir bikin melongo, tak terduga. Ditambah lagi kalimat kalimat quote-able yang bertaburan di tiap halamannya. Mitch Albom tak pernah gagal bikin nge-fans sih. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Kalau mau coba baca juga, boleh banget. Luv</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: courier;">Baca Juga:<b> <span style="color: #c27ba0;"><a href="https://www.uzlifazmiya.com/2024/01/bookreview-pasta-kacang-merah-durian.html" target="_blank">#BookReview; Pasta Kacang Merah - Durian Sukegawa</a></span></b></span></p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-38418023286430440602024-01-15T08:32:00.000-08:002024-01-15T08:32:20.746-08:00#MarriedLife; Kencan Berdua Setelah Empat Tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzzPocilp4FDzhwHFzVZ_1AXMmgOAqy5UaaqskukWcXAYWnlb2umTjyIr8rZVS_QRGkZApQp-5S7iiScEKmpIslRtagYA0TFUJOFCoy-ifGXd41rLVWDcTIqPdBiqjsYciLo6pR6Rk-dI8SUB6MkV4kaMnJriWHHCi9Wfqi5TwBJafZ57Lacjnc5aegvBu/s4088/jonathan-j-castellon-be8AmxavYp8-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzzPocilp4FDzhwHFzVZ_1AXMmgOAqy5UaaqskukWcXAYWnlb2umTjyIr8rZVS_QRGkZApQp-5S7iiScEKmpIslRtagYA0TFUJOFCoy-ifGXd41rLVWDcTIqPdBiqjsYciLo6pR6Rk-dI8SUB6MkV4kaMnJriWHHCi9Wfqi5TwBJafZ57Lacjnc5aegvBu/w640-h426/jonathan-j-castellon-be8AmxavYp8-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, tepatnya minggu ketiga Desember 2023 akhirnya kami bisa keluar sebentar kencan berdua doang. Agenda utamanya adalah <i>movie date</i>, hal yang hampir empat tahun tidak pernah kami lakukan. Karena apa? ya tentu saja karena nggak punya waktu, dan emang nggak bisa, soalnya kalau orang tuanya pergi berdua anak anaknya sama siapaaaa wkwk.</p><p style="text-align: justify;"><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Kencan berdua ini sudah kami rencanakan jauh jauh hari. Nunggu si kakak libur sekolah supaya bisa sekalian ikut ke <i>daycare</i> jadi bisa dijemput sore hari. Alhamdulillah nggak ada perasaan bersalah karena kami tahu anak anak ada di tempat yang baik dan kami juga butuh kencan berdua. Pak suami juga meyakinkan saya kalau <i>everything is fine</i>. </p><p style="text-align: justify;">Saya menantikan hari H itu dengan deg degan. Seperti mau kencan pertama kali dengan Pak suami hahaha. Mikirin mau pakai baju apa, hijabnya yang mana, dll. Dan yang paling penting adalah tentu mikirin bekal anak anak dan menyiapkannya sejak subuh. </p><p style="text-align: justify;">Kencan berdua ini kami lalui dengan nonton film di bioskop. Hal yang hampir empat tahun tidak pernah saya lakukan. Sejak hamil dan melahirkan dua kali berturut turut otomatis saya meninggalkan kegiatan nonton film di bioskop. Bukannya tidak mau tapi memang tidak bisa. Kegiatan nonton film diganti dengan nonton KDrama lewat handphone, yaaa lumayanlah buat me time xixi. Waktu itu kami memilih nonton <i>Aquaman</i> karena hanya itu film yang kami kira kira bagus dibandingkan dengan film lain yang sedang tayang di bioskop saat itu. Bioskop full hari itu, rame banget, karena libur sekolah juga sih ya. Menurut saya filmnya bagus, saya ikutan deg degan, ikutan sedih dan ikutan ketawa, menghiburlah. Sesekali nanya sama Pak suami kalau ada yang tidak dimengerti soal filmnya, maklum nggak ngikutin dari awal soal super hero super hero-an. </p><p style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><i>Waktu di bioskop saya agak sedih karena minuman coklat favorite yang dulu sering saya beli kalau mau nonton sudah tidak ada, huhu. Kemana diaaaa, padahal itu enak lho. Pilihan menunya terbatas banget lagi T,T </i></span></p><p style="text-align: justify;">Setelah nonton dan sholat kami makan siang. Ada perasaan aneh meliputi waktu makan, di satu sisi merasa lega bisa makan di luar tanpa harus rempong merhatiin anak tapi di sisi lain juga dikit dikit ingat dengan segala kerempongan yang kami lalui kalau lagi makan di luar sama anak anak. Kayak "wah menu ini pasti si kakak suka, ini pasti adek suka" dan lain lain. Ingatannya itu seringkali ke anak. Dasar ibu ibu. Eh tapi kami ngobrol berdua juga, mengomentari banyak hal, menikmati makanan dan minuman yang kami pesan dengan mindfull sambil membahas juga setelah makan mau kemana lagi sebelum jemput anak anak.</p><p style="text-align: justify;">Namanya orang tua dengan toodler yang sedang aktif aktifnya main pasti kepikiran untuk beliin anak mainan. Merasa nggak mungkin kan pulang dengan tangan kosong, hmm maka kamipun ke toko mainan buat beli mainan untuk kakak dan adek. Pilih yang sekiranya punya nilai manfaat juga. Setelah pilih mainan pulang deh dan meluncur ke daycare jemput kakak dan adek. Alhamdulillah lega banget lihat anak anak tertawa riang waktu dijemput dipeluk dicium senangnya. Apalagi waktu lihat mainan yang kami belikan untuk mereka. Ternyata rasa khawatir yang terlintas dalam kepala hanya sampai di situ saja, cuma jadi beban saja, seharusnya sih dihempaskan jauh jauh.</p><p style="text-align: center;">***</p><p style="text-align: justify;">Kencan berdua ini akan terus saya ingat, dan akan kami ulang secara periodik. Melalui kencan ini saya menyadari bahwa <i>sparkling sparkling </i>itu selalu ada. Perasaan deg degan, malu malu seperti saat pertama kali bertemu bahkan saat ketika jadi pengantin baru jadi terasa lagi. Akhirnya ngerasain lagi gimana duduk di depan samping Pak suami di dalam mobil, rasanya gandengan tangan waktu jalan, rasanya pakai baju rapi dan tas kecil cantik buat jalan. Hal hal kecil yang akhir akhir ini tidak pernah kami lakukan. Karena duluan rempong sama bocil wkwk.</p><p style="text-align: justify;">Kencan ini membuat perasaan kami semakin kuat, kami semakin terikat. Kami menyadari seberapa jauh langkah kami, apa apa saja yang telah kami lalui, dan apa apa yang kami harapkan di masa yang akan datang. Kencan ini menumbuhkan kembali getaran getaran yang lama terpendam. Hidup kami yang beberapa waktu terakhir disibukkan dengan bekerja, mengurus anak, mengurus rumah dan lain sebagainya akhirnya punya waktu untuk fokus dengan kami berdua sebagai pasangan. Ternyata benar kata kata yang pernah saya dengar kalau setelah menjadi orang tua kadang kita lupa jadi <i>lover</i>, lupa jadi pasangan satu sama lain. Dan kencan berdua ini adalah salah satu cara kami untuk menguatkan diri lagi sebagai pasangan. Karena kadang mau <i>pillow talk </i><span style="font-style: italic;">aja susah keburu ngantuk besok harus kerja saaay wkwkwk.</span></p><p style="text-align: justify;">Baiklah, begitulah rumitnnya kehidupan dewasa yang butuh menyesuaikan waktu disana sini. Tapi kalau nggak di-ada-kan waktunya sih maka nggak akan pernah ada waktu. <i>Take a moment and </i><i>taste it </i>ajalah. Uhuy!</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMFPiouDK6mkhpJtDEIFHV2l7oDwQGcb6RXpgJ6z3mVkhQoY_lYzOC0W3hwBKfLhQpLSIHwE6pn2kSmQE9YcZ3i5Q4pdQgFlnF7kay3hELKn5rfSLOY3cLWKmxxEy_Cgz8LY8eLJFOrAP2uQLWpDm2NNke03yY0PysX4ADXkHvs-oMxSXaS_AjLflTDJsV/s4032/IMG_6039.HEIC" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMFPiouDK6mkhpJtDEIFHV2l7oDwQGcb6RXpgJ6z3mVkhQoY_lYzOC0W3hwBKfLhQpLSIHwE6pn2kSmQE9YcZ3i5Q4pdQgFlnF7kay3hELKn5rfSLOY3cLWKmxxEy_Cgz8LY8eLJFOrAP2uQLWpDm2NNke03yY0PysX4ADXkHvs-oMxSXaS_AjLflTDJsV/w480-h640/IMG_6039.HEIC" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pamer foto abis nontonya gini doang ya :p</td></tr></tbody></table>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-52289582748807797622024-01-10T06:39:00.000-08:002024-01-10T06:39:49.846-08:00#BookReview; Pasta Kacang Merah - Durian Sukegawa<p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b></b></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQGo5dCq2iEM32p6x6d1wwtduPF4wNna4C7AWWDX0GIcBwT73QM6qG5vIQ087Iwt4FR5mWIrdCKjUNu4CaW2Js0IiOc-bLn5PE35U1frI_53RnuzMQD7SAlX5gPKPtpLPI32U02zGyibxjHUezsyKc1Y8vDpPz47qc2_bS36Bu6_yVOrOqFt_4aNW1kPpQ/s940/AD65646B-FB65-4B6E-9A89-1EC90210ACF5.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="788" data-original-width="940" height="536" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQGo5dCq2iEM32p6x6d1wwtduPF4wNna4C7AWWDX0GIcBwT73QM6qG5vIQ087Iwt4FR5mWIrdCKjUNu4CaW2Js0IiOc-bLn5PE35U1frI_53RnuzMQD7SAlX5gPKPtpLPI32U02zGyibxjHUezsyKc1Y8vDpPz47qc2_bS36Bu6_yVOrOqFt_4aNW1kPpQ/w640-h536/AD65646B-FB65-4B6E-9A89-1EC90210ACF5.PNG" width="640" /></a><b> </b></b></span></div><p></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Judul: Pasta Kacang Merah</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Penulis: Durian Sukegawa</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Alih Bahasa: Asri Pratiwi Wulandari</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Penerbit: Gramedia </b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Tebal Buku: 240 Halaman</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Cetakan Pertama Tahun 2022</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>(versi bahasa asli terbit pertama kali tahun 2013, edisi revisi tahun 2015)</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>ISBN: 622186020</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><b>Novel, 17+</b></span></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0; font-family: courier;"><i>Buku ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Sentaro dan seorang wanita tua bernama Tokue. Sentaro yang merasa gagal dalam hidup dengan catatan kriminal dan kecanduannya pada alkohol. Sedang Tokue hidup dengan jejak penyakit yang membuat semua orang takut. Pertemuan mereka membuat Sentaro belajar perihal makna kehidupan.</i></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: courier;">***<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: courier;">Sentaro, seorang kepala toko Dorayaki menjalani kehidupan yang biasa. Misinya adalah hanya bekerja sesuai porsi untuk melunasi hutang dan mengubur catatan buruk masa lalu. Ia sudah lama meninggalkan mimpinya menjadi penulis. Toko Dorayaki menjadi tempat sehari hari Sentaro menghabiskan hari harinya. membuat pasta kacang merah, memanggang dorayaki, melayani pembeli dan menonton pohon sakura di depan toko.</span></span></div><span style="font-family: courier;"><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">Sampai suatu hari Tokue, perempuan tua dengan jemari dan wajah yang aneh datang ke toko Dorayaki menemui Sentaro untuk melamar pekerjaan. Aku bisa membuat pasta kacang merah yang lezat katanya, pengalamanku dalam membuatnya sudah 50 tahun. Tokue juga sanggup dibayar dengan gaji yang sangat rendah. Meski bimbang dengan kondisi fisik Tokue, Sentaro akhirnya menerima Tokue bekerja. Siapa tahu pasta kacang merahnya bisa membuat toko lebih ramai pembeli, gumam Sentaro dalam hati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><i><span style="color: #c27ba0;">"Karena itulah aku membuat kudapan. Aku membuat makanan manis untuk dapat dimakan orang orang sehabis menangis. Dengan begitu, aku bisa hidup"</span></i></div></span><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">Toko beneran rame karena pasta kacang merah Tokue yang lezat. Tapi kemudian, para pelanggan menyadari bahwa ada yang aneh dengan Tokue. Bahwa bentuk jemari dan wajah Tokue yang aneh adalah akibat dari penyakit Lepra/Hansen/Kusta yang sangat ditakuti pada masa itu. Lima puluh tahun yang lalu ketika Tokue remaja dia mengidap penyakit itu lalu diasingkan ke sebuah Sanatorium bersama dengan pasien lain. Di isolasi, tidak boleh berinteraksi dengan dunia luar. Penyakit mereka menular, berbahaya. Lalu ditemukanlah obat dan metode perawatan yang tepat bagi penyakit itu. Tokue dinyatakan sembuh sejak 50 tahun lalu. Namun kehidupannya sudah terenggut penyakit itu. Datang bekerja ke toko Dorayaki adalah sebuah kebahagiaan baginya, karena bisa melihat dunia luar dan ngobrol dengan orang lain. Selain itu, dia juga bisa melihat bunga sakura yang cantik yang ada di depan toko.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><i><span style="color: #c27ba0;">"Kalau kita hidup hanya melihat kenyataan, kita akan merasa ingin mati. Untuk melampaui kungkungan ini kita hanya bisa hidup seakan sudah melampaui kungkungan tersebut"</span></i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terjadi pergolakan, pelanggan ada yang memilih pergi akibat kehadiran Tokue. Tapi ada juga yang memilih tetap menjadi pelanggan di toko Dorayaki itu. Seakan berusaha, mulai menerima bahwa tidak apa apa ada jejak penyakit di diri Tokue asalkan pasta kacang merah yang lezat itu bisa mereka nikmati. Sentaropun merasa bimbang apakah harus memecat Tokue atau tidak, karena Sentaro mendapat tekanan juga dari pemilik toko. Sedangkan dia sudah terlanjur dekat dengan Tokue, dan belum berhasil mengadopsi resep pasta kacang merah Tokue. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: center;"><br /></div></span><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">Akhir pertemuan Sentaro dan Tokue berakhir mengharukan. Membaca sepucuk surat yang ditulis Tokue bikin nangis huaaaaaa.</div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0;"><i>"Dengarkanlah, bukalah telingamu"</i></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: #c27ba0;"> </span></div></span><span style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;">Asli saya baru tahu kalau Lepra semengerikan itu jaman dulu. Di Jepang, orang yang kena penyakit ini dulu hanya bisa pasrah bahwa ya kehidupannya sudah selesai. Meski akan tetap hidup dengan segala macam cacat yang tersisa, namun mereka seperti tidak punya kehidupan. Mempengaruhi mental hingga tak jarang bunuh diri. Pertemuan Sentaro dengan Tokue saling melengkapi. Sentaro sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Tokue. Persahabatan yang terjalin di antara mereka membuat hati hangat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya membaca buku ini untuk memulihkan semangat membaca saya yang akhir akhir ini menghilang entah kemana. Random aja milih di toko buku. Lebih dulu tertarik sama sampulnya sebenarnya. Tapi ternyata isinya memberikan saya pengetahuan baru tentang penyakit Lepra dan menyaksikan persahabatan manis antara Sentaro dan Tokue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buku ini juga bisa banget jadi pilihan kamu :))</div></span></span><p></p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-69755186190858974172024-01-01T07:41:00.000-08:002024-01-01T08:43:25.376-08:00Catatan Akhir 2023; Sedih, Cemas dan Senang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTzzFvd6qJXl40aAhIbJW1JPJLLkjqBnBq97Khq1dJd15Z6_h0l9_6ABINnY4AsoMKF-uRVU88265I3xGPjoQlEZ2Nr3bRoR_Q_vhJ2EDFZP6fCQPXWw_HXtP3DYU9GFH1s5mMaYayvW7ePujh4Gh35UuWmSxEc92BiyW0L7JNxRleAJ89iZ7f24LXmWjQ/s4088/diana-polekhina-oNRoBJYUjQ0-unsplash%20(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTzzFvd6qJXl40aAhIbJW1JPJLLkjqBnBq97Khq1dJd15Z6_h0l9_6ABINnY4AsoMKF-uRVU88265I3xGPjoQlEZ2Nr3bRoR_Q_vhJ2EDFZP6fCQPXWw_HXtP3DYU9GFH1s5mMaYayvW7ePujh4Gh35UuWmSxEc92BiyW0L7JNxRleAJ89iZ7f24LXmWjQ/w640-h426/diana-polekhina-oNRoBJYUjQ0-unsplash%20(2).jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Sudah 1 Januari 2024, malah sebentar lagi tanggal 2 Januari 2024 akan segera tiba ketika tulisan ini dibuat. Seharusnya ditulis kemarin ya di hari terakhir 2023. Tapi ya gimana baru mood sekarang haha. Enggak juga sih, kemarin sibuk main kesana kemari. Ngumpul bersama keluarga, makan makan, lalu nyampe rumah sudah capek dan memilih tidur saja. </p><p style="text-align: justify;"><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Tulisan ini saya persembahkan untuk 2023 yang telah memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Meski di awal banyak hal yang bikin sedih, tapi akhirnya bikin senyum lega. Bersyukur atas banyak hal yang telah berhasil saya, kami lewati. </p><p style="text-align: justify;">Di tahun 2023 saya pernah sedih banget setelah keluar dari ruang konsultasi dokter anak. Perasaan saya campur aduk waktu itu, suram. Sedih sampai ke tulang keknya. Lalu pernah mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya untuk cek lab segala macam yang tidak mudah ternyata, karena pasiennya bayi. Saya menguatkan hati untuk tetap tegar menemani anak melewati serangkaian tes. Setelah itu harus kontrol dokter setiap bulan, yang juga kadang bikin saya cemas berlebih. - yang merembet pada kegalauan tingkat tinggi terhadap tumbuh kembang anak. Aseli mikirin tumbang anak aja jungkir balik.</p><p style="text-align: justify;">Setelah terlewati begini nggak berasa pernah dirawat di rumah sakit karena DBD. Benar benar tidak menyangka tiba tiba kena DBD. Harus berpisah dengan anak anak dan melihat suami yang kerempongan bolak balik rumah sakit-rumah. Malam pertama nggak bisa bangun dari ranjang rumah sakit saking pusingnya plus nangis nangis ingat anak anak. Lalu juga merasa takut-deg degan tidur di rumah sakit. Perasaan saya sangat tidak nyaman.</p><p style="text-align: justify;">Di 2023 juga ditinggalin bibik ART yang jagain si adek dari lahir, duh potek banget ni hati waktu si bibik mau berhenti kerja. Langsung galau gimana si adek kalau Ibu harus ke kampus. Tapi, tidak perlu galau lama lama karena kami membuat keputusan untuk bawa adek ke daycare ketika Ibu ke kampus. Siapa sangka keputusan ini membawa perubahan besar yang positif pada adek. Alhamdulillah. Cerita soal daycare bisa langsung<b><span style="color: #c27ba0;"> <a href="https://www.uzlifazmiya.com/2023/10/drama-art-daycare-dan-cerita-di.html" target="_blank">klik di sini</a></span></b>.</p><p style="text-align: justify;">Meskipun banyak cerita sedih, cemas dan galau yang melanda ada hal hal lain di 2023 yang bikin senang, semangat dan berbunga bunga.</p><p style="text-align: justify;">Di 2023 impian punya hape baru terwujud uhuy, dengan sokongan dana dari donatur terbesar hidup saya saat ini alias Pak suami wkwk akhirnya punya aipon. Makasi yang Ayang sudah membiarkan istrinya yang banyak maunya ini punya hape lebih bagus dari diri sendiri wkwk. Tapi Ayang kan mainannya vespa kan ya :p</p><p style="text-align: justify;">Pelajaran baru saya peroleh ketika 2023 memberikan kesempatan proposal PKM saya gol. Oh ini buah dari usaha membuat proposal di waktu mepet dan sesaat keluar dari rumah sakit. Mungkin kalau saya menyerah waktu itu proposalnya sudah gagal sejak awal. Kesempatan yang akan saya ingat sampai kapanpun. Banyak hal baru yang saya peroleh dari golnya PKM ini. Mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan sampai pelaporan. Meski waktu itu rasanya seperti dikejar kejar tapi akhirnya kelar juga. Beberapa hal penting lainnya yang terlaksana di 2023 terkait urusan kampus adalah terlaksananya workshop kurikulum prodi, mahasiswa bimbinngan skripsi pada lulus ujian dan wisuda, lalu tiba tiba ditunjuk jadi GPM. Untuk yang terakhir ini agak deg degan dan bikin kagok sih karena ini adalah pengalaman pertama. Tapi semoga saja saya bisa menjalankannya dengan baik.</p><p style="text-align: justify;">Meskipun perjalanannya tidak selalu mulus tapi saya bisa melawan ketakutan ketakutan saya yang terpendam. Tidak denial, menghadapi dan mencari solusinya. Hebat nggak si kamu. Luv.</p><p style="text-align: justify;">Eh iya saya juga berani bikin video di IG, tinggal memberanikan diri pakai <i>voice over</i> haha. Saya mulai journaling lagi dan baca buku lagi. Saya sudah kelewatan jauh banget sama teman teman di grup bloger buku yang saya ikuti. Sudah lama hanya memperhatikan dari jauh karena kagok mau nimbrung mulai darimana saking kelamaan nggak ngobrol wkwk. Tapi di tahun ini mau mulai ngobrol lagi ah di grup, dan ikut kegiatannya lagi.</p><p style="text-align: justify;">Dua bulan terakhir 2023 saya juga mulai rutin olahraga ke studio. Mencoba jenis olahraga baru dan ya rasanya sangat menyenangkan. Pak suami mendukung penuh apa yang saya lakukan, dia nemenin anak anak selagi saya olahraga. Sayapun bisa olahraga dengan tenang tanpa rasa khawatir. Pelan pelan mengurangi porsi makan dan rutin olahraga akan jadi jalan ninja saya untuk mengembalikan berat badan ke berat badan sebelum hamil. Semangatin doooong ~ yok bisa yok!</p><p style="text-align: justify;">Di 2024 saya nggak mau yang muluk-muluk, hanya ingin mempertahankan dan melanjutkan apa apa yang sudah saya mulai. Mempertahankan jauh lebih susah bukan? ~ semoga istikomah ya Buuu.</p><p style="text-align: justify;"><i><span style="color: #c27ba0;">*Jangan lupa persiapan sekolah lagi, eheeeem </span></i></p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-90274536934423744332023-12-23T07:00:00.000-08:002023-12-23T07:00:34.565-08:0033 Hal Penting Yang Saya Pelajari Di 33 Tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7kHzBb3A33dHzuz8FuG5eIPNnjlweD2VHhtZ8vvGkO8EaMc6fgHP7jdh-UA_nJEeIJTn6bT2N9Qym8EWsDu-r1HcMhOyhBth62TAV8oBgwXJbxrh9ltDtj8GicEWrGHuukik1Y6NQn9QzWpQIUGCEH8htYW68EgUJgOJ6ib1wjn4IOYw7Gf_nS8K0_yMm/s4088/content-pixie-l6I8jpzKJQU-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7kHzBb3A33dHzuz8FuG5eIPNnjlweD2VHhtZ8vvGkO8EaMc6fgHP7jdh-UA_nJEeIJTn6bT2N9Qym8EWsDu-r1HcMhOyhBth62TAV8oBgwXJbxrh9ltDtj8GicEWrGHuukik1Y6NQn9QzWpQIUGCEH8htYW68EgUJgOJ6ib1wjn4IOYw7Gf_nS8K0_yMm/w640-h426/content-pixie-l6I8jpzKJQU-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Tiba-tiba Desember .... </p><p style="text-align: justify;">Wusssss .... sebentar lagi 2024, aaaak ganti tahun lagi </p><p style="text-align: justify;">Lalu baru nyadar kalau nggak bikin catatan di bulan Juli kemarin seperti kebiasaan saya di tahun tahun sebelumnya. Maka saya mau tulis aja kali ini. Tahun 2023 ini unik sih, saya berusia 33 tahun, ganjil yang kembar xixi juga di tahun ini 10 tahun usia blog ini. Waw. Anniversary ngeblog ini akan saya bikin postingan terpisah...uhuy.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Beberapa kali sering bikin tulisan model kayak gini, dan sekarang akan saya ulangi lagi. Saya merenungi beberapa hal akhir akhir ini, bahwa apapun yang kita lalui dalam hidup entah itu pahit ataupun manis pasti memberikan pelajaran. Mungkin kita gagal memahaminya di awal tapi suatu saat kita pasti akan mengangguk paham. Here we go, 33 hal penting yang saya pelajari di 33 tahun. </p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li><b><span style="color: #c27ba0;">Tidak semua orang punya pilihan. Syukuri kalau kamu punya kesempatan untuk memilih, lalu gunakan sebaik baiknya.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Jika tidak terjadi padamu bukan berarti tidak terjadi pada orang lain. Berempatilah.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Hargai pilihan orang lain. Setiap orang punya situasi dan kondisinya masing masing.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kamu tidak harus selalu mendengar kata orang lain.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kamu harus menentukan sikap.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Manusia itu sangat unik, beragam dan kadang di luar dugaanmu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kamu ibu yang sempurna untuk anakmu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kamu berdaya, dimulai dari pikiranmu sendiri.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Attitudemu lebih penting dari kepintaranmu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Learning by doing, trust me it works.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Manusia tidak bisa "perform" di segala situasi.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Menangis kalau memang perlu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Hidup itu berat kalau kamu bawa semuanya sekaligus.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Setiap momen dalam hidupmu berharga</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Disiplin, maka kamu akan sampai ke tujuanmu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kenali dirimu sendiri.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Sering-sering ngobrol sama pasangan.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Uang itu harus diatur.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Rasa bahagia bermula dari dirimu, bukan pasanganmu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Jadi orang tua belajarnya tiada akhir.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Fokus pada apa yang bisa kamu tingkatkan dari dirimu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Temanmu akan berkurang bahlan ada yang menghilang seiring bertambahnya usia, dan itu tak apa apa.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Temukan hal hal yang membuatmu jadi dirimu sendiri.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Terima kalau kamu itu punya kekurangan, dengan begitu kamu akan lapang. Lapang menerima kritik dan saran dari orang lain misalnya.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kamu harus sehat jiwa dan raga.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kalau ngantuk ya tidur.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kelola ekspektasimu, emosimu dan egomu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Appreciate small things.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Just keep going.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Kalau salah minta maaf, nggak usah gengsi.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Overthinking bisa bikin sakit kepala. Maka mikirlah satu satu, lalu cari solusi satu satu.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Jadi ibu itu luar biasa, ya.</span></b></li><li><b><span style="color: #c27ba0;">Allah pasti, selalu memberikan jalan.</span></b></li></ol><div>Urutannya random abis, sesuai dengan apa yang terlintas dalam renungan. Dari 33 daftar di atas adakah hal yang sama dengan pikiran kalian?. Satu hal yang pasti bahwa saya sangat bersyukur atas anugerah hidup yang telah Allah berikan kepada saya. Semoga senantiasa sehat sejahtera bahagia bersama keluarga, Allah meridhoi segala langkah yang kami ambil. Amiiiin.</div><p></p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-42400908195080501252023-10-18T09:28:00.000-07:002023-10-18T09:28:22.589-07:00Drama ART, Daycare dan Cerita Di Antaranya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2sFBOF-IngW3Kliz2I-DTvt6V62aEkMz7cYpoH-b7suHBJyuXFpnlmoZA8twyQEcb6eP_lBpaU9u1jEB_F4Bq_h8PtEZCwyKbXEnMInSzLT2uQLXso1z1R_7ogk1E6O9GNf3TKkjpjRB4MzjKgTbkg6VcubJ30HBiemKiCmQOSvQbC5tyhTBaAk_iRh4W/s3953/element5-digital-OyCl7Y4y0Bk-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2791" data-original-width="3953" height="452" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2sFBOF-IngW3Kliz2I-DTvt6V62aEkMz7cYpoH-b7suHBJyuXFpnlmoZA8twyQEcb6eP_lBpaU9u1jEB_F4Bq_h8PtEZCwyKbXEnMInSzLT2uQLXso1z1R_7ogk1E6O9GNf3TKkjpjRB4MzjKgTbkg6VcubJ30HBiemKiCmQOSvQbC5tyhTBaAk_iRh4W/w640-h452/element5-digital-OyCl7Y4y0Bk-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Tidak terasa sudah enam bulan Khalif ke daycare setiap kali Ibu harus ke kampus. Ingat banget pertama kali ke daycare nangis kencang nggak mau ditinggal Ibu. Ibunya juga ikutan nangis dalam hati. Hati tu rasanya seperti diiris iris. Khalif senang melihat banyak teman teman kecil di daycare tapi harus ada Ibu di sampingnya. Saya temani Khalif beberapa saat di dalam daycare, temenin makan bekal dan kenalan dengan teman teman juga teachernya. Setelah itu Ibu pamit keluar daycare meskipun tahu banget Khalif nangis nyariin. </div><div style="text-align: justify;"><span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalif ke daycare bukan tanpa alasan. Setelah dijagain bibik di rumah selama setahun kami memilih masukin Khalif ke daycare. Pasalnya si bibik berhenti persis sehabis lebaran, dengan alasan sudah tidak diijinkan bekerja oleh suaminya. Yah saya bisa apa, nggak bisa maksa orang yang sudah tidak mau bekerja. Walaupun dirayu rayu tetap nggak mau, ya udah. Meskipun ternyata si bibik ini tetap kerja di rumah yang berbeda tapi masih satu komplek wkwk. Alesan saja ternyata, seharusnya sih jujur aja ya kalau memang sudah bosan gitu. Biar saya juga nggak ngarep ngarep lagi. Halah curhat Buuu. Ternyata memang nggak ada gunanya berharap sama manusia. Banyak sakitnya, huhu. Sejauh ini kami tidak pernah menyulitkan siapapun yang bekerja dengan kami. Bibik yang terakhir aja sudah enak banget kerjanya karena dia sabtu minggu libur, enggak nyetrika dan nggak masak. Gajinya juga bersaing dengan tempat lain, lemburpun ada tambahannya. Semuanya sudah berjalan selama setahun, sudah nyaman. Eh tiba tiba ditinggal. Sakit tak berdarah sih...wkwk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu kenapa nggak cari bibik baru? susah nemunyaaaaa. Saya pun agak deg degan kalau harus meninggalkan anak berdua doang dengan bibik yang belum dikenal. Soalnya bibik yang sebelumnya sudah kami kenal, warga komplek juga kenal dia. Jadi paling nggak ada modal sosial yang bisa bantuin ngawasin si bibik. Nah kalau mendatangkan yang baru banget agak bikin khawatir. Kami nyarinya bibik yang pulang pergi karena belum bisa mengakomodir bibik yang menginap dan tinggal bersama. Drama ART baru saya temui akhir akhir ini. Dulu waktu jaman Katya kan pandemi jadi nggak saya tinggal keluar rumah. Perkuliahanpun online, jadi ya Katya selalu sama saya di rumah. Sempat pakai ART di tiga bulan pertama kelahiran Katya. Soalnya saya lahiran SC dan butuh bantuan, itupun sambil deg degan soalnya pandemi kaaan. ART nya bolak balik, takut Covid. Singkat cerita pakai ART lagi setelah saya hamil besar anak kedua, yang yaaah rasanya butuh bantuan banget karena hamil besar plus ngurusin Katya yang lagi aktif aktifnya. Drama lagi, beberapa kali ganti. Karena ternyata ART cuma butuh gaji sebulan doang, sering nggak masuk dengan berbagai alasan dan lain lain...sekarang mah he he in aja. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Awal pakai ART saya agak kagok sebenarnya. Karena saya tidak pernah punya pengalaman punya ART. Ibu saya bekerja dan kami dititip di rumah nenek, meskipun bukan nenek kandung. Tinggal di kampung jadi tetangga dekat itu keluarga semua jadi banyak yang liatin. Jadi saya tidak terbiasa melihat orang asing mondar mandir di dalam rumah, atau melihat orang lain menyentuh barang barang pribadi, juga kadang jadi nggak enakan kalau mau minta tolong sama bibik...haha. Ditambah lagi saya merasa kalau hasil beberes atau bersih bersih saya masih jauh lebih oke dari hasil kerja si bibik. Saking perfeksionis dan detilnya saya soal beberes dan bersih bersih. Sampai adek saya komen "kakak mah nggak cocok rumahnya diberesin sama orang lain" karena saya punya standar sendiri. Keluarga dekat saya tahu gimana saya soal beres beres ini. Dan yaah saya berdamai dengan diri sendiri agar tenteram ygy. Jadi kalau soal ngerjain pekerjaan rumah mah cincai aja, karena saya terbiasa melakukannya sejak kecil. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah bibik berhenti, saya harus cepat cari solusi. Lalu kami, saya dan pak suami membahas soal opsi menggunakan daycare. Maka kami cari-carilah info soal daycare di Kota Mataram. Beberapa hal yang kami pertimbangkan dalam memilih daycare adalah:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><b><span style="color: #c27ba0;">Tempat</span></b></li></ul><div>Gimana bangunannya, luas atau tidak, bersih atau enggak, bangunannya aman atau tidak?</div><div><ul><li><span style="color: #c27ba0;"><b>Pengasuh</b></span></li></ul><div>Siapa yang jadi pengasuhnya di daycare, apakah lulusan PGPAUD/PGTK, usianya, pengalamannya?. Kenalan juga sama owner daycarenya, cek backgroundnya.</div></div><div><ul><li><span style="color: #c27ba0;"><b>Value</b></span></li></ul><div>Apa value atau nilai yang ditanamkan di daycare, kegiatan hariannya seperti apa, komunikasinya gimana</div></div><div><ul><li><span style="color: #c27ba0;"><b>Fasilitas</b></span></li></ul><div>Cek fasilitas apa saja yang disediakan di daycare tersebut </div><ul><li><b><span style="color: #c27ba0;">Keamanan</span></b></li></ul><div>Apakah ada CCTV, gimana keamanan di komplek tempat daycare berada</div></div><div><ul><li><span style="color: #c27ba0;"><b>Biaya</b></span></li></ul><div>Berapa biayanya, apakah bisa harian/mingguan/bulanan/fullday/setengah hari, uang pendaftaran dll</div></div><div><ul><li><b><span style="color: #c27ba0;">Akses</span></b></li></ul><div>Bagaimana akses untuk menuju daycare apakah mudah dan jelas, temasuk bagaimana jarak rumah ke daycare</div></div><div><br /></div><div>Setelah menimbang beberapa hal tersebut maka kami memutuskan untuk memasukkan Khalif ke daycare yang sekarang. Awalnya tentu banyak kekhawatiran yang muncul apalagi mengingat Khalif tidak berani dengan orang yang jarang dilihat apalagi orang yang baru pertama kali ia lihat. Efek dari trauma opname di rumah sakit beberapa waktu lalu. Berbagai macam pikiran muncul, apakah dia akan betah, nangis banget atau enggak, mau makan atau enggak, tidurnya gimana, bakalan sering sakit atau enggak, sampai apakah pilihan ini baik?</div><div><br /></div><div>Kami sepakat untuk lihat dulu deh sebulan dua bulan gimana Khalif di daycare. Sebagai orang tua tentu harus kuat dan memantapkan hati juga mengurangi rasa khawatir sebab perasaan itu apalagi perasaan ibunya terkoneksi ke anak. Bapaknya aja si yang paling lemah kalau pas anter anaknya ke daycare. Mungkin dia maunya putar balik ke rumah kali pas lihat adek nangis dilepas. </div><div><br /></div><div>Ternyata eh ternyata Khalif betah. Setelah diawal selalu nagis ketika dilepas, sekarang dia nyantai aja diambil teacher. Owh iya di daycare Khalif satu teacher pegang empat anak dan teachernya nggak berubah ubah jadi anaknya nggak bingung. Khalif nempel banget sama teachernya dan sudah punya bestie sekarang haha. Efeknya juga Khalif jadi jauh lebih berani dengan orang lain, lebih ceria dan suka banget bermain. Dan kalau di daycare ternyata makannya lahap wkwk. Di rumah juga Khalif seringkali menirukan apa yang dia dapatkan di daycare, menyanyi menari, gerakan sholat mengaji. Enaknya pakai daycare sih daycare ini kan selalu buka sesuai jadwal ya, nggak kaya ART yang tiba tiba ijin nggak masuk padahal kitanya harus keluar kerja...hmmm. Katya juga kadang ke daycare kalau kebetulan Ibu dan Bapaknya full di luar dan nggak ada yang bisa jemput sekolah. </div><div><br /></div><div><i><span style="color: #c27ba0;">Yess, bawa Khalif ke daycare hanya ketika saya ada jadwal di luar. Kalau nggak ada jadwal ya saya nggak bawa, main di rumah sama Ibu. </span></i></div><div><br /></div><div>Sekarang sudah dalam posisi nyaman pakai daycare. Jadi pagi pagi tu semua anggota keluarga keluar rumah. Urusan beres beres rumah urusan belakangan. Nanti aja dikerjain kalau ada waktunya...hahaha. Saya sudah menurunkan standar dan ekspektasi saya serendah mungkin soal beres beres rumah. Ada dua balita di rumah ya nggak mungkinlah rumah rapi terus. Santai aja, rumahnya jadi lebih hidup ... wkwk. Kami sekeluarga jadi tim yang sangat hebat. Tek tokan dengan si Bapak sih yang pasti. Benar benar bikin semuanya lancar. </div><div><br /></div><div>Kalau ditanya mending pakai ART atau daycare untuk jaga anak. Saya nggak bisa jawanb secara pasti karena posisi dan keadaan masing masing keluarga berbeda. Pilihan ini cocok untuk keluarga kami, tapi belum tentu cocok untuk keluarga kalian. Analisis aja situasi keluarga masing masing, bikin pros and cons nya, diskusi dengan pasangan, lihat juga kesiapan anak. Ada daycare yang menerima anak mulai usia tiga bulan ada juga yang satu tahun ke atas. Lalu siapkan juga mental diri sendiri, apakah siap menerima konsekuensi yang ada atau tidak. Cek dan ricek dulu ya.</div><div><br /></div><div><span style="color: #c27ba0;"><i>Saya setiap nganterin anak anak cuma bisa berdoa saya serahkan anak anak dalam perlindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala marabahaya dan orang orang jahat. </i></span></div><div><br /></div><div>Ada sih suara suara sumbang yang bilang "kasian banget taruh di daycare". Awal denger sih kesel, tapi yaudahlah posisi saya dengan yang komen berbeda. Jadi nggak usah dibaperin. Lagian ya jangan coba coba cari masalah deh dengan julid julid begitu. Motherhood itu sudah sulit. Saya tidak ada waktu untuk mengurus netijen julid. Bye, bodo amat...wkwk. Kalau yang komentar di luar ring satu ya hempaskan saja ygy. Itu artinya dia tidak dekat denganmu.</div><div><br /></div><div>Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat ya ~ Luv!</div></div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-51972654983411061382023-09-17T08:52:00.003-07:002023-09-18T07:18:23.982-07:00PKM Kebun Gizi Keluarga Mapan (Mandiri Pangan); UNU NTB x Eco School Nusantara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzaFptSQ4e2kCUTJKrvMDCmxKzlbtTq4zxv3aFLLeLrsWy0SL3q-bMH7pSczXcC4jdlRRl0vS4KdZCACwWQtcd2BiPy_u_r_DxadqFXgEw36Ar49rVbCUnSZAq_RUGAvGBZ9DyLZgVXMKpX-bmbQbnwqnRoa9I2dVWi2B_tmfdSKIRDhiK-kLtGV9Od4sJ/s4088/MUN07208.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzaFptSQ4e2kCUTJKrvMDCmxKzlbtTq4zxv3aFLLeLrsWy0SL3q-bMH7pSczXcC4jdlRRl0vS4KdZCACwWQtcd2BiPy_u_r_DxadqFXgEw36Ar49rVbCUnSZAq_RUGAvGBZ9DyLZgVXMKpX-bmbQbnwqnRoa9I2dVWi2B_tmfdSKIRDhiK-kLtGV9Od4sJ/w640-h426/MUN07208.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Tahun ini ada satu hibah pengabdian kemendikbudristek yang lolos untuk didanai. Pengumuman ini hadir melalui pengumuman tahap dua. Tumben banget tahun ini kementrian bikin pengumuman sampai dua tahap. Padahal ketika pengumuman satu diumumkan dan judul saya nggak ada yang muncul sempat agak sedih sedih gimana gitu karena dari awal lumayan percaya diri kalau judul saya bakalan ada yang tembus. Ternyata masih rezeki, Alhamdulillah satu judul berhasil didanai. Meskipun ini masuk dalam kegiatan menantang diri sendiri alias nambah nambah kerjaan...wkwk. Tapi seenggaknya hibah bagian pengabdian sudah "<i>unlock"</i>, karena kemarin kemarin kan yang lolos penelitian. Apalagi kemarin dapat <i>coaching clinic </i>penulisan proposal pengabdian dari reviewer Apakah akan ngajuin pengabdian lagi di periode yang akan datang? <i>let see,</i> kalau selow dan nggak ribet :p<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Dibandingkan dengan penelitian yang slot penerimaannya lebih banyak, pengabdian slotnya cuma seiprit jadi persaingannya lebih ketat di setiap skemanya. </span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melakukan kegiatan pengabdian tentu harus ada mitranya dan ya ngapain jauh jauh cari mitra kalau ada yang dekat. Mitra pengabdian yang kami gandeng adalah Eco School Nusantara (ESN) yang beralamatkan di Jalan Raya Kuta Desa Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. ESN adalah sebuah creative learning hub yang fokus pada permasalahan lingkungan dan aktif melakukan kegiatan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat yang ada di sekitar Desa Sengkol. Saya memilih ESN karena saya cukup kenal dengan mereka. Saya tahu kerja kerja yang mereka lakukan, juga kenal dengan orang-orangnya. Tim ESN sangat mudah dalam berkomunikasi, terbuka dalam diskusi menyampaikan kritik, saran dan masukan demi kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan. Judul yang saya ajukan juga berawal dari hasil FGD dengan rekan rekan di ESN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kami mengambil topik tentang sirkular kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Gambaran besar dari kegiatan berawal dari banyak sekali hal yang dapat disentuh dari kegiatan kebun gizi ini. Dimana kebun gizi ini memaksimalkan halaman rumah sendiri untuk menghadirkan bahan pangan lokal secara mandiri. Selain bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan pangan ini juga merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan. Bentuk pengelolaan lingkungan lain yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pengolahan sampah organik dapur menjadi kompos dengan komposter sederhana yang mudah diperoleh di lingkungan. Hasil kompos dapat dijadikan pupuk tanaman di kebun gizi yang telah dibuat. Semua hal tersebut tentu akan memberikan dampak terhadap ekonomi masyarakat (dalam hal ini peserta kegiatan), yaitu berkurangnya pengeluaran untuk pembelian sayur mayur atau bahan pangan lokal lainnya karena dapat diperoleh langsung di kebun gizi. Sehingga jatah belanja sayur dapat dialihkan untuk membeli keperluan lain seperti menambah pembelian bahan pangan berprotein tinggi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWILyGiK-yE966l1rJlkV-DmPsD7YaT8oFAICM-Wfkn58AsPA9pWtolhSUm3yCP9KNuBs24C9NGn3vmOjzIWg1q8bUC3tl5BKC7YEuwxThrum9EVoin4ByUSsuVeJqfNitZ21lwCaYsF0Nq1f3WVFCbjLmx-gdz-EE71tQ-Fl8Dtp_EpwA976BCnIKdWgl/s4088/MUN07078.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWILyGiK-yE966l1rJlkV-DmPsD7YaT8oFAICM-Wfkn58AsPA9pWtolhSUm3yCP9KNuBs24C9NGn3vmOjzIWg1q8bUC3tl5BKC7YEuwxThrum9EVoin4ByUSsuVeJqfNitZ21lwCaYsF0Nq1f3WVFCbjLmx-gdz-EE71tQ-Fl8Dtp_EpwA976BCnIKdWgl/w640-h426/MUN07078.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><b style="color: #c27ba0;">Semua aktifitas tersebut bermuara pada upaya preventif pencegahan stunting di Desa Sengkol, Lombok Tengah. Hal ini mengingat bahwa stunting menjadi isu nasional, yang kini NTB masih berstatus zona merah. </b></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;">Sasaran peserta kegiatan ini adalah para ibu rumah tangga yang ada di sekitar ESN. Para ibu dipilih sebagai peserta karena dinilai memiliki peran dan potensi yang sangat penting dalam mendukung program pemenuhan gizi keluarga terutama anak untuk mencegah stunting. Ibu juga menjadi pilot dalam urusan pengolahan sampah dapur karena aktifitasnya yang berhubungan erat dengan memasak di dapur. Dua hal tersebut menjadi kombinasi permasalahan yang dapat diminimalisir dampaknya jika Ibu memiliki kesadaran, kepedulian, pengetahuan, keterampilan serta berdaya untuk melakukannya. Jumlah peserta yang kami pilih sedikit saja namun dengan pemberian edukasi yang mendalam dengan praktik langsung serta pemberian alat dan bahan sebagai bekal untuk memulai kebun gizi dan mengolah sampah dapur di rumah masing-masing. Alat dan bahan yang diberikan berupa komposter, sekop kecil, bibit tanaman sayur, dan box untuk menyimpan bahan makanan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Kegiatan edukasi dilaksanakan selama dua hari dengan materi yang berbeda. Di hari pertama edukasi gizi sehat dan seimbang, sedangkan di hari kedua edukasi tentang bibit tanaman dan pengolahan sampah organik. </span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;"><br /></span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQuMoKdLQgcyKL7zODuYJ5Dv5ZdjLqerI7WmCgCAGh1zGU6zlEvjAwd72CtWD5yZu0QkiBs37RFLJYHMENljRgShKQTSzLb9uHWAsrSKoSmhuFIBPmujN64bWvGE137bBLNZbf3ogDOS5HsyaSbbUz4TyzICxwYcjQgrLV7jFQ5BHV2rws0iSooZ3z3uEm/s4088/MUN07141.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQuMoKdLQgcyKL7zODuYJ5Dv5ZdjLqerI7WmCgCAGh1zGU6zlEvjAwd72CtWD5yZu0QkiBs37RFLJYHMENljRgShKQTSzLb9uHWAsrSKoSmhuFIBPmujN64bWvGE137bBLNZbf3ogDOS5HsyaSbbUz4TyzICxwYcjQgrLV7jFQ5BHV2rws0iSooZ3z3uEm/w640-h426/MUN07141.jpg" width="640" /></a></div></b><div style="text-align: justify;"><br /></div>Para peserta merasa senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Lebih lebih karena mendapatkan beragam manfaat mulai dari bertambahnya pengetahuan, bekal alat dan bahan, juga semangat yang meluap luap. Mereka antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. ESN juga tak kalah senang dengan kerjasama yang kami lakukan ini, dan bersiap untuk menjadi pilot project kebun gizi serta melakukan monev terhadap para peserta kegiatan. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Saya pribadi juga senang dapat melakukan kegiatan ini. Bertemu wajah wajah baru dan berinteraksi, bikin pikiran segar. Meskipun tuntutan luaran kegiatan yang seabrek menunggu kegiatan ini memberikan banyak pelajaran dan manfaat. Semoga akan ada kesempatan kesempatan lain di masa depan untuk berkolaborasi dengan lebih banyak orang. </div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-12543041343989131442023-08-20T23:18:00.001-07:002023-08-20T23:20:12.655-07:00Perihal Hidup Akhir Akhir Ini <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ03OtnaD5W3ueUK8BgbSoBak30BtYNiVc6boAsx1dURbk5Hu2KlH7XUW3-NMCGP0XxhMx5wa-D8qcHlyAa7bVoc8AUPc7URRHBEpWRplCxeJGg6Bl6nCGk8QOlovK-dDA6xvkoypurnSQpJNcFiKcOuhjH9dofrAzNkQyoT_WIZ7WhEwFjvOobhW2-b7r/s4088/joanna-kosinska-I3adKpDNAjM-unsplash%20(1).jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2729" data-original-width="4088" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ03OtnaD5W3ueUK8BgbSoBak30BtYNiVc6boAsx1dURbk5Hu2KlH7XUW3-NMCGP0XxhMx5wa-D8qcHlyAa7bVoc8AUPc7URRHBEpWRplCxeJGg6Bl6nCGk8QOlovK-dDA6xvkoypurnSQpJNcFiKcOuhjH9dofrAzNkQyoT_WIZ7WhEwFjvOobhW2-b7r/w640-h428/joanna-kosinska-I3adKpDNAjM-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidup itu tidak selalu baik, katanya. Iya, tidak ada yang menjanjikan bahwa hidup akan selalu baik baik saja. Jalannya tidak selalu lurus, mulus, tanpa hambatan. Tidak selalu ada rasa manis, tapi juga pahit dan beragam rasa tak nyaman lainnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><i><span style="color: #c27ba0;">Tapi, barangkali itulah yang membuat hidup itu hidup. Juga seru. <span><a name='more'></a></span></span></i></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya jadi ingat salah satu episode di film Spongebob Squarepant ketika Squidward Tentacles sudah merasa jengkel dan tidak tahan lagi bertetangga dengan Spongebob dia memutuskan pindah ke komplek khusus marga "Tentacles" ~ yang orang orangnya mirip dengan kelakuan/rutinitas yang sama. Awalnya Squidward senang tinggal di sana, ia melakukan rutinitas yang teratur, merasa bebas beraktivitas tanpa gangguan dari Spongebob dan Patrick Star. Tapi, lama kelamaan Squidward merasa kesepian dan bosan dengan kehidupannya yang monoton. Hidupnya terasa hambar karena berjalan sangat mulus dengan segala sesuatu yang mudah sekali untuk dilakukan. Lalu akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya yang lama, kembali bertetangga dengan Spongebob dan Patrick. Lebih tepatnya sih dia bikin ulah di komplek teratur itu sehingga diusir keluar dari sana. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski kita bukan warga Bikini Bottom yang mungkin hidupnya tidak lebih rumit dari manusia di atas Bumi, tapi kita bisa juga mengambil pelajaran dari episode tersebut. Bahwa hidup yang monoton dan terlalu mulus itu tidak selalu menyenangkan. Membuat bosan, dan mungkin frustasi. Apa jadinya kalau hidup kita tidak diselingi dengan kerikil kerikil kecil dan batu batu besar, mungkin kita tidak akan belajar tentang sesuatu, tidak dapat mengambil hikmah dari suatu kejadian. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang Allah itu paling tahu apa yang terbaik bagi hambanya, bagi semua ciptaannya. Ia menciptakan hidup manusia lengkap dengan masalahnya, juga solusinya. Karena ternyata ketika masalah itu sudah selesai kita akan menyadari oh ternyata kita bisa juga melalui masalah itu. Ternyata yang kemarin itu bagian dari proses belajar, lalu sadar kalau <span style="color: #c27ba0;"><i><b>everything is fine</b></i></span>. Bahkan kita bisa menertawakan masa lalu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Overthinking akhir akhir ini terjadi karena seringkali kita ingin membawa segala sesuatu sekaligus. Yang padahal tentu itu tidak mungkin. Mengingat kapasitas kita sebagai individu pasti terbatas yang artinya ketika mau membawa sesuatu mungkin saja kita harus melepas sesuatu terlebih dahulu. Istilahnya tu gimana mau move on kalau beban masa lalu masih dibawa bawa ... ehem. Manusia itu nggak bisa "<b><i><span style="color: #c27ba0;">perform"</span></i></b> pada segala situasi, <i><b><span style="color: #c27ba0;">we can't win everything</span></b></i>. Kayak akan ada aja hal yang mesti dikorbankan. Tapi kabar baiknya kita bisa memilih mana bagian yang mau kita pilih dan perjuangkan. Meskipun saya menyadari betul bahwa adalah sebuah privilege tersendiri untuk punya pilihan. Semakin bertambahnya usia saya menyadari bahwa tidak semua orang punya pilihan, lebih lebih pilihan yang menyenangkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="color: #c27ba0;"><b>Adulting is so damn hard, babe</b></span></i>. Apalagi kalau sudah jadi orang tua, kalau ingat hal hal kayak gini bikin mellow. Ingat orang tua sendiri. Sadar kalau jadi orang tua itu susah, dan sadar juga kalau meski orang tua punya banyak kekurangan tapi selalu dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi anak anaknya, sampai kapanpun. Segala macam dipikirin, kepala itu kadang sampai ngebul berasap rasanya. Hidup terasa semakin cepat. Setiap hari ini itu nggak habis habis. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai manusia yang punya beragam peran rasanya memang kadang melelahkan. Masih harus curi curi waktu untuk me time meskipun hanya dengan nonton drakor, lalu sibuk fangirling..wkwkwk. Sebenarnya sih kangen jurnaling, baca novel dan bloging tapi ya ampun males banget karena pasti direcokin anak anak lalu konsentrasi jadi bubar...heuheu. Menghibur diri dengan "tenang waktunya akan tiba nanti, sabar dulu" gituuuuu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kini saya lebih memilih untuk <b><i><span style="color: #c27ba0;">appreciate small thing than big thing</span></i></b> karena yang saya lakukan tidak selalu hal besar. Mungkin orang melihatnya ya kegiatan sehari hari biasa seperti mengurus anak, rumah ketemu mahasiswa dan lain lain. Tapi di antara kegiatan harian tersebut selalu terselip hal hal kecil yang ingin saya capai, misalnya bangun lebih pagi, tidak marah marah sama anak, nulis ide atau apapun di buku harian, baking, masak nyobain resep baru dan lain lain. Kecil kecil tapi ngasi impact yang besar bagi hidup saya, happy. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baiklah, kita akhiri ke-randoman blogpost kali ini. Setelah sekian purnama blognya nggak diupdate. Percayalah ini daftar judul draftnya banyak hahaha. Sampai pada basi, lewat masanya untuk dibahas, ah elah. Okey deh, sampai jumpa pada postingan random lainnya. </div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-17203538513621710762023-05-05T00:35:00.000-07:002023-05-05T00:35:40.566-07:00Ibu Ibu Jaman Now; Konten Kreator Handal Dengan Internet Cepat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtXf0uMQdCSIkoNxXOqmJeX5uSqUk4HgrGfCocJZO3p3m9SVnLMcTdVy5QqKJ3rA0lx7Rqlq8KQu7Y4eaBXC_C4A0zFwzB1PA7SieIAEjxj06AbAbsNyIZJoIxXRKB1fhvOO6myI4mpM8DxRIiyOA3p4RBZbk_djFq2pXZtUbJf0wctZt6StpehQ9sig/s1280/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.17.40.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="721" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtXf0uMQdCSIkoNxXOqmJeX5uSqUk4HgrGfCocJZO3p3m9SVnLMcTdVy5QqKJ3rA0lx7Rqlq8KQu7Y4eaBXC_C4A0zFwzB1PA7SieIAEjxj06AbAbsNyIZJoIxXRKB1fhvOO6myI4mpM8DxRIiyOA3p4RBZbk_djFq2pXZtUbJf0wctZt6StpehQ9sig/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.17.40.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah melahirkan bertambah lagi peran saya sebagai manusia. Tidak hanya jadi dosen tetapi juga menjadi ibu bagi dua anak balita saya. Peran baru ini membuat saya cukup keteteran di awal. Harus melakukan penyesuaian di sana sini. Saya yang senang bersosialisasi, berkomunitas, ketemu banyak orang, main ke pantai ke gunung dan lain sebagainya harus me-nge-rem diri dulu. Karena mau nggak mau ya jadi harus mikirin anak dulu. Mau main ke suatu tempat aja harus mikirin apakah tempatnya <i>kids friendly </i>atau tidak, jarak tempuhnya gimana dan lain lain. Intensitas ikut kegiatan dan ngumpul ngumpul bareng teman teman juga jauh berkurang. Harus milih milih tingkat prioritas, waktu dan tempatnya.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya merasa sangat sibuk dan kadang maunya sehari lebih dari 24 jam aja. Tapi tentu saja itu hanya angan angan belaka...wkwk. Di kepala itu rasanya penuh sama to do list, mikirin harus ini harus itu. Bangun dari ngaji subuh biar nggak brak bruk brak bruk. Bikin sarapan, nyiepin bekal, nyiepin baju, mandiin anak anak. Nyapu lantainya kapan? ya nanti nanti kalau ada waktu hahaha. Pak suami juga tentu saja turun tangan bantuin. Biasanya Pak suami nemenin anak anak main ketika saya harus menyiapkan makan dan mandiin anak anak. Barulah beliau juga sarapan dan siap siap untuk ke kantor. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski pekerjaan jadi dosen juga banyak tapi saya tetap merasa lebih sibuk dengan kerjaan rumah. Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan kampus secepat mungkin biar nggak keteteran. Meski yah namanya juga manusia ada aja momen momen males dan ntar ntarannya. Jadi dosen jaman now tu banyak banget tuntutannya, saya kira dulu akan selow cuma perlu belajar eh ternyata banyak embel embelnya. Dan sebenarnya tidak hanya kerja di kampus tapi mau nggak mau tetap bawa kerjaan ke rumah. Misal nih ya kerjaan nulis artikel/jurnal ilmiah kebanyakan pasti dikerjakan di rumah atau curi curi waktu di kampus. Soalnya kalau di kampus mostly mengajar, bimbingan, rapat, kesana kemari dan ngerumpi...cailah sok sibuk wkwk. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan segudang aktifitas itu jelas banyak banget yang bisa dijadikan konten. Mau ngontenin masak masak bisa ~ kebetulan saya hobi nih, ngontenin bikin bekal bisa, ngontenin ide bermain anak bisa, ngontenin beberes rumah bisa, ngontenin soal dunia kampus bisa, sampai konten a day in my life bisa banget. Materinya banyak banget yaa yang tersedia. Saya selama ini bikin konten masih suka suka, belum menseriusi dan berkomitmen untuk membuat konten secara rutin. Karena eh karena masih males say, moodnya masih datang dan pergi. Mungkin karena kesibukan mengurus dunia nyata ini juga kali ya yang membuat upload konten suka suka. Salah satu kesenangan saya adalah menulis panjang lebar di blog ini ~ yang kalau nulis di sini saya serius banget mikirin isinya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya yakin ibu ibu meski tidak keluar rumah untuk "bekerja" punya materi konten yang sangat banyak. Kalau mau di eksplor bisa banget jadi sesuatu yang menarik, menghibur dan bermanfaat bagi orang lain. Saya senang melihat konten media sosial orang lain yang kontennya menjadi interest saya. Tentang dunia dosen/skripsi, tentang masak masak, tentang beberes rumah/<i>daily routine</i>, tentang ide bermain anak sampai <i>financial management</i>. Melihat konten beres beres rumah misalnya entah kenapa <i>satisfying</i> aja rasanya dan membuat saya ingin segera beres beres juga. Kalau konten masak-masak juga sama, membuat saya ingin bebikinan di dapur. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdOoqv_CmdpEztzRURQi9vvaSCHGbjEYYqnGcjuxIeDD0nAaRr2nHJmyp4MnHRO24utrmE68iligfR-3t7JUzvNZgtAl_twbOk2bUXtGUrW2j2fx-B2q9TCoPxAVOWaf_bNOXSaWGJjOYVoXpnVEV5R-Fg6Z2bJ-e__1Vjm88gXcS8XpCMV3ITmXyMLA/s1156/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.26.57.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1156" data-original-width="868" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdOoqv_CmdpEztzRURQi9vvaSCHGbjEYYqnGcjuxIeDD0nAaRr2nHJmyp4MnHRO24utrmE68iligfR-3t7JUzvNZgtAl_twbOk2bUXtGUrW2j2fx-B2q9TCoPxAVOWaf_bNOXSaWGJjOYVoXpnVEV5R-Fg6Z2bJ-e__1Vjm88gXcS8XpCMV3ITmXyMLA/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.26.57.jpeg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Konten masak masak saya<br /><br /></td></tr></tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNIBAdTGt92we2OVa1nOx5frEIT3nGpTdfDpYGzi-Q_xsFWkKfvupo0048ksQBpe9Cx_44z-yx7J4sDKiCArTR5jshjESQZn6ucutfYWxrZZ8-2_AaiKkA_GIiwZIo_dI8kIwboYLVzayEYfmPXvl60QxxkJkeGTQsQ_4h-tRxWlV8vJK1zrXjMZ0CRw/s1156/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.28.18.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="868" data-original-width="1156" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNIBAdTGt92we2OVa1nOx5frEIT3nGpTdfDpYGzi-Q_xsFWkKfvupo0048ksQBpe9Cx_44z-yx7J4sDKiCArTR5jshjESQZn6ucutfYWxrZZ8-2_AaiKkA_GIiwZIo_dI8kIwboYLVzayEYfmPXvl60QxxkJkeGTQsQ_4h-tRxWlV8vJK1zrXjMZ0CRw/s320/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.28.18.jpeg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kalau yang ini konten #BekalNyonyaFatih :p</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio7H8VgAmyrWxJniJhn2sV33Qn992Oy2yzSXwWnF0zz09eUukD3Rq_LzY34rpYssAlgA9LYJIv5qXLa5jW65s7XZx-vDxWeVSwHx0H-skW8RDCXr9zzaLbq39gJ5dIUIB11LFxCfhWSV-KyaGz9ISagXEmYzUkqxWgjqaZ41aPimrQXYGIYEREKjEn4g/s1280/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.28.45.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio7H8VgAmyrWxJniJhn2sV33Qn992Oy2yzSXwWnF0zz09eUukD3Rq_LzY34rpYssAlgA9LYJIv5qXLa5jW65s7XZx-vDxWeVSwHx0H-skW8RDCXr9zzaLbq39gJ5dIUIB11LFxCfhWSV-KyaGz9ISagXEmYzUkqxWgjqaZ41aPimrQXYGIYEREKjEn4g/w225-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-05%20at%2015.28.45.jpeg" width="225" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ide bermain anak; bikin slime dari tepung tapioka :D</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Saya yakin ibu ibu jaman now meski tidak keluar rumah untuk "bekerja" punya materi konten yang sangat banyak. Kalau mau di eksplor bisa banget jadi sesuatu yang menarik, menghibur dan bermanfaat bagi orang lain, apalagi kalau ditambah dengan adanya <a href="http://indihome.co.id" style="font-weight: bold;" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Internet </span></a> yang cepat. Karena hari gini kan nggak mungkin jadi konten kreator kalau nggak ada internet yang bisa memuat konten ke media sosial tanpa lelet. By the way, ngomong ngomong soal internet pasti sudah pada tahu kan kalau <b><span style="color: #c27ba0;">Telkom Indonesia </span></b>punya <b><span style="color: #c27ba0;">Internet Provider </span></b>bernama <b><span style="color: #c27ba0;">IndiHome</span></b>. IndiHome yang jaringannya sudah sampai ke wilayah pelosok Indonesia bisa banget diakses darimana saja, keren banget kan. Jadi walaupun rumahmu ada di desa sudah bisa pakai layanan IndiHome lho. Pakai internet dari IndiHome pasti bisa mendukung ibu ibu jadi konten kreator handal. </div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-29292739357060578322023-05-03T20:41:00.003-07:002023-05-03T21:12:52.005-07:00Internet Cepat; Bikin Betah, Kreatif dan Bebas Beraktivitas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVcNPS-Lm4LzaD0c5fJHwTpZUT_ipV_fwjy2rm22fb0JQtIzX64l8RacilkA-eRj157iqg0DLjCsB80ACI0XULrokSnQ1NsJexL8nKKyZAnJJQsC7MU2UFT34uiFR8UMS0ixqJpME_8Yq4dSIHhoJLDLWJZRn4YqTfDDI88rlcC0xAVwjEJUT9RPQC9w/s4088/rodion-kutsaiev-0VGG7cqTwCo-unsplash%20(1).jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVcNPS-Lm4LzaD0c5fJHwTpZUT_ipV_fwjy2rm22fb0JQtIzX64l8RacilkA-eRj157iqg0DLjCsB80ACI0XULrokSnQ1NsJexL8nKKyZAnJJQsC7MU2UFT34uiFR8UMS0ixqJpME_8Yq4dSIHhoJLDLWJZRn4YqTfDDI88rlcC0xAVwjEJUT9RPQC9w/w640-h426/rodion-kutsaiev-0VGG7cqTwCo-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Seminggu sebelum lebaran ibu saya mengumumkan di grup WhatsApp keluarga kalau beliau sudah memasang jaringan internet WiFi di rumah. Pengumuman itu diakhiri dengan kalimat "agar anak dan cucu Papin (nenek perempuan alias ibu saya) puas internetan kalau ke rumah". Wah mendengar kabar itu tentu saja kami bergembira, asyik nih di rumah Papin ada wifinya. Nggak perlu lagi mikirin sayang kuota hahaha.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di samping kegembiraan itu, saya kepikiran kalau ternyata ibu saya sudah semakin terbuka dengan perubahan jaman. Ya gimana enggak anak dan cucunya ada yang tinggal beda Kota, tidak bisa bertemu setiap hari, untuk mengobati rindu sementara ya lewat video call yang tentu saja membutuhkan jaringan internet. Jadi mau tidak mau sedikit demi sedikit tahu soal internet dan sudah lancar menggunakan smartphonenya, sampai punya instagram segala wkwkwk. Internet juga membantu ibu saya untuk update ilmu dan pengetahuannya agar dapat memberikan pengalaman belajar mengajar yang menyegarkan di dalam kelas. Eh iya, kebetulan ibu saya adalah seorang guru. Tapi sebenarnya tetap saja soal ibu saya yang pasang internet di rumah bikin kaget, karena kayak nggak pernah kebayang kalau rumah kami yang nun jauh dari kota akan dipasangkan WiFi. Sambil berhayal, coba dulu jaman saya sekolah di kampung sudah ada WiFi di rumah, pasti seru banget bisa menjelajah kemanapun hanya lewat layar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQcVE2aUtXSWnyFItBPgJGY3PXlMjVns42IxK186hDtJfje8bfyuYLMcnTWh9RSzIWpXOB99RzIaRdRBDToOLrcpW7Q-CtK8Upg_U3nbf_KeGHELj-cBoCu8yi5iWdp6kAljANzfir44n3d5ubyZnNxjsA6UPsL6swuaMDmDxOBv_wAV0M6sSvYyyB6A/s1600/WhatsApp%20Image%202023-04-17%20at%2015.15.10.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQcVE2aUtXSWnyFItBPgJGY3PXlMjVns42IxK186hDtJfje8bfyuYLMcnTWh9RSzIWpXOB99RzIaRdRBDToOLrcpW7Q-CtK8Upg_U3nbf_KeGHELj-cBoCu8yi5iWdp6kAljANzfir44n3d5ubyZnNxjsA6UPsL6swuaMDmDxOBv_wAV0M6sSvYyyB6A/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-04-17%20at%2015.15.10.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bukber seminggu sebelum lebaran :)</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">WiFi Di Rumah Bikin Betah</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari lebaran tiba, seperti halnya lebaran lebaran tahun sebelumnya tahun ini kami juga berkumpul di rumah ibu. Kali ini meriah banget dengan hadirnya empat orang cucu dan adik adik saya yang pulkam dari rantau. Jika di hari hari biasanya ibu dan bapak saya hanya berdua di rumah, maka di momen lebaran ini jadi ber 12. Para cucu main berlarian kesana kemari, lengkap dengan suara teriakan dan tangisan haha. Rame bener. Keluarga kami bertumbuh jadi semakin besar, anggotanya bertambah banyak. Meski rumahnya jadi berantakan dan berisik tapi ibu saya menyukainya. Ia suka melihat anak cucunya berkumpul menikmati makanan yang tersedia, ngobrol, melempar candaaan dan tidak lupa mengabadikan momen sebanyak mungkin. Foto dan video yang sudah diambil tentu langsung dishare di grup WhatsApp keluarga. Sim salabim, pakai WiFi di rumah ibu kirim kirim foto jadi tidak masalah. Eh jadi pada betah juga di rumah main internetan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya iseng tanya, ibu pasang WiFi apa dan kok mau akhirnya memutuskan untuk pasang WiFi. Pertanyaan saya tentu saja dijawab dengan senang hati oleh Ibu saya. Ternyata WiFi yang dipasang adalah IndiHome. Wah IndiHome berhasil nih menggaet ibu ibu. IndiHome masuk kampung halaman saya. Walaupun ibu nggak ngasi tahu detil cerita bagaimana akhirnya ia berlangganan internet di rumah tapi saya yakin kalau alasan utama lainnya adalah karena biaya langganannya yang affordable. Masih bisa dijangkaulah dalam pengeluaran bulanan. Jadi ibu saya santai, kalau ke sekolah pakai WiFi sekolah, pulang ke rumah pakai WiFi di rumah. Nggak perlu mikirin paket data lagi. Ini pas sih, karena kebanyakan aktifitas ibu ya cuma sekolah dan rumah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkat pasang IndiHome ini anak anak bisa punya tontonan menarik di TV. Katya dan sepupunya senang sekali bisa nonton TV di rumah Papin soalnya kalau di rumah sendiri nggak bisa nonton. Bukan apa apa, tapi emang karena nggak punya TV wkwk. Ini adalah salah satu aktivitas yang diingat Katya kalau ke rumah Papin. Yah walaupun lama lama bosan juga, paling lama 30 menit nontonnya. Rupanya tidak hanya anak anak saja yang senang dan betah karena ada internet di rumah Papin. Adik bungsu saya yang sekarang sedang duduk di bangku kuliah semester dua juga senang sekali, dia jadi bebas internetan kapanpun tanpa terganngu kuota cepat habis. Rupanya momen libur lebaran dimanfaatkan oleh adik saya untuk mencari inspirasi di internet guna mengembangkan hobinya. Si bungsu ini hobi menggambar, suka dengan sesuatu yang berbau seni. Akhir akhir ini ia juga senang membuat sketsa wajah para penyanyi terkenal. Saya sendiri sampai takjub melihat hasil karyanya. Memang ya <b><a href="https://indihome.co.id/" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Internet</span></a></b> cepat itu bikin kita makin kreatif dan bisa beraktivitas tanpa batas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd0MJAmVuG3LqZj5C--05S4nTVaqJQDKKcitpeHIuNsZJUg-q1pjDQKlSBf3q3nQmrj3pDWxxuhnjQfQ5B3U6_YA-QYIB-KRuzNU1Ef9PKT71Uw-FKvO2-9TdUAOBG2tgala2WgRzVQ7gm8GwNzbWTIWjrHeJfg2K47OTwaDwbPF105ST7Rv4XcYtY9A/s1361/WhatsApp%20Image%202023-05-04%20at%2011.32.13.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1361" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd0MJAmVuG3LqZj5C--05S4nTVaqJQDKKcitpeHIuNsZJUg-q1pjDQKlSBf3q3nQmrj3pDWxxuhnjQfQ5B3U6_YA-QYIB-KRuzNU1Ef9PKT71Uw-FKvO2-9TdUAOBG2tgala2WgRzVQ7gm8GwNzbWTIWjrHeJfg2K47OTwaDwbPF105ST7Rv4XcYtY9A/w318-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-04%20at%2011.32.13.jpeg" width="318" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKspzoMLkWQF3r4vN-zFSZejbde0JW3Su1XiELdyzJhVwLQlTCQjW3wJHsvFNaENj88ja4OVJlmda1_9X6csVd5f37sGTlTvqPDNyvQTAC4g2AfQedqo9QlWivxnsI7d1O9a_e-_E8jAdfnCULgS99Ut5dNVOGyQPUUVvCH7YmZoBboCpNWNXte62KtA/s1346/WhatsApp%20Image%202023-05-04%20at%2011.32.36.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1346" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKspzoMLkWQF3r4vN-zFSZejbde0JW3Su1XiELdyzJhVwLQlTCQjW3wJHsvFNaENj88ja4OVJlmda1_9X6csVd5f37sGTlTvqPDNyvQTAC4g2AfQedqo9QlWivxnsI7d1O9a_e-_E8jAdfnCULgS99Ut5dNVOGyQPUUVvCH7YmZoBboCpNWNXte62KtA/w321-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-04%20at%2011.32.36.jpeg" width="321" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Gambar hasil karya adik bungsu (IG: @marsudi_nrpdi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Mengapa Harus Pilih IndiHome?</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jujurly saya sudah lama tahu soal <span style="color: #c27ba0;"><b>Internet Provider IndiHome</b></span>, tapi hanya sebatas nama saja. Karena dimana mana yang disebut untuk jaringan internet di rumah atau kantor ya IndiHome. Saya jadi cari cari tahu sendiri kenapa sih pilih IndiHome, produknya apa saja dan apakah ada promo menarik. Iya kan biasa ibu ibu suka sama promo nih, apalagi kalau bikin semua jadi senang ... xixi. Hari gini gampang banget sebenarnya untuk mencari suatu informasi, dengan kekuatan internet apa apa jadi mudah. Lalu meluncurlah saya ke <a href="http://www.indihome.co.id"><b><span style="color: #c27ba0;">www.indihome.co.id</span></b></a> dan berselancar di sana untuk mencari tahu lebih dalam tentang IndiHome.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Di websitenya saya disambut dengan tagline <b><span style="color: #c27ba0;">"Solusi Internet Cepat, Berkelas, dan Cerdas untuk Aktivitas Tanpa Batas"</span></b> ~ mantap banget nggak sih :))</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya menemukan beberapa fakta terkait IndiHome sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Paket yang ditawarkan beragam banget, bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. Tentu saja dilengkapi dengan promo lagi</li><li>Tersedia hingga pelosok negeri lho. IndiHome berkomitmen untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia </li><li>Tersedia pilihan layanan Add-on sesuai keinginan dan kebutuhan</li><li>Film dan tayangan unggulan hanya di IndiHome. Ini cocok banget sih buat yang suka nonton film.</li><li>Semakin mudah dengan aplikasi myIndiHome. Ngurusin internet hanya dari genggaman...waw. </li><li>Berkomitmen untuk terus berinovasi guna memenuhi kebutuhan internet yang lebih baik bagi masyarakat.</li></ol><div>Melihat poin poin fakta di atas kayaknya tidak mengherankan kalau IndiHome selalu menjadi pilihan ya. Apalagi untuk mengakses layanannya mudah, kantor <b><span style="color: #c27ba0;">Telkom Indonesia</span></b> yang ada di seluruh Indonesia sangat memudahkan kita sebagai pengguna jasa. </div></div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-70200780603328632072023-02-28T06:27:00.001-08:002023-02-28T06:29:15.299-08:00Tiga Tahun, Big Step Dan Pelajaran Sabar Yang Naik Level<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjtJtuc2Wl_W-35MnuGcUQA0uoLD9nZ6IzOJStw7FUexha9ggBFF3YU9BDr8LqJAFkozSbelJk-i9kKlWUblw86fz0gvpxt9Mw4VXUGNAqMmb0kWp7UoTME-hl1cgpgbxlDiL_FBS--iO16tH44aFco0px1byXG_iTfZTeGKI8THzOLf_mKylqA52IJg/s1600/WhatsApp%20Image%202023-02-28%20at%2022.19.53.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjtJtuc2Wl_W-35MnuGcUQA0uoLD9nZ6IzOJStw7FUexha9ggBFF3YU9BDr8LqJAFkozSbelJk-i9kKlWUblw86fz0gvpxt9Mw4VXUGNAqMmb0kWp7UoTME-hl1cgpgbxlDiL_FBS--iO16tH44aFco0px1byXG_iTfZTeGKI8THzOLf_mKylqA52IJg/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-02-28%20at%2022.19.53.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Selamat ber-ulang tahun yang ketiga anak pertama Ibu, Katya :)</p><p style="text-align: justify;">Ibu hampir tidak percaya tahun tahun berjalan begitu cepat. Tiba-tiba kita sudah sampai di bulan Februari yang ketiga. Meski hari-hari rasanya panjang sekali. Siapa yang sangka kalau kita selalu bisa melewati hari hari itu. Kita melalui hari yang berat, tapi juga melalui hari yang mudah. Nangis nangis bareng, tapi juga banyak tertawa bersama. </p><p style="text-align: justify;">Banyak episode baru yang Katya alami di tahun ketiga ini. Yang membuat kami bersyukur, Katya melewati segala sesuatu dengan baik, banyak senang, banyak bangga pada Katya.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Pertama, Katya berhasil melepas popok dengan nyaman tanpa drama yang berarti. Ini big step Katya dalam hal kemandirian. Meskipun tentu belum bisa cebok sendiri setelah BAK dan BAB namun dia sudah mengenal sinyal badannya sendiri dan ngasitau kalau mau pipis dan pup. Hal ini melegakan buat saya, Katya bisa juga melewati toilet training, bisa lepas dari popok, sudah terbiasa dengan ritme tanpa popok, dan tentu saja mengurangi pengeluaran untuk membeli popok...uhuy. Katya bilang yang pake popok itu kan bayi ... wkwk, gaya banget deh. Sejauh ini lancar tapi ada juga momen Katya ngompol di tempat tidur yang kalau saya amati terjadi ketika dia kelelahan main seharian atau ketika tangki cintanya lagi nggak penuh :) ~ jadi saya meminimalisir kejadian ngompol di kasur dengan tidak membuat Katya kelelahan bermain di siang hari dan berusaha memenuhi tangki cintanya.</p><p style="text-align: justify;">Kedua, Katya menjadi seorang kakak dengan lahirnya adek Khalif. Di usianya yang masih sangat muda dengan pemahaman yang masih sangat minim, Katya menjadi seorang kakak. Hal ini pasti cukup membingungkan untuk Katya karena tiba-tiba dia harus berbagi perhatian Ibu dan Bapak, berbagi tempat tidur, berbagi mainan dan banyak hal lainnya. Kami semua beradaptasi, tidak terkecuali Katya. Meski Katya juga menginginkan pekukan Ibu seorang, gendongan Bapak yang hanya untuknya, mainan kesayangannya, ia enggan berbagi. Sejauh ini Katya hebat banget bisa sering sabar menunggu, juga sayang dan perhatian sama adek. Keributan yang kadang terjadi karena rebutan mainan atau rebutan perhatian biarlah menjadi penambah keseruan hidup dan bumbu kehidupan ya Nak. Mari kita sama sama belajar.</p><p style="text-align: justify;">Ketiga, Katya masuk sekolah kelompok bermain A. Ini adalah salah satu keinginan Katya sendiri, karena melihat sepupunya juga sekolah. Dan saya rasa ini adalah keputusan terbaik sesuai dengan sikon keluarga yang bisa kami ambil. Saya tidak menyangka Katya akan betah di sekolah. Dia tidak pernah menangis sejak hari pertama. Tidak pernah ditungguin juga. She is so brave and gentle. Ibu bangga banget sama Katya. Sejak masuk kelompok bermain Katya jadi lebih cerewet dari biasanya, gemar bercerita dan bernyanyi, juga makin hapal doa doa sehari-hari. Sejauh ini dia enjoy dan senanng berangkat ke sekolah. Apalagi kalau dianterin Bapak, haha. Semoga semangat dan enjoy terus ya Kak, sampai nanti nanti.</p><p style="text-align: justify;">Seperti manusia normal dan anak kecil lainnya, suasana hati Katya tidak selalu adem ayam tentram sentosa tapi tentu ada saatnya dia tantrum, ngambek, menangis memaksakan keinginannya, rewel, atau caper yang menyebalkan. Sampai kadang bikin Ibu clueless. Tapi sedikit demi sedikit saya tahu cara menanganinya, meski kadang tidak selalu berhasil tapi bisa juga dilewati. Di penghujung hari, sebelum tidur kami biasanya berdoa lalu mengucapkan terimakasih dan ungkapan kasih sayang, tentu dengan pelukan dan kecupan. Ini adalah momen yang tidak ingin saya lewatkan. Kebiasaan yang akan saya pelihara sampai nanti dan semoga menjadi kenangan indah untuk Katya. </p><p style="text-align: justify;">Semakin Katya besar, dia semakin bisa mengungkapkan perasaannya. Sudah bisa bilang aku sayang Ibu, sayang adek, sayang Bapak. Memberikan pujian, bilang kalau marah dan kesal, apalagi kalau lagi sedih. Ini melegakan dan memudahkan kami sebagai orang tua. Jadi semakin mudah berkomunikasi, diskusi dan negosiasi dengan Katya. Memberikan beberapa pilihan daripada memaksakan juga ampuh membuat Katya menurut. Anak anak ternyata senang diberikan pilihan, merasa dihargai dan punya andil pada apa apa yang mereka lakukan. </p><p style="text-align: justify;"><span style="color: #d5a6bd;"><i><b>"enaknya masakan Ibu", "pintarnya Ibu lipat baju", "cantiknya Ibu" ~ kalimat yang seringkali bikin Ibu melayang. Terima kasih ya Kak. </b></i></span></p><p style="text-align: justify;">Tiga tahun sejak adanya Katya, pelajaran paling berharga darinya adalah tentang sabar dan kemauan untuk selalu belajar. Orang dewasa yang selalu maunya sat set sat set, jarang ngasi jeda atas apapun dihadapkan dengan anak itu pasti akan langsung diuji rasa sabarnya. Hingga kini saya selalu berdoa untuk diberikan kesabaran yang seluas luasnnya. </p><p style="text-align: justify;"><b><i><span style="color: #d5a6bd;">Catatan catatan ini adalah surat cinta saya untuk Katya, semoga menjadi kenangan manis untuk Katya.</span></i></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDcogGe9Voydcyx5wKe-ENMaChCWolBeNHkGp3txXZTXjcBT-ZPZTetsSE89rZBoPQvL2lOHA7fCq5EI5fi2tXwhSJcC3AhwjHc4eUk8AEsg8vb4LpIRXH9SUB42Q9KoUnl5nnGOK7pf6Mh1DDtTQ20hYAZEcTasxUwXV6e-NEQY7tNwzB681YNbeAXg/s1600/WhatsApp%20Image%202023-02-28%20at%2022.21.49.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDcogGe9Voydcyx5wKe-ENMaChCWolBeNHkGp3txXZTXjcBT-ZPZTetsSE89rZBoPQvL2lOHA7fCq5EI5fi2tXwhSJcC3AhwjHc4eUk8AEsg8vb4LpIRXH9SUB42Q9KoUnl5nnGOK7pf6Mh1DDtTQ20hYAZEcTasxUwXV6e-NEQY7tNwzB681YNbeAXg/w640-h360/WhatsApp%20Image%202023-02-28%20at%2022.21.49.jpeg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sekali lagi selamat ulang tahun ya Kak. Semoga kakak Yaya selalu dalam lindungan Allah SWT, dikelilingi orang orang baik, tumbuh jadi anak yang sehat kuat cerdas dan bertakwa. Semua doa dan harapan yang terbaik untuk Katya. We love you, always and forever. </p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-35754061913890957682022-12-25T05:55:00.002-08:002023-09-18T08:28:36.041-07:00Menulis Skripsi; Mulai Darimana?<p style="text-align: justify;"><i><span style="color: #c27ba0;"></span></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><span style="color: #c27ba0;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpNSXvUFLWCBN7hWWjTsqI_Ai9keAPAuzE2qwU6QzctPavwTHMmO3kfbpsQA9i4kMet9kTlUPBuaK0GWUCCMn-g92LEhdPkNmmnNg8aaIRXD8OHI7B5ZE-1csd5gIwkO69zUYUH20OpI2vg2yx5UzpyfoCfXOM5GKe1Qcw_8TJgy12MjO7r1NcQRQTWwaV/s4076/glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2712" data-original-width="4076" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpNSXvUFLWCBN7hWWjTsqI_Ai9keAPAuzE2qwU6QzctPavwTHMmO3kfbpsQA9i4kMet9kTlUPBuaK0GWUCCMn-g92LEhdPkNmmnNg8aaIRXD8OHI7B5ZE-1csd5gIwkO69zUYUH20OpI2vg2yx5UzpyfoCfXOM5GKe1Qcw_8TJgy12MjO7r1NcQRQTWwaV/w640-h426/glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></span></i></div><i><span style="color: #c27ba0;"><br /> </span></i><i><span style="color: #c27ba0;">"When I sit down to write a book, I do not say to myself, 'I am going to produce a work of art.' I write it because there is some lie that I want to expose, some fact to which I want to draw attention, and my initial concern is to get a hearing." ~ George Orwell ~</span></i><p></p><p style="text-align: justify;">Memulai sesuatu untuk pertama kali memang selalu terasa lebih susah. Dan semua orang pasti merasakan momen pertama kali dalam melakukan apapun. Bahkan dosen dosen kalian dahulu juga merasakannya, momen bingung bin mumet ketika mau menulis skripsi. Menulis kalimat pertama di pendahuluan skripsi itu memang susah. Eits, meski susah bukan berarti tidak bisa lho. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="color: #c27ba0;">"Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan di jenjang strata satu (S1). Skripsi merupakan mata kuliah terakhir yang harus diselesaikan agar mahasiswa dapat lulus. Skripsi memiliki bobot SKS yang paling besar di antara semua mata kuliah, biasanya enam SKS. Hal ini mengingat proses panjang yang harus dilalui dalam menyelesaikan skripsi, mulai dari pengajuan proposal - proses penelitian - analisis data - pembahasan hasil penelitian - lalu penarikan kesimpulan dan saran. "</span></i></p><p style="text-align: justify;">Yang seringkali membuat skripsi terasa mengerikan bagi mahasiswa adalah karena mahasiswa yang bersangkutan kekurangan bahan. Kurang membaca, mengamati dan berdiskusi. Apalagi kalau kurang membaca, wah jelas saja tidak tahu mau nulis apa. Seringkali mahasiswa kurang membaca materi atau artikel ilmiah lain yang satu topik dengan penelitiannya. Makanya sering merasa kebingungan. Apalagi kalau jarang konsultasi dengan dosen. Makin bingung deh tuh.</p><p style="text-align: justify;">Lalu, adalagi kemampuan lain yang mutlak diperlukan dalam menulis skripsi yaitu kemampuan menulis itu sendiri. Banyak mahasiswa berusaha menulis banyak hal, tapi malah jadi bertele tele dan tidak fokus. Padahal kalau mengingat rumus SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) akan jadi mudah, apalagi kalau mau ditranslate ke bahasa inggris penulisan dalam bahasa indonesia yang rapi akan sangat memudahkan. Makanya jangan sepelekan pelajaran Bahasa Indonesia sayang. Kemampuan literasi itu harus dibangun dan dilatih, tidak serta merta hadir. Membaca dan menulis itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari skripsi. </p><p style="text-align: justify;"><b><span style="color: #d5a6bd;">Mulai darimana? </span></b></p><p style="text-align: justify;">Kalau terlampau bingung menulis skripsi mulai darimana. Saran saya, mulai saja dengan membuat folder SKRIPSI di laptop kalian. Yess, it's work for me jaman skripsian dulu. Kayaknya folder ini sudah harus ada di laptopmu ketika kamu ada di semester lima. Setelah itu tentukan topik yang kamu minati. Berdasarkan topik tersebut carilah literatur yang sesuai lalu kumpulkan. Tidak hanya dikumpulkan tapi dibaca. Lalu buat catatan penting terkait jurnal tsb. Catatan penting itu dapat terdiri dari judul, tujuan, metode dan hasilnya. Kalau lebih penasaran lagi maka cermati latar belakangnya. Hal ini akan sangat membantu dalam hal menulis tinjauan pustaka dan tentu saja akan memperkaya pengetahuanmu tentang topik yang akan diteliti. Kamu harus punya buku khusus yang menjadi tempat kamu mencatat tentang skripsimu, mulai dari intisari jurnal atau bahan bacaan jurnal, hasil diskusi atau bimbingan dengan dosen, bahkan hal hal yang tiba tiba terlintas di kepalamu terkait topik penelitianmu.</p><p style="text-align: justify;">Kedua, jika sudah mengetahui tujuan penelitianmu maka mulailah menyusun outline latar belakang. Penelitian penelitian di bidang saintek biasanya menggunakan metode deduktif atau dari hal umum ke hal khusus dalam merumuskan latar belakang, sedangkan bidang soshum lebih banyak menggunakan metode induktif atau berangkat dari hal khusus baru ke hal yang umum. Sekali lagi kemampuan menulis dan bahasamu diuji di sini. Menulis latar belakang harus fokus dan memuat "state of the art" penelitianmu. Kamu harus mampu memperlihatkan mengapa penelitianmu penting untuk dilakukan. Ibaratnya kita harus membuat pembaca untuk terus membaca tulisan kita sampai akhir ketika mereka membaca latar belakang.</p><p style="text-align: justify;">Selanjutnya tentu menyusun tinjauan pustaka yang terkait dengan topik penelitian. </p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-43178161452259137502022-12-25T05:52:00.001-08:002022-12-25T05:52:26.973-08:00Dari Seorang Ibu Baru; Refleksi Hari Ibu<div style="text-align: justify;">Halo, Ibu baru di sini. Ibu dengan dua anak balita. Yang sedang kerempongan mengasuh anak toddler dan bayi. Hidup berlangsung begitu cepat akhir akhir ini. Begitu rempong. Tapi seru. Sangat berwarna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi Ibu memang patut dirayakan. Tanpa mendiskreditkan perempuan yang belum dikaruniai anak atau yang memilih tidak punya anak. Mari rayakan keberhasilan mengasuh sejauh ini. Mari rayakan keberhasilan menjaga kurva pertumbuhan on track. Mari rayakan keberhasilan menyajikan makanan kesukaan anak. Mari rayakan keberhasilan menurunkan ego. Mari rayakan keberhasilan belajar, belajar sabar, belajar menjadi lebih baik setiap harinya. <span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya percaya bahwa setiap Ibu punya strugglenya masing masing dalam mengasuh anak. Tidak ada yang benar benar berjalan mulus. Karena yang dihadapai adalah manusia, makhluk hidup yang unik. Tidak sama antara satu dan yang lainnya. Bahkan meskipun Ibu Bapaknya sama. Anak anak dengan segala dinamikanya kadang kala membuat Ibu clueless. Membuat Ibu pusing tujuh keliling. Membuat Ibu menangis dalam hening.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi Ibu itu ternyata susah ya? :))</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai kapanpun Ibu tetap Ibu. Sama halnya dengan anak, sampai kapanpun ia tetap seorang anak. Meskipun ia telah dewasa dan berkeluarga. Seorang Ibu tetap aja khawatir dengan anak anaknya, lebih lebih kepada cucunya. Ibu saya begitu. Ibuk masih saja suka nitipin makanan, nitipin buah buahan hasil tanaman di halaman. Dan tidak pernah luput menyebut anak anaknya dalam doa. Lalu setelah punya cucu yang dicariin cucunya muluk, haha. Video call maunya lihat cucu. Saya rasa saya juga akan melakukan hal yang sama kepada anak anak saya kelak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibu saya juga bekerja. Lalu terbayang betapa rempongnya ia dulu. Dengan support sistem yang seadanya, tapi mampu juga melewati semuanya. Pahit dan manis terasa, memperkaya kenangan kami saat ini. Semakin saya dewasa dan setelah jadi Ibu saya jadi sedikit paham dengan apa apa yang telah Ibuk saya lakukan. Meski kadang ada beberapa hal yang saya pertanyakan, saya tidak setujui, selalu saya kembalikan ke ingatan bahwa ya itulah Ibuk sebagai seorang Ibu yang hanya manusia biasa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga para Ibu dan juga para Bapak diberikan sehat walafiat tanpa kurang satu apapun. Dimurahkan rejekinya, dibuka pikirannya untuk lebih lapang dalam memahami guna mengasuh anak anak. Semoga selalu kuat, meski sedih pahit dihadapi tetap bisa bangkit. Semoga apa apa yang dipanjatkan kepada yang kuasa bisa terwujud. Semoga bisa menjadi orang tua yang sabar, sabar dan sabar. </div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-70079309309548795392022-11-27T19:54:00.001-08:002022-12-04T18:42:11.875-08:00Berdamai Dengan Diri Sendiri Setelah Jadi Ibu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho3XLWihNKq8Ekuoxc4pkTPrhFFBUPMkuuhhF8NJOpb_AXCFoophHsQdylvZx46KX2sp4qm0JopbmNBGiSsWFtjqbfhsGgoJSqNT7kOBmfCpoHTHH1JxYk_mzeJ9SJFUqEfoGaHD4mcgsLi6DIZGN54Urw5W-tvmJ2Dtdddf0hTJbjAbcwK0aGD1PIsQ/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.23.43.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho3XLWihNKq8Ekuoxc4pkTPrhFFBUPMkuuhhF8NJOpb_AXCFoophHsQdylvZx46KX2sp4qm0JopbmNBGiSsWFtjqbfhsGgoJSqNT7kOBmfCpoHTHH1JxYk_mzeJ9SJFUqEfoGaHD4mcgsLi6DIZGN54Urw5W-tvmJ2Dtdddf0hTJbjAbcwK0aGD1PIsQ/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.23.43.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Setelah punya anak saya harus beradapatasi dengan banyak sekali hal. Mungkin bukan hanya saya tapi para Ibu lain yang ada di muka Bumi ini. Perubahan besar yang terjadi mengharuskan saya segera beradaptasi, menyesuaikan diri dengan hal hal baru. Bukan hanya tentang kondisi tubuh yang berubah, tapi juga lingkungan, cara berpikir, juga cara melihat sesuatu. <span><a name='more'></a></span><span><a name="more"></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Saya sendiri tidak menyangka menjadi Ibu membawa perubahan besar dalam cara saya memandang sesuatu. Bukan lagi hanya tentang saya, tapi juga tentang anak. Maka dari itu sudut pandang yang saya gunakan harus dari beberapa sisi. Tidak bisa hanya dari sisi saya pribadi. Setelah punya anak, seorang Ibu itu entah sadar atau tidak pasti apa apa jadi anak dulu. Mau ngapa ngapain kepikiran anak dulu. Karena mau tidak mau ya jadi Ibu, jadi orang tua harus bertanggung jawab sama anak dan memastikan pemenuhan kebutuhan anak. </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak hal yang ketika gadis dulu atau setelah menikah tapi belum punya anak saya junjung tinggi kini harus perlahan dikurangi porsinya. Dilonggarkan aturannya, bahkan ditinggalkan. Dan ini sangat tidak mudah. Sulit sekali rasanya di awal. Bawaannya pengen marah marah aja karena tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan saya. Sampai saat ini pun saya masih berusaha berdamai dengan diri saya sendiri. Berusaha kalem dan menerima kalau semua hal bisa berubah dan hidup kita bisa kok dibuat lebih selow. Dan jangan hanya fokus pada pikiran dan keinginan diri sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya berdamai dengan diri sendiri demi kehidupan yang lebih nyaman. Nyaman untuk saya, nyaman untuk Pak suami dan anak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismW16WfNVl5-h41EnbV2u4UaI2Ru1bHD8jd-rqsuC0tDWPuBcj2tfEwGNuEZI6yu9-kgZWaXIL1oiUhTCpKbiVV-fkTknErBGRHx62AutEiSdC52bzOQJgVyAPHhl3hLvcLfR3m3ZACyVVgUJ_Mkm6V5gxbFIVMRvxZbeWzBMJYPBNWSzGhdeZyI1qw/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.24.35.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismW16WfNVl5-h41EnbV2u4UaI2Ru1bHD8jd-rqsuC0tDWPuBcj2tfEwGNuEZI6yu9-kgZWaXIL1oiUhTCpKbiVV-fkTknErBGRHx62AutEiSdC52bzOQJgVyAPHhl3hLvcLfR3m3ZACyVVgUJ_Mkm6V5gxbFIVMRvxZbeWzBMJYPBNWSzGhdeZyI1qw/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.24.35.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Rumah Berantakan Bisa Menunggu Untuk Dibereskan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(( <i>rumah berantakan, liatin aja dulu, beresin kemudian, kalau ada waktu</i> ))</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di rumah, saya membuat semua barang harus ada tempat penyimpanannya. Dan setiap barang tersebut jika keluar dari tempatnya harus kembali ke tempatnya. Hal ini membuat barang barang jadi lebih rapi dan mudah untuk ditemukan. Saya juga membereskan barang berdasarkan kategorinya. I love beres beres. Nonton orang beres beres di YouTube aja bikin saya happy :))</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai orang yang sangat suka kerapian, suka melihat sesuatu ada pada tempatnya. Juga memperhatikan setiap detail. Jujur, melihat rumah berantakan sangat membuat saya tidak nyaman dan bisa bikin sakit kepala. Lalu menikah, yang mana Pak suami punya kebiasaan lupa mengembalikan barang pada tempatnya. Hal ini kadang suka bikin gengges. Pengen ngomel. Karena ya, nanti kalau nyari barangnya yang ditanya saya lagi. Padahal doi sendiri lupa balikin ke tempatnya. Punya anak, wah tambah bye bye rumah rapi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Punya dua anak batita, jangan harap rumah rapi terus. Lupakan hayalan tingkat tinggi itu. Paling rapinya kalau anaknya lagi sekolah atau tidur. Padahal sudah dibikinin area tempat bermain tapi tetap saja mainan dibawa ke semua ruangan. Kamar tidur, ruang tamu, dapur, bahkan kamar mandi. Ya jelas soalnya ada mainan mainan yang diajakin mandi. Everywhere ada aja mainan yang nyelip ~ </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan hanya soal mainan yang berantakan ya, tapi kadang kamar belum sempat diberesin, dapur belum disapu, cucian belum sempat dijemur. Hal hal itu awalnya bisa bikin saya kesal, apalagi kalau lagi kurang tidur, capek dan belum makan. Wah rasanya mau meledak lihat rumah berantakan. Tapi akhirnya saya menyadari bahwa ketika mainan berantakan dimana mana berarti bahwa anak saya sehat, ia baik baik saja. Karena kalau sedang sakit dia nggak akan semangat main, akan rewel minta ditemenin tidur. Dan percayalah dalam kasus ini lebih milih mainan berserakan deh saya. Lalu saya juga berusaha mengaktifkan tombol pause dalam diri untuk bisa menerima kalau semua hal itu tak perlu dibereskan dalam satu waktu. Simply karena tenaga kita terbatas, dan kita perlu melakukan hal lain yang lebih urgent. Misalnya mengurus anak dan bekerja. Ya iya, cucian kotor bisa menunggu tapi anak yang menangis minta susu minta makan nggak bisa. Apalagi dengan usia mereka yang masih sangat muda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Menerima Bahwa Saya Butuh Bantuan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ternyata saya butuh bantuan. Saya butuh support sistem selain Pak suami yang akan membantu saya mengurus rumah dan menjaga anak. Agar saya bisa bekerja dan berkegiatan untuk mengisi diri saya sendiri. Karena eh karena saya mudah sekali <i>burn out</i>, sesuatu yang sepele aja bisa bikin kesal sampai ubun ubun. Dan anak jadi kecipratan atmosfir yang tidak menyenangkan dari saya. Saya tahu ini adalah hal yang tidak baik, saya perlu belajar untuk mengendalikan diri. Juga perlu bantuan dari luar agar saya bisa membagi pekerjaan domestik. Hal ini sangat sulit di awal apalagi di masa ketika anak pertama lahir. Alasannya adalah (1) <span style="color: #c27ba0;">saya tidak percaya orang lain menjaga anak saya</span>, (2)<span style="color: #c27ba0;"> saya sangat percaya diri kalau saya mampu melakukan semuanya sendiri</span>, (3) <span style="color: #c27ba0;">saya kurang nyaman kalau ada orang asing yang mondar mandir di rumah saya</span>. Jadi, perkara mengakui kalau ternyata saya butuh bantuan ini cukup membuat saya kepikiran, galau dan menata diri untuk berhadapan dengan orang lain yang akan ikut mengurus rumah sesuai tugasnya. Gini amat saya, haha. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktu hanya masih ada Katya saya cuma hire ART selama tiga bulan awal umur Katya. Mikirnya karena baru habis lahiran banget jadi butuh bantuan karena kami jauh dari orang tua. Apalagi ini pengalaman pertama kami jadi orang tua. Setelah tiga bulan, ART berhenti dan saya mengurus semuanya sendiri. Kebetulan pandemi jadi perkuliahan juga online. Semuanya berjalan baik baik saja. Lalu tanpa diduga saya hamil lagi di usia Katya yang belum genap dua tahun. Galaunya minta ampun. Rasa mudah letih dan lelah langsung menghampiri ketika mengurus rumah dan Katya yang lagi aktif aktifnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah itu, Pak suamilah yang bantuin nyari ART untuk membantu saya di rumah, karena dia juga takut saya kecapean yang berakibat pada ketidakstabilan di berbagai lini. Semangat cari bantuan, supaya saya nggak mudah marah marah katanya...wkwk, maapkan Pak. Karena Pak suami kan kerja ya, jadi nggak bisa leluasa bantuin. Karena ya bukan cuma Ibu yang capek, Pak suami juga pasti lelah setelah seharian ngantor. Dia juga pasti pulang kantor pengen leyeh leyeh istirahat tanpa harus bantuin ngepel, haha. Padahal emang dia tukang ngepel sebelum ada ART. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syukurnya setelah berkali kali gonta ganti ART, akhirnya saya mendapatkan ART yang sesuai dengan kriteria. Tidak sempurna tapi bisa diajak komunikasi dan berdikusi serta yang paling penting adalah dia bisa menghandle anak anak dengan baik sesuai arahan saya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Bye Bye Tidur Nyenyak</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Sejak hamil Katya jarang sudah jarang banget ngerasain tidur nyenyak. Padahal sebelumnya saya suka banget tidur. Kalau malam tu gampang banget ngantuk. Sampai teman saya komen "pelor banget si kamu" wkwk. Begadang? apa itu begadang? saya tidak bisa begadang. Saya selalu memilih bangun lebih pagi untuk mengerjakan tugas daripada begadang. Merecharge diri dengan tidur adalah jalan ninjaku. </span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Sampai lahiran Katya, nangis banget harus begadang. Asli, rasanya ngantuk capek tapi nggak bisa tidur. Namanya anak pertama, semua serba pertama. Apalagi di awal kelahirannya Katya rewel banget karena belum bisa menyusu dengan benar. Sayapun seringkali panik, overthinking, dan kelelahan. Katya sering banget ngajakin begadang :')</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Semakin bertambahnya usia Katya harapannya saya bisa tidur nyenyak lagi. Ternyata enggak. Soalnya hamil dan punya bayi lagi ... hahaha *menertawakan diri sendiri*. Waktu hamil Khalif sering banget ngerasain kesemutan yang bikin nggak bisa tidur. Menderita banget rasanya Ya Allah. Mau nangis juga nggak menyelesaikan masalah...huhu. Apalagi setelah lahir, makin jauh deh tu tidur nyenyak. Sepertinya untuk beberapa tahun ke depan saya belum bisa tidur nyenyak dengan tenang di malam hari, apalagi tidur siang. Masih tergadai dengan waktu yang digunakan untuk memberi perhatian ke anak. Yaks ~ sekarang malah kebiasaan tidur paling cepet jam 10. Karena waktunya juga dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan...heuheu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Rekor saya pernah nggak tidur selama tiga malam waktu Khalif di opname di rumah sakit bulan lalu. Ternyata Allah ngasi kekuatan lebih dari yang kita duga :))</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Apa Itu Kamar Pribadi?</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Saya menjunjung tinggi privasi. Apalagi soal area private seperti kamar tidur. Kamar tidur selalu saya jaga bersih, rapi, dan tidak sembarang orang bisa masuk. Karena bagi saya kamar tidur itu ya memang privasi. Apalagi kasurnya beuh, nggak bisa seenaknya orang lain bikin berantakan. Kamar tidur kan tempat istirahat ya, dan hal hal private juga dilakukan di kamar. Kalau orang bebas lalu lalang di situ ya gimana :') </span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Tapi semua itu ambyar ketika anak lahir. Karena di rumah juga kamarnya terbatas, lalu kebiasaan kita di sini kan selalu sharing room ya sama anak yang masih bayi. Maka jadilah kami satu kamar dengan anak anak. Semakin Katya lahir semakinlah kamar jadi ruangan yang biasa aja wkwk. Tak se-private dulu. Katya bawa mainan lah, bawa makananlah bawa segala macam Ya Allah. Bikin Ibu berubah jadi Godzilla.</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Karena masih pada bayi maka sayalah yang harus bersabar. Tenang akan ada saatnya rapiin kamar lagi, dekor dekor lagi, pakai seprei cantik lagi. Kalau sudah waktunya juga ni anak anak akan pindah kamar. </span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Memang Masanya Repot, Nikmatilah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Kalau dipikir pikir segala sesuatu itu akan berubah, akan berlalu, berganti yang baru. Begitu juga masa masa repot yang saya hadapi saat ini. Pasti akan berlalu jika saatnya tiba. </span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Sekarang mau keluar rumah rempong banget bawa segala macam. Nggak bisa bawa tas kecil doang. Tas isinya minimal popok ganti, baju ganti, mainan dan cemilan anak. Apalagi anaknya dua. Kemana mana rombongan, ke suatu tempat itu kek cuma pindah tempat ngasuh doang wkwk. Mau ke tempat makan atau tempat wisata pasti yang dipikirin duluan apakah tempatnya kids friendly atau nggak. Ya apa apa anak dulu gitu. Sudah jarang bisa ngumpul leluasa dengan teman teman. Kecuali emang janjian playdate. Itupun mikir mikir mengingat kerempongan ini...haha.</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Kadang sama Pak suami ngobrolin betapa rempongnya hidup kami saat ini. Sebagian besar hal tercurah buat anak, ya biaya, ya waktu, ya tenaga, ya perhatian. Harus banyak banyak sabar, karena rentan banget ketika sama sama capek kadang jadi pengen ngegas aja bawaannya...wkwk. Part rempong ini akan berlalu. Hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik. Nikmati aja deh.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><b>Sehari Lebih Dari 24 Jam Bisa Nggak Sih</b></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;">Ini kadang saya mikir begini. Saking banyak banget to do listnya setiap hari. Loncat dari satu urusan ke urusan yang lain. Lalu nggak bisa lelet, ntar kalau telat ngerjainnya jadi keteteran yang lain. Sampai kayaknya waktu sehari itu kurang. Urusan domestik, urusan kerjaan dll. Triknya adalah ya harus bisa mengukur skala prioritas. Harus tahu mana harus didahulukan atau tidak. Jadi bisa milih mana yang mau dikerjakan dahulu mana yang bisa menunggu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi namanya juga manusia ya, suka berandai andai. Berandai andai kalau sehari lebih 24 jam saya bisa mengerjakan banyak hal. Padahal belum tentu. Dasar aku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">***</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUE4opsLSDYRdoEVxegEGU7iDzw0_bFt8LUVPRaUF8AzdwH8yrPYVkkkwrG3P6KRN2kyE1NSUINWNraWxBo4LGMHhgYEPQ9Pr8RoJj9h2hwVJKq4nF4NChuFNMrCPA-hrjWvbUhIT4YTyHxDmJyJwOQDlX6YnhxN_i7jLJEkKCnTE7BzTX2ARF3ySAaQ/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.25.41.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="899" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUE4opsLSDYRdoEVxegEGU7iDzw0_bFt8LUVPRaUF8AzdwH8yrPYVkkkwrG3P6KRN2kyE1NSUINWNraWxBo4LGMHhgYEPQ9Pr8RoJj9h2hwVJKq4nF4NChuFNMrCPA-hrjWvbUhIT4YTyHxDmJyJwOQDlX6YnhxN_i7jLJEkKCnTE7BzTX2ARF3ySAaQ/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-28%20at%2011.25.41.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sehat terus ya sayang sayangku </td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Sulit banget di awal. Tapi manusia dibekali kemampuan untuk beradaptasi yang luar biasa. Meski perlahan atau cepat bisa juga akhirnya. Bisa juga akhirnya mengatur prioritas, waktu, dan menemukan mana yang paling cocok untuk keluarga. Tidak sempurna, tapi bisa.</div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-4058004814822171322022-11-17T06:18:00.003-08:002022-11-17T19:30:08.280-08:00Hokben; Makanan Hangat Dalam Kotak Yang Kini Hadir Di Kota Mataram <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzHi9NUar-bIh_eUBv42WikV1CkLJf7JYe64j4_vRawvvJqkHpj3A3jarzVEXb3FHgpPe_nOKEqsgPKuMcrAp_qjPeqTWplKoenj7mUUdSCSFOHaKARJBJQGBliAXzcgZUFP6H32QMk_D4EcfDZfR1h2Za-GRiRpq3WMvMCQEmc07Yo0nRyeU1pB3jUQ/s1280/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2017.58.17.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzHi9NUar-bIh_eUBv42WikV1CkLJf7JYe64j4_vRawvvJqkHpj3A3jarzVEXb3FHgpPe_nOKEqsgPKuMcrAp_qjPeqTWplKoenj7mUUdSCSFOHaKARJBJQGBliAXzcgZUFP6H32QMk_D4EcfDZfR1h2Za-GRiRpq3WMvMCQEmc07Yo0nRyeU1pB3jUQ/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2017.58.17.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya mencicipi HokBen ketika sudah kuliah di Jogja. Karena ya, di Lombok belum ada HokBen. Perasaan excitednya masih terasa. Excited mencoba tempat makan yang belum ada di Lombok. Memilih menu sendiri lalu membayar di kasir. Saya suka Beef Yakiniku, Egg Chicken Roll, dan Ekkado. Dalam hati saya "wah, asyik nyobain makanan Jepang". Saat itu memang mikirnya HokBen adalah merk tempat makan yang berasal dari Jepang. Bukan orang yang menggandrungi Je-Jepangan tapi kadang penasaran aja mencicipi kulinernya.<span><a name='more'></a></span><span><a name="more"></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Bagi saya, HokBen juga memiliki kenangan tersendiri. </span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ingatan saya melayang ke momen ketika abu vulkanik hasil letusan gunungapi Kelud menyelimuti Jogja. Iya, gunungapi Kelud di Jawa Timur meletus pada tahun 2014 dan angin menerbangkan abu vulkanik ke arah Jogja. Suasana pada saat itu langit Jogja gelap padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Kemudian secara perlahan abu vulkanik mulai turun mendarat di setiap permukaan; atap, jalan, kendaraan, pohon, daun, dll. Hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik tebal. Abu vulkanik yang berwarna abu tersebut mencapai ketebalan 2 cm. Dampak dari abu vulkanik di Jogja adalah terhambatnya pasokan bahan makanan. Banyak bagian vital masayarakat yang lumpuh. Pasar tutup, pasokan sayur mayur lauk pauk terhambat. Yang tersisa hanya telur di warung langganan. Di situasi tersebut kebanyakan tempat makan tutup di Jalan Kaliurang, kebetulan kos saya di Jalan Kaliurang Km 4,5. Namun ada satu tempat makan yang tetap buka yaitu HokBen Kaliurang, yang ada di Jalan Kaliurang Km 5,5. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiYtPiftTKdl3x_NRD_n851yTwEpHCx4-IhAZBplCDXDwocYE9KfiWLpxj_6md3FIGDUq2oQ9lazfOtkCecIr2JyzBGb8mqnhwOHiDuv2BSn-slW7ydTUdvcNhJsypd0UPXOBUp_Tf9z6XT7_PXX48QR-4R5YwVUzhz6k8gsjbVoWNsnY_eX1Hevpy8Q/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2012.26.33.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiYtPiftTKdl3x_NRD_n851yTwEpHCx4-IhAZBplCDXDwocYE9KfiWLpxj_6md3FIGDUq2oQ9lazfOtkCecIr2JyzBGb8mqnhwOHiDuv2BSn-slW7ydTUdvcNhJsypd0UPXOBUp_Tf9z6XT7_PXX48QR-4R5YwVUzhz6k8gsjbVoWNsnY_eX1Hevpy8Q/w400-h225/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2012.26.33.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ekkado, Ebi Furai, Beef Yakiniku</td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat HokBen buka saat itu seperti oase di tengah gurun sih, udah bosan makan telur gaes. Saya dan beberapa orang teman langsung meluncur ke HokBen. Wah nyampe sana sudah rame pol, antrian pelanggan sampai pintu luar lho. Saya antara senang dan khawatir. Khawatir enggak kebagian...wkwk. Tapi alhamdulillah kebagian juga. Lega banget rasanya waktu itu bisa makan <b><span style="color: #c27ba0;">makanan hangat dan enak</span></b>. Duduk nyaman sambil ngobrol dengan teman teman. HokBen membuat kondisi darurat akibat abu vulkanik menjadi tidak terlalu menyedihkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ4Y-0AxcRnZ3hDM7Shb2CyufQ5m4wfmvgpObKwgcB6U0LbX7fV5IwT9udRwJAEP1p-l1ing-oo8Q7ZRFdRyWhshmWLr5tBr75ljZc63gOH7q_ZBh-BXVYcxOVE4CZ1BMbEPNqLjmjQbMzkkiGyj5SJOkdleGEx8ynlHdhseSGsC2DaL2LvNsvBuFCZQ/s1280/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2011.44.59.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ4Y-0AxcRnZ3hDM7Shb2CyufQ5m4wfmvgpObKwgcB6U0LbX7fV5IwT9udRwJAEP1p-l1ing-oo8Q7ZRFdRyWhshmWLr5tBr75ljZc63gOH7q_ZBh-BXVYcxOVE4CZ1BMbEPNqLjmjQbMzkkiGyj5SJOkdleGEx8ynlHdhseSGsC2DaL2LvNsvBuFCZQ/w400-h225/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2011.44.59.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Egg Chicken Roll, Chicken Yakiniku</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Hoka Hoka Bento = HokBen</span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemarin di acara seminar Pentingnya Makanan Halal yang diselenggarakan oleh HokBen saya baru mengetahui dengan jelas kalau HokBen yang dulunya bernama Hoka Hoka Bento adalah 100% restoran asal Indonesia. Indonesia punya gitu loh. Hanya konsepnya saja yang mengusung tema Jepang. Restoran ini awal berdirinya tahun 1985 di bawah naungan PT Eka Bogantini yang restoran pertamanya hadir di Jakarta Pusat. Kemudian seiring berjalannya waktu melebarkan sayap ke wilayah lain di Pulau Jawa, seperti di Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Sidoarjo. Di acara tersebut juga saya mengetahui fakta bahwa HokBen 100 persen halal, sudah terstandarisasi dan tersertifikasi halal. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, sampai penyajiannya semuanya halal. Hal ini tentu saja menjadi keunggulan HokBen karena akan membuat pelanggan merasa tenang, aman dan nyaman untuk makan di HokBen. Sesuai dengan tagline acara tersebut #HokBenPastiAmanPastiHalal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHWwsW7d194AEQyvKtKGkuW9dM99OyaKx2Rrm5mgXBpW5ZcbGRpn2xS7wutake_3W7IZPb3XH5BcZ96ZxN2YIzFGbPkQwVF-8PHUXGOIDloNFL11Aajqn85iBsT6FkGRTwlJlVjsY0-D1OSU1Z3QtPZHIR8cjeAMo5TOzEcbXuWhuzUdV3ByG7Eh9bEA/s1920/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2006.05.41.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHWwsW7d194AEQyvKtKGkuW9dM99OyaKx2Rrm5mgXBpW5ZcbGRpn2xS7wutake_3W7IZPb3XH5BcZ96ZxN2YIzFGbPkQwVF-8PHUXGOIDloNFL11Aajqn85iBsT6FkGRTwlJlVjsY0-D1OSU1Z3QtPZHIR8cjeAMo5TOzEcbXuWhuzUdV3ByG7Eh9bEA/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2006.05.41.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto Bersama Bloger Di Acara Seminar Pentingnya Makanan Halal HokBen</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Eh iya pada tahu nggak sih, ternyata arti dari Hoka Hoka Bento adalah <b><span style="color: #c27ba0;">Makanan Hangat Dalam Kotak</span></b>. Pantesan ya makanannya diletakkan di tempat makan berbentuk kotak, kayak bento ala Jepang. Kalau dulu restorannya bernama Hoka Hoka Bento kini namanya atau brandnya ganti menjadi HokBen. Rebranding ini dilakukan sejak 2013 dengan nama dan logo baru. Lalu juga mengubah nuansa restoran menjadi lebih segar, lebih hangat dan lebih nyaman. Pantesan di 2014 walaupun dengan abu vulkanik menutupi wilayah Jogja kami bisa tetap makan enak dan nyaman di HokBen. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">HokBen juga memiliki banyak fasilitas yang memudahkan pelanggan menikmati menu mereka. Mulai dari layanan delivery, dine in dan drive thru. Selain itu di HokBen juga bisa pesan dalam partai besar lho. Jadi bisa banget pesan buat acara penting kamu, ulang tahun, syukuran, acara kampus atau kantor dan lain sebagainya. Hal yang nggak kalah menarik dari HokBen adalah Hokben punya aplikasi yang memudahkan kita mantengin update terbaru soal Hokben, mulai dari ragam menu, promo menarik dan update lainnya terkait HokBen. Aplikasi ini bisa didonlot di playstore ataupun appstore lho. Buat pecinta Hokben garis keras mah nginstall aplikasi ini wajib :p </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mau cek cek lebih lanjut bisa meluncur ke sosial media HokBen, lengkap, IG Twitter YouTube Tiktok website, ada semuaaaa ✨</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Dream Come True </span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya HokBen buka outlet di Lombok gaes...yeay!. Senang banget sih dengar berita ini. Kayak semesta mendukung, dream come true gitu. Pasalnya, sebelumnya di chit chat yang ke sekian dengan teman saya kami ngomongin HokBen. Tentang HokBen yang belum ada di Lombok, padahal kan enak gitu. Kebetulan teman saya ini tinggal di Tangerang, dan dia pecinta HokBen. Jadi, setelah tahu kalau HokBen akan buka di Mataram bukan hanya saya yang girang tapi teman saya itu juga ikut senang. Kalau main ke Lombok bisa makan HokBen juga deh. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCRI3-v9XPyluajPN--4anLAME6ZmCCyBvmim9lMVXwFWNQrmr5pQHXlFMMn9Vu6iSXOkMgefbZTSnLEu7xkKGE-RtLshkwIh5avBqCfIkLzUVA1YmLq9z2_f4OqksOSxJQQtTRtMIE5-ydaP7bBIUSX7mdyDMJ-UcM0n3yzWTCT7giTv8e7feGiCZrA/s1280/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2015.50.24.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="721" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCRI3-v9XPyluajPN--4anLAME6ZmCCyBvmim9lMVXwFWNQrmr5pQHXlFMMn9Vu6iSXOkMgefbZTSnLEu7xkKGE-RtLshkwIh5avBqCfIkLzUVA1YmLq9z2_f4OqksOSxJQQtTRtMIE5-ydaP7bBIUSX7mdyDMJ-UcM0n3yzWTCT7giTv8e7feGiCZrA/w640-h360/WhatsApp%20Image%202022-11-17%20at%2015.50.24.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">HokBen Lombok Epicentrum Mall</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hokben akan buka tepatnya di Lombok Epicentrum, di <i>Lower Ground</i> samping KFC. Grand openingnya besok gaes, Jumat tanggal 18 November 2022. Dalam masa grand opening nggak mungkin dong kalau nggak bertabur merchandise dan promo menarik. Cusslah datang ajakin yang tersayang buat Cobain HokBen. Ssst...ini adalah outlet HokBen yang ke 327 lho. Mantap kan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya sendiri bakalan ngajakin keluarga sih buat nyobain HokBen. Apalagi menu yang ada di HokBen banyak yang kids friendly. Si Kakak bisa makan nih dan pasti happy. Hal ini membuat saya memasukkan HokBen ke dalam daftar tempat makan favorit kalau sedang jalan jalan ke Epicentrum Mall. Luv.</div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-11260486210310934562022-11-13T17:03:00.001-08:002022-11-13T17:03:04.985-08:00Ide Menu Bekal Sat Set Sat Set Untuk Anak PAUD<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Ibg9eG6ndJxCpusvXQNv_tGgcfJB71iIC1awxM8WKWtWOcTxXoBCSATa7adT1aiIz5e6qUIfOxwA6UN8EADMZv1a_pRCSi21Xnwg-IP_Mx_0RlgKOZCDyR57COaxHBYb7jLWM43VnhVZFLx6giw41cjHq-GtlXNzTyWLfVso1QgtRa9H0R-hM8ZNVg/s2912/qi-bin-IIzny_Qgw-g-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1936" data-original-width="2912" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Ibg9eG6ndJxCpusvXQNv_tGgcfJB71iIC1awxM8WKWtWOcTxXoBCSATa7adT1aiIz5e6qUIfOxwA6UN8EADMZv1a_pRCSi21Xnwg-IP_Mx_0RlgKOZCDyR57COaxHBYb7jLWM43VnhVZFLx6giw41cjHq-GtlXNzTyWLfVso1QgtRa9H0R-hM8ZNVg/w640-h426/qi-bin-IIzny_Qgw-g-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tahun ini Katya mulai sekolah. Jangan bayangkan sekolah yang serius belajar calistung, berangkat tak boleh telat dan disiplin tingkat tinggi ya. Sekolahnya kebanyakan main sama teman teman. Karena Katya masuk kelas Kelompok Bermain A, untuk anak usia 2-3 tahun. Jadi ya isinya kebanyakan main, tapi mainnya terarah untuk mengasah motorik sensorik sosial anak. Kebetulan sekolahnya Katya mewajibkan murid bawa bekal sendiri dari rumah. Dan ada sesi makan bekal bersama. <span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain Katya yang pertama kali punya pengalaman sekolah, ini juga jadi pengalam pertama bagi saya mendampingi anak sekolah. Mulai dari menyiapkan semua keperluannya sampai menyiapkan lingkungan yang mendukung rutinitas sekolahnya. Termasuk menyiapkan bekal yang akan Katya bawa. Menyipakan bekal memang bukan perkara baru buat saya. Dulu sebelum rempong dengan anak anak saya biasa menyiapkan bekal Pak suami buat makan siang di kantor. Jadi, bikin bekal sesuatu yang menyenangkan buat saya. Suka aja menyiapkan printilan sebagai bentuk perhatian bagi yang tersayang. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang jadi pe er dalam menyiapkan bekal Katya adalah gimana menyiapkan variasi bekal supaya dia nggak bosan. Dan senang ketika buka bekal, lalu semangat ngabisin bekalnya. Walaupun kadang ekspektasi Ibu ketinggian ygy...haha. But, it's oke. Yang penting anaknya happy. Soal makan nanti bisa dilanjutkan di rumah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip saya dalam menyiapkan bekal anak adalah harus ada buah, lalu makanan yang asin dan yang manis. Tapi bukan snack snack pada umumnya ya. Saya berusaha tidak menyajikan snack snack yang biasa dilihat Katya di minimarket, takut efek samping berkepanjangan. Tapi kalau kepepet mah ngasi juga...huhu. Maap, Ibu tydack sempurna. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtHesNJMyt6BeatdIkHKC9oP3_y-RalNFOkaqiFfXqAXWqRYtwntqpKC1qNCC-vvb53tWKnCkeBquQBDwzXb_U3NMKgWwZkyteWKzljjsqlKvniJtsa_Gn5_0fnzqCkaN0vpl-5qxCfzGIWthCsRoBWz4zsVBM5WCRGAobUyW2EPQobtbPoKBdVxepTA/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.44.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtHesNJMyt6BeatdIkHKC9oP3_y-RalNFOkaqiFfXqAXWqRYtwntqpKC1qNCC-vvb53tWKnCkeBquQBDwzXb_U3NMKgWwZkyteWKzljjsqlKvniJtsa_Gn5_0fnzqCkaN0vpl-5qxCfzGIWthCsRoBWz4zsVBM5WCRGAobUyW2EPQobtbPoKBdVxepTA/w300-h400/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.44.jpeg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bola bola nasi nori, nugget, dan anggur</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berbekal prinsip tersebut maka terciptalah beragam bekal sekolah Katya selama ini. Bekal yang tentu mudah bin gampang Bun. Sat set sat set kelar gitu. Maklum buibu pagi hari rempong to the max, banyak kali kerjaannya. Ntar kalau kelamaan di dapur bisa berantakan yang lain. Apalagi ditambah ada adek yang juga butuh perhatian. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Awal awal sekolah Katya tidak pernah bawa bekal nasi. Sampai suatu saat dia ikutan makan bekal temannya yang bawa nasi, dan dia doyan...wkwk. Akhirnya saya sering juga bekali dia nasi putih dengan lauk simple yang memang dia suka. Eh habis, tak bersisa. Wah mantap nih, kata saya. Pulang sekolah dia masih lumayan kenyang, minum susu lalu tidur siang. Meskipun drama dulu sebelum tidur *pijitkepalaibu*. </div><div style="text-align: justify;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwxWHXc_Mzb5eES92P2Uv-AK_3bIypqolo4X6fYTr5tlf0DnF-hFLxDrhGDxo4Cb7tkpw86LKtuU9S37smxVq-giqrW7-H0A9piAoqEiL2NS7pUkW_AGDMZAZbaX2S3F4gJA2bBGZUDs3-XBRIbSJXLExOGSnHNVlbd0T2JnSiYfTfbD1ZJGhBLEbaAw/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.29.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwxWHXc_Mzb5eES92P2Uv-AK_3bIypqolo4X6fYTr5tlf0DnF-hFLxDrhGDxo4Cb7tkpw86LKtuU9S37smxVq-giqrW7-H0A9piAoqEiL2NS7pUkW_AGDMZAZbaX2S3F4gJA2bBGZUDs3-XBRIbSJXLExOGSnHNVlbd0T2JnSiYfTfbD1ZJGhBLEbaAw/w300-h400/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.29.jpeg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nasi goreng, nugget, puding coklat dan anggur</td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oh iya pasangan bekalnya Katya tentu saja air putih. Terbaik untuk melegakan tenggorokan, ya nggak si. Sepulang sekolah saya selalu cek kotak bekalnya apakah makanannya habis atau tidak. Lalu cek juga botol minumnya, minum banyak atau nggak, gitu. Sejauh ini, sejak pertama sekolah sampai sekarang bekal Katya tidak pernah bersisa banyak. Pasti dimakan, kalaupun nyisa sisanya cuma sedikit. Mungkin efek makan bareng dan ditemani Bu guru juga kali ya...hehe. Tapi, alhamdulillah banget tidak punya masalah soal perbekalan ini. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6WX17r3cEXbHFmrM-7-HfsnASg1rr3H74IcZFx8mX84o_LzcpIowkv2r2ZwUo23RX3-D3X-zcSSRJ_6S1UznOnB701Uc2msqK6RqecKNz2jVeUU5rwe-HBnU6Z2mH_qyQUFrA3u9QG85_XKqIS1AS3Cys4hjKApTWBT9W_eKGbORNebYXrtm2RX6ccg/s1156/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2018.59.59.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1156" data-original-width="868" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6WX17r3cEXbHFmrM-7-HfsnASg1rr3H74IcZFx8mX84o_LzcpIowkv2r2ZwUo23RX3-D3X-zcSSRJ_6S1UznOnB701Uc2msqK6RqecKNz2jVeUU5rwe-HBnU6Z2mH_qyQUFrA3u9QG85_XKqIS1AS3Cys4hjKApTWBT9W_eKGbORNebYXrtm2RX6ccg/w300-h400/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2018.59.59.jpeg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nasi putih, sosis panggang, roti coklat, jeruk dan apel</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuUxwZC6lPemziFcEuWB-imiMXR4nYnU79N1BYdaJ-8Gl-O4O6xPfzM7jJWDtjP9-JlO96TjO9rjfPFqnXIxvDoPtj0LSLnMoOO5tkpj2q3BUU0zeauj-ctizZB9OGiF3D_9MwfNLzBSZvs5jszLDJbriDWKBA1UcAnYArDsEPeMcIgv_ZqSrwAlg6ag/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.01.50.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuUxwZC6lPemziFcEuWB-imiMXR4nYnU79N1BYdaJ-8Gl-O4O6xPfzM7jJWDtjP9-JlO96TjO9rjfPFqnXIxvDoPtj0LSLnMoOO5tkpj2q3BUU0zeauj-ctizZB9OGiF3D_9MwfNLzBSZvs5jszLDJbriDWKBA1UcAnYArDsEPeMcIgv_ZqSrwAlg6ag/w400-h400/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.01.50.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">mie goreng, puding oreo dan apel<br /></td></tr></tbody></table>Menunya gampang gampang kan, sediain yang pasti pasti dimakan anak ajalah...wkwk. Keinginan yang terdalam sih pengen hias hias bekal kayak yang bertebaran di instagram, tapi apa daya tangan tak sampai. Lagian anaknya masih KB, ntar printilan hias hiasnya pada hilang muluk lagi. Segini udah pas sih buat Katya, selama ini dia cocok, tak ada protes. Soalnya saya sering tanya Katya sepulang sekolah apakah dia suka atau tidak bekal yang Ibu siapkan. Alhamdulillah anaknya seringkali jawab suka, lalu cerita dah tu tadi gimana makan bekalnya di sekolah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87WDgkJfGodc28HxTgy5MVOhgY9cKyR3W2jsukfctlZFq8A-akSEJF_QbZ76isgI5yPkBNZww7EJChhSxH_BEzYkQSz7GbmAarM2BoCiUma66kDWUbxpcmDWbYZcOXWTp3P_fG-5piBN_2njNNyj47j0DtcD94nSocZshKDqamTPPsDKhCFbfji59hw/s1600/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.57.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87WDgkJfGodc28HxTgy5MVOhgY9cKyR3W2jsukfctlZFq8A-akSEJF_QbZ76isgI5yPkBNZww7EJChhSxH_BEzYkQSz7GbmAarM2BoCiUma66kDWUbxpcmDWbYZcOXWTp3P_fG-5piBN_2njNNyj47j0DtcD94nSocZshKDqamTPPsDKhCFbfji59hw/w300-h400/WhatsApp%20Image%202022-11-08%20at%2019.00.57.jpeg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tahu bakso, stik keju, puding roti, dan apel</td></tr></tbody></table><br />Buat ibu ibu sekalian dilahkan dicoba di rumah, siapa tahu terinsiprasi kaan :))<br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO7xvBEZaFGtMtmT2Gigb-3oXXU8Imircr3ef8ZMT7SsH_6RZCY6APq_JzMIRB6VJl0Vgl6KyoVIidPfJdjH9US57SZwjmyk0VlfwbBb1NnWqdKge24w8AwNs66DQPFGdH3AXznSqv6jjxLm6ydqT074rE7HuQRyew7ISQwujdSX-JACnZCZRiECYQpA/s3264/BeFunky-collage%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="3264" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO7xvBEZaFGtMtmT2Gigb-3oXXU8Imircr3ef8ZMT7SsH_6RZCY6APq_JzMIRB6VJl0Vgl6KyoVIidPfJdjH9US57SZwjmyk0VlfwbBb1NnWqdKge24w8AwNs66DQPFGdH3AXznSqv6jjxLm6ydqT074rE7HuQRyew7ISQwujdSX-JACnZCZRiECYQpA/w640-h640/BeFunky-collage%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br />uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-6902919969192110012022-07-30T07:17:00.000-07:002022-07-30T07:17:01.141-07:00Usia 32, Banyak Mikirnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidQZsz18GQvEWdMi-jZUYl5bti_tbdcQxQwZ7N-NK4_C99z_o59lFx3kvnzXjBLShh7P2UwAWjbTAHI8Rhqo0OvlszoLmDU2vzj3SOKkbg6lLSvot3mxQM7KoQ5FJkMu3Sq2sGptxOzr0RLYbggtEzE8Qzh5mGTdhFy4fk76cYFsytOqxZ1DfVmjBXLg/s4088/javier-allegue-barros-C7B-ExXpOIE-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2726" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidQZsz18GQvEWdMi-jZUYl5bti_tbdcQxQwZ7N-NK4_C99z_o59lFx3kvnzXjBLShh7P2UwAWjbTAHI8Rhqo0OvlszoLmDU2vzj3SOKkbg6lLSvot3mxQM7KoQ5FJkMu3Sq2sGptxOzr0RLYbggtEzE8Qzh5mGTdhFy4fk76cYFsytOqxZ1DfVmjBXLg/w640-h426/javier-allegue-barros-C7B-ExXpOIE-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Sebelum Juli berakhir, biarkan saya menuliskan sesuatu di sini. Blog yang baru saya kunjungi lagi setelah berhari hari berlalu. Hidup terasa cepat, terasa berlalu begitu saja akhir akhir ini. Rasa lelah sering kali muncul di akhir hari, hingga saya selalu memilih tidur saja. Atau menonton satu dua episode KDrama yang menarik. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Juli ini saya genap berusia 32 tahun. Di usia ini saya sudah dianugerahi dua anak yang cantik dan tampan. Siapa yang tidak bahagia? Bahagia saya teramat sangat. Mereka berdua sangat indah, bukti kebesaran Allah SWT yang maha indah. Siapa sangka saya akan diberikan sepasang anak perempuan dan laki-laki yang mungkin diimpikan oleh banyak orang. Alhamdulillahirobbalalamin.</p><p style="text-align: justify;">Punya anak toddler dan bayi ternyata punya dua sisi. Di satu sisi senangnya berkali kali lipat, tapi di sisi lain lelahnya juga berkali kali lipat. Meskipun Pak suami juga ikut mengurus anak anak (seperti memang seharusnya) tapi harus diakui bahwa porsi Ibu dalam mengurus anak anak selalu lebih besar. Si bayi tidak bisa lepas dari Ibu karena masih ASI eksklusif, kakaknya juga ikut ikutan jadi manja, kebanyakan maunya sama Ibu aja. Tidak jarang kami berada dalam situasi ketika dua anak nangis butuh perhatian Ibu. Rasanya pengen ikutan nangis. Mau kabur kan nggak bisa. </p><p style="text-align: justify;">Belum lagi harus menghadapi Katya dengan gejolak emosinya yang luar biasa di masa toddler ini. Apalagi kalau sudah tantrum, semua salah, maunya nangis aja udah. Kadang bikin putus asa. Rasanya teori teori parenting itu terasa sangat susah untuk dipraktekkan. Sebisa mungkin saya menerapkan positif disiplin ketika menghadapi Katya, tapi ya kadang kebablasan juga jadi kesal lalu marah. Meski harus cepat cepat sadar kalau marah marah tidak akan mengubah situasi malah akan memperburuk keadaaan. Yah nggak bisa juga marahin, wong dia aja bingung dengan perasaannya. Belum bisa menerjemahkan perasaannya sendiri, sedang belajar. Tapi, kalau kerjaan numpuk dan dikejar deadline, lalu pada rewel, wah alamat mudah marah marah dah huhu. </p><p style="text-align: justify;">Akhir akhir ini saya seringkali dilanda rasa bersalah. Ketika harus membagi perhatian kepada Katya dan Khalif. Bertanya tanya kenapa begini kenapa begitu, seandainya begini seandainya begitu. Tapi rasanya tidak ada gunanya untuk memelihara perasaan seperti itu karena akan membawa dampak negatif. Balik lagi istigfar dan memohon perlindungan yang kuasa.</p><p style="text-align: justify;">Semua doa telah saya aminkan, perhatian tulus dari semuanya sudah sampai ke hati. Akan saya ingat selamanya. Meski hari hari tidak akan selalu cerah saya berharap saya akan tetap tegar, sabar dan tidak melewati batas. Sehat terus bersama keluarga, semakin beriman dan sejahtera. Amiin Ya Robbalalamin.</p><p style="text-align: justify;">segitu dulu yess ceritanya. Yang jelas usia 32 ini banyak mikirnya -______-</p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-10166051007193381592022-06-10T06:52:00.003-07:002022-06-10T06:52:57.136-07:00Edukasi Sadar Bencana; Sebuah Pengabdian Kepada Masyarakat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpXULYNIBq-9UL2FeFEAtIzw09j91azVjJJW09DiWYHOD9uJnKn2nr180PDMa-p4_ofLZy6n77plFyjkZ2VzlHVqEFCsi6wMnuCpbnu_fI2Kvbj8howIlkhbz5D2xpXZ0pLo4q16dgOjDgr4hpvB-B5utVfBpDky8qPRWYD4z6krDk_1JL6qd6hlqp8A/s4088/IMG_5806.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2725" data-original-width="4088" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpXULYNIBq-9UL2FeFEAtIzw09j91azVjJJW09DiWYHOD9uJnKn2nr180PDMa-p4_ofLZy6n77plFyjkZ2VzlHVqEFCsi6wMnuCpbnu_fI2Kvbj8howIlkhbz5D2xpXZ0pLo4q16dgOjDgr4hpvB-B5utVfBpDky8qPRWYD4z6krDk_1JL6qd6hlqp8A/w640-h426/IMG_5806.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Dua minggu lalu saya akhirnya keluar rumah untuk melakukan sesuatu yang cukup penting. Bisa dibilang keluar rumah untuk "bekerja" di masa cuti melahirkan. Bukan, bukan karena saya sangat berdedikasi tapi karena ini adalah bentuk tanggung jawab saya terhadap komitmen yang telah dibuat. Komitmen untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. Kebetulan dananya juga sudah cair jadi kegiatannya harus segera dilaksanakan. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dana hibah penelitian dan pengabdian internal UNU NTB, melalui LPPM UNU NTB. <span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya senang proposal pengabdian yang saya ajukan lolos untuk didanai. Lebih senang lagi karena materi pengabdian yang diberikan adalah materi yang sesuai dengan peminatan saya. Saya bersemangat menyusun materi, membuat rundown kegiatan, mengatur beberapa keperluan kegiatan, hingga kebutuhan administrasi untuk kegiatan. Dan terwujud juga dengan bantuan tim yang sangat supportif. Sat set sat set semuanya siap.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lokasi pengabdiannya sendiri adalah di Eco School Nusantara yang berlokasi di Desa Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Desa ini berasa di jalan utama kalau mau ke lokasi wisata Pantai yang ada di bagian selatan Lombok seperti Pantai Kuta atau Tanjung Aan. Ah iya kalau mau lihat sirkuit Mandalika juga bisa melewati Desa ini selain lewat bypass Mandalika yang baru dibangun. Khalayak sasaran kegiatan ini adalah tentu para siswa/siswi yang ada di Eco School Nusantara. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Baca Juga: <a href="https://www.uzlifazmiya.com/2020/05/menulis-deskripsi-diri-untuk.html" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Menulis Deskripsi Diri Untuk Sertifikasi Dosen</span></a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya saya cukup deg degan akan membicarakan bencana dengan anak anak. Banyak kehawatiran di kepala saya. Saya bertanya tanya apakah nanti penjelasan saya bisa membuat mereka paham. Saya menghawatirkan diri saya yang akan atau bisa saja kurang bisa mendeliver Informasi ketika berhadapan dengan anak anak nanti. Lalu penasaran dengan anak anak Sengkol, bagaimana ya reaksi mereka bertemu kami nanti, apakah nanti bakalan pada bosan karena bahas bencana? ~ lagian sudah lama tidak berinteraksi dengan banyak anak anak. Terakhir waktu Kelas Inspirasi Lombok jelajah Budaya di KLU Tahun 2018, sebelum hamil dan melahirkan Katya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="color: #c27ba0;">"dasar aku, belum apa apa sudah overthinking"</span></i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesampainya kami di Eco School Nusantara kami disambut dengan antusias oleh Kak Eliyan koordinator program dari ESN, singkatan Eco School Nusantara. Ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di ESN, walaupun sudah sering sekali mendengar ESN disebut dan melihat banyak teman/kenalan berkunjung ke sana. Bangunan ESN mudah dikenali karena sebagian besar bahan bangunannya terbuat dari Kayu, which is lebih aman terhadap gempabumi ~ ya nggak. Halamannya asri, hijau dengan berbagai jenis tanaman. Mulai dari sayur mayur sampi tanaman hias. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak anak sudah berkumpul, mereka tersenyum dan menunjukkan rasa penasaran. Sebuah pertanda baik bukan. Saya menjadi sedikit lega. Setelah semua perlengkapan siap, kami berkumpul. Anak anak ESN yang hadir mulai dari kelas dua sampai kelas enam Sekolah Dasar. Kami sengaja memilih anak anak kelas atas agar informasi yang disampaikan lebih mudah diterima. Selain anak anak ESN, hadir juga kakak kakak mentor dari ESN yang membantu dalam kegiatan. Berdasarkan daftar hadir jumlah peserta total sekitar 45 orang. Setelah acara dibuka oleh kakak mentor ESN kamipun memulai acara edukasi sadar bencana. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya menampilkan slide yang berisi gambar kejadian Bencana di Indonesia. Lalu materi tentang alasan kenapa Indonesia punya potensi bencana, dampak yang ditimbulkan oleh bencana, serta apa yang bisa/harus dilakukan untuk meminimalisir akibat dari bencana. Setelah pemaparan materi ada sesi menonton video edukasi tentang bencana dan ekseprimen membuat gunung meletus. Kemudian sesi tanya jawab dan doorprize. Diakhiri dengan pengisian angket respon terhadap pemaparan materi oleh anak anak peserta. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Baca Juga: <a href="https://www.uzlifazmiya.com/2018/08/gempabumi-dan-hal-hal-penting-yang.html" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Gempabumi Dan Hal Hal Penting Yang Harus Diketahui</span></a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di luar dugaan, anak anak ESN sangat serius, antusias menyimak materi yang kami sampaikan. Anak anak tanpa ragu dan malu angkat tangan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Mereka juga menceritakan pengalaman mereka terhadap bencana, terutama pengalaman ketika mengalami gempa Lombok tahun 2018 lalu. Anak anak tidak canggung berinteraksi dengan orang asing yang baru pertama mereka lihat. Senyum terkembang di wajah wajah manis mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0OM78hnFYfCwSgQj35Ntqcejso5yK0khOwKbc0paOxF4bTHIDxX7fMPAx_6gK6ptkz0UH0lecQR93aoT8MMAm8lljbyEXmINdPYq9wH5FFvQqCw6AbWVqLXU-_nSvbJNEbMZDweYDVtrBQvp2M4ssNM1hS6-DagBUECQT6U5V63goARoynij7ryKPHA/s3264/BeFunky-collage.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="3264" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0OM78hnFYfCwSgQj35Ntqcejso5yK0khOwKbc0paOxF4bTHIDxX7fMPAx_6gK6ptkz0UH0lecQR93aoT8MMAm8lljbyEXmINdPYq9wH5FFvQqCw6AbWVqLXU-_nSvbJNEbMZDweYDVtrBQvp2M4ssNM1hS6-DagBUECQT6U5V63goARoynij7ryKPHA/w640-h640/BeFunky-collage.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anak anak ESN membuat saya semakin yakin bahwa anak anak sangat mudah mengingat dan memahami apa yang dijelaskan kepada mereka, jika dilakukan dengan cara yang menarik. Anak anak sebagai kelompok masyarakat dengan kerentanan tinggi terhadap bencana sudah seharusnya menjadi sasaran edukasi bencana. Sehingga anak anak dapat meningkatkan kapasitas dirinya dalam menghadapi bencana. Minimal tahu apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir kejadian bencana dengan cara cara mudah yang bisa dilakukan. Juga tahu harus melakukan apa jika terjadi bencana. Lebih bagus lagi jika mereka bisa menceritakan ke anggota keluarga yang lain, teman teman dan orang lain yang ia temui perihal pengetahuan bencana yang ia miliki. Semoga sedikit ilmu yang mereka dapatkan di hari itu bermanfaat, menjadi bekal untuk diri mereka sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #c27ba0;"><i>"Anak anak itu menakjubkan, otak mereka seperti spons, mereka mudah menyerap/mengingat lalu mempraktekkannnya. Katya saja sejak pulang dari kegiatan tersebut ingat terus kalau tidak boleh buang sampah di sungai, di jalan atau di halaman, harus di bak sampah katanya. Ia ingat pengetahuan ini waktu mendengar kami membahas tentang banjir" </i></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>By the way</i> kegiatan pengabdian hari itu disupport tidak hanya oleh Tim saya di TL UNU NTB dan ESN tapi juga oleh Pak suami dan anak anak. Yess mereka serombongan ikut bersama saya ke lokasi pengabdian, Pak suami, Katya dan Khalif. Pak suami tentu saja menjadi driver wkwk. Katya anteng main kesana kemari, berkenalan dengan kakak kakak yang dia temui di ESN. Lalu sesekali memperhatikan Ibu berbicara. Sedangkan Khalif anteng tidur di gendongan. Senang sekali rasanya berkegiatan di luar hari itu. Hati terasa penuh, bertemu dengan anak anak, bisa ngobrol dengan orang lain, dan membahas berbagai macam hal. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih semuanya :)) ~ inilah sedikit pengabdian kami kepada masyarakat</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Baca Juga: <a href="https://www.uzlifazmiya.com/2015/06/inspirasi-dari-seorang-vulkanolog.html" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Inspirasi Dari Seorang Vulkanolog</span></a></b></div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-5192848136376786552022-04-29T14:49:00.002-07:002022-05-06T19:09:27.154-07:00Lima Tahun Pertama Kita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYqqE297XmAVosG1VYOFm-d7TGR0qI96eXcqbMFi3vIYZQitBW-E1hys5_-HFHFdLPdXmmjg2NxI7_a0osecsiTfQTZRO8dZhsyXJp4xkpNi7ToD_3whJaDRbIGrAvlmoGoGlwoePfUNZI7Apq_xb_JT_ZXNxOyvQIuC_kOsNyLmKdcL6LCK_9d9A04Q/s4088/samantha-gades-x40Q9jrEVT0-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2729" data-original-width="4088" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYqqE297XmAVosG1VYOFm-d7TGR0qI96eXcqbMFi3vIYZQitBW-E1hys5_-HFHFdLPdXmmjg2NxI7_a0osecsiTfQTZRO8dZhsyXJp4xkpNi7ToD_3whJaDRbIGrAvlmoGoGlwoePfUNZI7Apq_xb_JT_ZXNxOyvQIuC_kOsNyLmKdcL6LCK_9d9A04Q/w640-h428/samantha-gades-x40Q9jrEVT0-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Selamat, sudah berhasil melewati lika liku lima tahun pertama. Apresiasi setinggi tingginya untuk kita berdua yang berhasil mengalahkan ego masing masing untuk terus bersama membangun rumah tangga. Ada banyak hari yang telah dilewati, di dalamnya ada kesal, sedih, kecewa, khawatir, canda, tawa, dan senyum. Hari hari yang kadang membuat kita lelah, kadang membuat semangat. Aku bersyukur melewati hari hari itu denganmu. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Selamat, lima tahun pertama kita sudah diberi titipan dua anak cantik dan ganteng. Mereka berdua begitu indah, Allah baik sekali sama kita. Mari jaga titipan ini sebaik baiknya. Mari besarkan anak anak dengan hal terbaik yang dapat kita usahakan. Mari saling mengingatkan, jika aku kurang sabar. Begitupun sebaliknya. Mari terus belajar agar dapat membersamai anak anak tumbuh sehat, cerdas, kuat, dan bahagia.</p><p style="text-align: justify;">Selamat, lima tahun sudah pernikahan ini berjalan. Meski kini hidup kita sedang disibukkan dengan membesarkan anak anak yang sedang membutuhkan extra perhatian. Kita harus tetap waras. Sparkling sparkling antara kita harus tetap bertaburan. Ayo terus kita usahakan. Coba lagi, coba terus.</p><p style="text-align: justify;">Selamat, lima tahun pertama ini sudah membawa kita sejauh ini. Bukan soal materi, tapi soal kedewasaan yang bertambah, pelajaran pelajaran berharga yang bisa diambil, bisa meletakkan ego di belakang, dan komunikasi yang semakin baik, semakin efektif. Bukan berarti tidak ada kesal kesalan tapi setidaknya kita sudah tahu cara mengatasinya. </p><p style="text-align: justify;">Selamat melewati lima tahun pertama suamiku. Ayo semangat kita kerja cerdas dan berkah. Panjang umur pernikahan!</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOjW-79tDVM00-JVTAIA8VpTrI4x8DJT_R6qvT96MIHHzFjrof0hBNgm3VKxZolF4k6AcX0g_ScN_IBTWb8u82YgB0yy-k7sQvjaDnptFt0lN6B6hUsxUl2yyaQqOFi65z5auiDcPSpDZEIJEvqo8lwapzA9f7LrfC9bP9xIKZzzoucI7DuxexlX7V5A/s1080/WhatsApp%20Image%202022-05-07%20at%2009.56.04.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOjW-79tDVM00-JVTAIA8VpTrI4x8DJT_R6qvT96MIHHzFjrof0hBNgm3VKxZolF4k6AcX0g_ScN_IBTWb8u82YgB0yy-k7sQvjaDnptFt0lN6B6hUsxUl2yyaQqOFi65z5auiDcPSpDZEIJEvqo8lwapzA9f7LrfC9bP9xIKZzzoucI7DuxexlX7V5A/w400-h400/WhatsApp%20Image%202022-05-07%20at%2009.56.04.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">I Love You!</td></tr></tbody></table>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-61999677983882523552022-03-29T20:34:00.000-07:002022-03-29T20:34:14.281-07:00Selamat Datang Anak Keduaku, Khalif<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSpe0c11lR9x9RmSzrVlct9A_0PhuTROTLDJegUUOUyAwJAidE8RO86CbD0M8z1pIEuvdN3gog1wiD2UNavRsfFHHca34InG-V3YqOJG6rpJ0griIKG4NBza64GH2NZAgQbFUwsDjZ2O75yHg1zizsh9LqR1zdgAKA4Ys54tzWJHyBaKwLodseNFhGdA/s3903/gigin-krishnan-Q14UHT-TI7Q-unsplash%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2607" data-original-width="3903" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSpe0c11lR9x9RmSzrVlct9A_0PhuTROTLDJegUUOUyAwJAidE8RO86CbD0M8z1pIEuvdN3gog1wiD2UNavRsfFHHca34InG-V3YqOJG6rpJ0griIKG4NBza64GH2NZAgQbFUwsDjZ2O75yHg1zizsh9LqR1zdgAKA4Ys54tzWJHyBaKwLodseNFhGdA/w640-h428/gigin-krishnan-Q14UHT-TI7Q-unsplash%20(1).jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Kalau bulan Februari kami peringati sebagai bulan kelahiran Katya, anak pertama kami maka kami akan memperingati bulan setelahnya sebagai bulan kelahiran anak kedua kami. Anak kedua kami lahir di bulan Maret ini, dua tahun setelah kelahiran Katya. Bayi laki-laki yang kami beri nama "Khalif Gauzan Permana" ~ kurang lebih bermakna "pemimpin berwawasan luas yang berharga" nama Permana juga diambil dari nama belakang Bapaknya. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Saya cukup deg degan menunggu kelahiran Khalif, deg degan menunggu jadwal operasi yang telah kami persiapkan. Saya mengambil risiko melahirkan dengan cara operasi sesar. Dan kali ini akan saya tempuh secara sadar tanpa ada distraksi kontraksi. Menghadapi dinginnya ruang OK sendirian cukup menegangkan memang. Belum lagi kekhawatiran lain yang menghampiri saya ~ apakah operasinya akan berjalan lancar? apakah nadi dan tekanan darah saya akan tetap stabil? apakah bayi saya akan baik baik saja? apakah saya kuat? bagaimana kalau ada pendarahan? bagaimana kalau nafas saya terlampau berat seperti operasi sebelumnya?. Mulut saya tidak berhenti berdzikir, saya mengingat mati. Mungkin setiap perempuan yang akan melahirkan anaknya berbahagia sambil berserah mengingat kematian. Karena perjuangannya memang antara hidup dan mati. </p><p style="text-align: justify;">Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah operasi berjalan lancar. Khalif menangis kencang ketika menghirup udara dunia pertama kali. Setidaknya itu adalah pertanda bahwa ia baik baik saja. Lalu Khalif melalui skrining lanjutan dengan dokter anak di ruangan khusus sebelah ruang operasi. Saya sendiri masih berada di atas meja operasi "diberesin" setelah operasi. Anggota badan saya masih belum terasa, efek bius masih bekerja. Ngilu belum menghampiri. Nadi dan tekanan darah stabil. Kemudian saya dipindahkan ke ruang perawatan. Masuk ke ruang perawatan ternyata sudah ada Khalif dan Bapaknya menunggu saya. </p><p style="text-align: center;"><span style="color: #d5a6bd;">Momen melahirkan selalu mendatangkan perasaan yang campur aduk, bahagia sekaligus takut. Ada gelembung kebahagiaan besar, namun di dalamnya juga tersimpan ketakutan ketakutan manusiawi. </span></p><p style="text-align: justify;">Saya tersenyum bahagia melihat Khalif yang sedang tertidur pulas. Ia dalam keadaan sehat. Di balik senyum bahagai itu ada badan saya yang terasa sangat lelah. Apalagi setelah efek bius hilang. Rasa ngilu dan nyeri di pasca operasi mulai menghampiri. Tapi itu semua harus dikesampingkan, saya harus tetap berusaha untuk memberikan ASI pada Khalif. Khalif harus mendapatkan ASI sesegera mungkin. Maka proses belajar menyusui Khalifpun dimulai. Selama dua hari dua malam kami lalui di rumah sakit Khalif langsung bisa menyusu. Dan ini merangsang ASI cepat keluar. Saya sangat bersyukur atas hal ini, mengingat dulu di kelahiran Katya saya dan Katya mengalami kesulitan dalam hal menyusui.</p><p style="text-align: justify;">Dua hari dua malam itu adalah hari hari terpanjang yang saya rasakan. Saya tidak sabar untuk bisa pulang ke rumah. Tidak sabar untuk mengenalkan Khalif pada kakaknya Katya di rumah. Katya juga excited ingin melihat adiknya, setidaknya itulah yang saya tangkap ketika video call Katya. Selain itu saya juga kangen banget sama Katya. Malam pertama di rumah sakit aja saya sesenggukan nangis ingat Katya di rumah. Itu adalah momen pertama kali saya terpisah dari Katya. Rasanya berat ninggalin Katya di rumah, huhu. Tapi alhamdulillah Katya tidak rewel ditinggal bersama tantenya di rumah. </p><p style="text-align: center;"><span style="color: #d5a6bd;">Kini kami sudah berkumpul di rumah. Katya sangat perhatian pada adiknya, dia juga super sweet sama adiknya. Yang kadang bikin terharu. Semoga mereka selalu saling sayang selamanya. </span></p><p style="text-align: justify;">Resmi sudah saya dan Pak suami jadi orang tua dengan dua anak. Waw agak deg degan ya, semoga semuanya berjalan lancar. Kalaupun ada yang tidak lancar, paling tidak ada solusinyalah ya. Semoga kami semua selalu sehat walafiat. Diberi kemampuan untuk membesarkan anak anak yang kuat, cerdas, sehat dan bertakwa serta penuh kasih sayang. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzWQPneone_IOMG9MndePvfdyG41Y_XyNu7xaIsYLXQh3EGiPM39A_olvQJSjf0yv0hqj0LI8BjwroVYtGnsqDJHxaKd94-4I-c_o65FgzyCuZlWqSJ73u29_xL5xEnhFP9-LrpRTOzlVSmfommAV9yorEl-Zsx39eiJiuki-k-62T9stKMrGXj5TVA/s1156/WhatsApp%20Image%202022-03-28%20at%2020.39.11.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1156" data-original-width="650" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzWQPneone_IOMG9MndePvfdyG41Y_XyNu7xaIsYLXQh3EGiPM39A_olvQJSjf0yv0hqj0LI8BjwroVYtGnsqDJHxaKd94-4I-c_o65FgzyCuZlWqSJ73u29_xL5xEnhFP9-LrpRTOzlVSmfommAV9yorEl-Zsx39eiJiuki-k-62T9stKMrGXj5TVA/w225-h400/WhatsApp%20Image%202022-03-28%20at%2020.39.11.jpeg" width="225" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">#MasyaallahTabarakallah ~ Katya dan Khalif</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Selamat datang anak keduaku, Khalif *<i>bigkissandhug</i>*</p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-62827669526772683232022-02-22T02:45:00.002-08:002022-02-22T19:13:58.310-08:00Selamat Bertambah Usia Katya<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMwmrMXtxNJgcqoc_oDRNprLctjCErm3p1SNAeOlKCKg3maEZTn5x1txLsWssyMGfxZnJN7sm9SzhB4vz5LTxkhN9sFTrXplGeP0fblfcqYd00fFlotgGADfuLD-waJKQTF_fqgGTBS83W/s1600/1645526742541324-0.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMwmrMXtxNJgcqoc_oDRNprLctjCErm3p1SNAeOlKCKg3maEZTn5x1txLsWssyMGfxZnJN7sm9SzhB4vz5LTxkhN9sFTrXplGeP0fblfcqYd00fFlotgGADfuLD-waJKQTF_fqgGTBS83W/w640-h424/1645526742541324-0.png" width="640" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Katya sudah dua tahun aja...aaaak ~<br /></p><p style="text-align: justify;">Bulan Februari adalah bulan kelahiran Katya, my first born. Dan tahun ini Katya genap berumur dua tahun. Satu tahun lagi bertambah dari tahun lalu, yang disertai beragam milestone yang dicapainya. Katya tumbuh sehat walafiat, jadi anak yang penyayang, penuh rasa ingin tahu, berani mencoba hal baru, dan penuh perhatian. Meskipun Katya cenderung slow to warm up tapi kalau sudah kenal langsung nempel. Dia jadi anak yang periang, mudah tersenyum dan tertawa, membuat hati hangat. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhOqLaRUZUtkInU4ruAtUZo9SEcaZ6ylcYuU7Ytdon7ym_sihSVTU2KX6gFF6LGYx8cdrUlrOOGAsLxt42LdlO410GSc54JuOqhbV8DfsJ5t5sxCsBCdeKyICazDy8kvqOMCEGeSbpMQi/s1600/1645526734756775-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhOqLaRUZUtkInU4ruAtUZo9SEcaZ6ylcYuU7Ytdon7ym_sihSVTU2KX6gFF6LGYx8cdrUlrOOGAsLxt42LdlO410GSc54JuOqhbV8DfsJ5t5sxCsBCdeKyICazDy8kvqOMCEGeSbpMQi/s1600/1645526734756775-1.png" width="400" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Hal yang paling terlihat dari Katya di usia dua tahun ini adalah kemampuan dia berbicara. Dia sudah lancar berbicara (kecuali untuk huruf S, L, dan R yang masih disebut menjadi huruf Y), mampu menceritakan apa yang dia lihat, menceritakan apa yang dia lihat di buku, menjawab pertanyaan, menyampaikan keinginannya, bahkan protes terhadap kelakukan Ibu atau Bapaknya ... haha. Terkadang kami sampai bengong mendengar dia tiba tiba nyeletuk, ngikutin kata kata yang pernah kami lontarkan. Bahkan Katya sudah mulai bernyanyi. Lagu-lagu yang sering kami nyanyikan sejak dia bayi satu persatu mulai dinyanyikan oleh Katya, meskipun masih patah patah. Dia akan tersenyum senang berhasil bernyanyi yang kami apresiasi dengan tepuk tangan memberi semangat. Katya benar benar menyerap apa yang ia dengar dan lihat. Ini selalu jadi pengingat bagi kami orang tuanya agar selalu memperhatikan tindakan kami di depan Katya. Tentu saja kami ingin Katya meneladani hal hal baik dari kami sebagai orang tua. </p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmGI_Yn-9ADowUiCiDxbdR180yFCtMv05oAd9iOt2aGCzr7p0uby8zQvVI4cFzaVO5ZOKwxb5dr3c5G8ErDCT2V5j7qCyH1X9jpnjeBOyNgrwIsKShrqmZQQcrj3ywf6dt707hHRnPXrqy/s1600/1645526727666710-2.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmGI_Yn-9ADowUiCiDxbdR180yFCtMv05oAd9iOt2aGCzr7p0uby8zQvVI4cFzaVO5ZOKwxb5dr3c5G8ErDCT2V5j7qCyH1X9jpnjeBOyNgrwIsKShrqmZQQcrj3ywf6dt707hHRnPXrqy/s1600/1645526727666710-2.png" width="400" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Katya sudah memiliki jadwal harian sejak bayi, yang masih berlangsung sampai hari ini. Katya punya jadwal tidur, mandi, makan, main dan lain lain yang ia lakukan setiap hari. Hal ini sangat mengurangi badmood pada Katya, juga pada kami. Saya jadi bisa merencanakan berbagai macam hal dengan mempertimbangkan jadwalnya Katya. Less panic dan less cranky. Hal ini juga membuat Katya jadi anak yang lumayan tenang, ia jarang ngamuk-ngamuk tidak jelas, cenderung lebih mudah ditenangkan jika ia nangis-nangis. Hanya saja memasuki usia dua tahun ini Katya memang jadi lebih banyak mau, dan mau melakukan segala sesuatu sendiri. Yang menurut kita - orang dewasa yang tidak sabaran ini - yang maunya serba cepat, hal itu jadi agak menjengkelkan apalagi kalau sudah harus buru-buru dan membuat semuanya jadi berantakan. Tapi, memang begitulah anak usia dua tahun kan ya. Sudah mulai menunjukkan ke-aku-annya. Pelajarannya mulai naik tingkat. Ingin melakukan lebih, ingin eksplore lebih lagi. Maka kami sebagai orang tua yang harus memahami kebutuhannya, lalu memfasilitasinya. Saya berdoa diberikan kesabaran dan kemudahan dalam mendampingi Katya.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAox0DauuEztEDnW-JXdwAcCveq_NdF9nAAJNG_QzqtMnWugGqfZl4zXrE0RFnZ22wH0_CJ2e4iZI972r2kEdaJFFBbm3t7PUlueKumWnhndUMOheLL0YLbbODQmzJtn63rC4vd0GzqD6o/s1600/1645526720435668-3.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAox0DauuEztEDnW-JXdwAcCveq_NdF9nAAJNG_QzqtMnWugGqfZl4zXrE0RFnZ22wH0_CJ2e4iZI972r2kEdaJFFBbm3t7PUlueKumWnhndUMOheLL0YLbbODQmzJtn63rC4vd0GzqD6o/s1600/1645526720435668-3.png" width="400" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Saya ingin mengapresiasi usaha saya dan pak suami dalam membesarkan Katya sampai dua tahun ini. Meski tidak selalu mudah, tapi kami belajar dan melaluinya dengan baik. Menjaga ketat grafik pertumbuhan Katya agar tidak merosot, menjaga kesehatannya dan memenuhi kebutuhannya telah menjadi bagian dari keseharian kami. Pak suami berhasil menjadi Bapak yang sangat dekat dengan anaknya. Katya sangat senang berada di dekat Bapaknya, lengket banget. Dan saya sangat mensyukuri hal tersebut. Semoga kedekatan Katya dengan kedua orang tuanya menjadikan Katya percaya diri, punya self esteem yang baik dan bisa terbuka dengan orang tuanya sampai kapanpun. </p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc49J8IUtOY7G1U7yho6rWPE_ywylfFZK_VJ-8aSs_7dt_-84zscbt38sFD2TwAs5VathmVdK-FDi9khNDlJaB6vvLWm6vC89P7BKQTMeLV6W2TT8QMZjlAZqfqkZgSLsNOHKxpgzAKHcm/s1600/1645526711841901-4.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc49J8IUtOY7G1U7yho6rWPE_ywylfFZK_VJ-8aSs_7dt_-84zscbt38sFD2TwAs5VathmVdK-FDi9khNDlJaB6vvLWm6vC89P7BKQTMeLV6W2TT8QMZjlAZqfqkZgSLsNOHKxpgzAKHcm/s1600/1645526711841901-4.png" width="400" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Sebentar lagi insyaallah anak kedua kami akan lahir, adiknya Katya. Katya sudah kami sounding akan punya adik. Kebetulan Katya tertarik dengan bayi, dia senang melihat bayi. Dan punya sepupu yang baru lahir juga, jadi dia punya gambaran seperti apa adik bayi. Semakin hari dia semakin perhatian dengan adik bayi yang ada di dalam perut Ibu. Tidak pernah absen menyapa adik bayi, cium cium perut Ibu sambil manggil adik bayi lalu bilang "sehat sehat ya adik bayi" ~ Ya Allah terharu akuuuu...</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb9FIgCgTek-kNdmKRvKqO7sswzGHt9TMMvi-cac06yUX1Hpaf7D7mE3ZC-F0TGjsNtg-Ep8jVH9TaUOlezv9oTeNMT4JP5Z6-tSTsCYfKQZcT7ijImmYMSGlzRx55iPn_D8wzfjsinydC/s1600/1645526704876069-5.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb9FIgCgTek-kNdmKRvKqO7sswzGHt9TMMvi-cac06yUX1Hpaf7D7mE3ZC-F0TGjsNtg-Ep8jVH9TaUOlezv9oTeNMT4JP5Z6-tSTsCYfKQZcT7ijImmYMSGlzRx55iPn_D8wzfjsinydC/s1600/1645526704876069-5.png" width="400" />
</a>
</div><p style="text-align: justify;">Semoga perjalanan kami mengasuh dua anak besok diberikan kemudahan dan kelancaran. Meskipun pasti akan semakin menantang dan permasalahan yang akan dihadapi semakin beragam dan dinamis. Semoga kami selalu bisa melewatinya huhu *gandeng tangan Pak suami*</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZFahlCjWYkFWTwJmwJ7QTGxqHTJOuqiku4ps_09nTcmuEAxgjZTObHKnngzoRJOrfPDt3i5fR3IzOjowWuYWoKnRUzLcc1tnokJ6EIq29QMd_mCrZDD-1v9tP_Z_6cCXLVfp428Tr1cbX/s1600/1645526697719122-6.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZFahlCjWYkFWTwJmwJ7QTGxqHTJOuqiku4ps_09nTcmuEAxgjZTObHKnngzoRJOrfPDt3i5fR3IzOjowWuYWoKnRUzLcc1tnokJ6EIq29QMd_mCrZDD-1v9tP_Z_6cCXLVfp428Tr1cbX/s1600/1645526697719122-6.png" width="400" />
</a>
</div><br /><p></p><p style="text-align: justify;">Sekali lagi, selamat bertambah usia anakku sayang Katya. Semua doa baik buat Katya. Semoga Katya terus tumbuh sehat, kuat, cerdas, jadi hamba Allah yang taat. Ibu dan Bapak love you Katya 😘</p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-20355088031949453322022-02-21T22:58:00.001-08:002022-02-21T22:58:27.959-08:00Catatan Pertama Di 2022<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjCbcqeJDbSq-EvaiNuIFmGheLHyLr6qhJAjd0WSKFPRSLtABpd8V5WuA9KZC60xxAeVFNzg-yGBZjZk6CKodxLswdUhHH93YAHd3_q3WTMj6CS9J5UXoJU5uHNpbPd30o5HmI7wUWs-KzHYy73wh1BvTHGZr2NojVz_Sq2UgprB-OxePRIoXgbNBhD1g=s4088" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2555" data-original-width="4088" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjCbcqeJDbSq-EvaiNuIFmGheLHyLr6qhJAjd0WSKFPRSLtABpd8V5WuA9KZC60xxAeVFNzg-yGBZjZk6CKodxLswdUhHH93YAHd3_q3WTMj6CS9J5UXoJU5uHNpbPd30o5HmI7wUWs-KzHYy73wh1BvTHGZr2NojVz_Sq2UgprB-OxePRIoXgbNBhD1g=w640-h400" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Halo 2022!</p><p style="text-align: justify;">Hampir pertengahan Januari 2022, lalu baru nulis di blog ... huft</p><p style="text-align: justify;">Kemana aja Bu? ~ nggak kemana mana sih sebenarnya. Saya di sini sini aja. Tapi yah, lagi malas. Kehamilan yang sudah memasuki trimester ketiga ini ternyata mendatangkan kemalasan yang luar biasa, kalau bisa rebahan seharian aja deh di kasur. Soal sakit pinggang, engap, tidur yang sudah tak nyenyak mah sudah jelas. Setiap trimester kehamilan banyak atribut bawaannya, hmmm. Saya merasa lebih jompo di kehamilan kali ini wkwkwk. Badan juga lebih gendut ~ tolong.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Hari hari berjalan seperti biasa, mengerjakan pekerjaan domestik yang tidak bisa saya delegasikan. Mengerjakan tugas kampus, lalu hal-hal lain yang sudah seharusnya dikerjakan. Katya sempat sakit beberapa waktu lalu membuat saya lumayan kepikiran soalnya nggak mau makan. Duh kalau sudah urusan makan saya khawatir banget. Susah payah naikin BB, eh sakit sehari doang langsung turun. Sedih. </p><p style="text-align: justify;">Alhamdulillah sekarang sudah sehat, kami semua dalam keadaan sehat walafiat. Setelah Katya sehat saya membawanya untuk mengejar imunisasi MR 18 Bulan yang ketinggalan. Katya hebat, tidak menangis sama sekali ketika disuntik oleh dokter. Padahal saya aja ngeri melihat jarum suntik. Namun bekas suntikan tersebut bikin kakinya cenut cenut dan membuat dia sedikit rewel. Tapi sehari doang sih, habis itu dia langsung ceria lagi seperti biasa. Saya juga kontrol kehamilan ke dokter, alhamdulillah calon adek bayi sehat. Kondisinya baik, meskipun terlilit tali pusar satu kali tapi dokter mengatakan itu bukan masalah serius dan masih bisa terlepas karena si bayi aktif bergerak. Sudah memasuki trimester ketiga maka saya disarankan untuk lebih rutin kontrol (dua minggu sekali) untuk mengecek kesiapan saya dan adik bayi untuk dilahirkan.</p><p style="text-align: justify;">Belakangan hujan sering datang di pagi hari, disertai angin yang sedikit kencang. Menyebabkan genangan air dimana mana. Air hujan susah payah mencari jalan keluar. </p><p style="text-align: center;">***</p><p style="text-align: justify;">Lalu....sudah pertengahan Februari, sudah minggu terakhir Februari malah. Trimester ketiga benar benar membuat saya mager. Pegel, encok, engap semakin menjadi jadi. Dulu waktu hamil Katya nggak gini gini amat perasaan. Tidur malam saya sudah tidak nyenyak lagi. Dan tentu akan tetap tak nyenyak sampai si adek bayi lahir. Sampai entah kapan ..... T_T</p><p style="text-align: justify;">Tapi, alhamdulillah banget kami sekeluarga dalam keadaan sehat walafiat. Di saat keluarga lain pada tumbang semua, sakit berbarengan. Entahlah apakah itu Omicron atau tidak. Hal ini membuat saya sedikit cemas. Saya jadi makin berhati-hati ketika harus keluar rumah, prokes dijaga ketat. Nggak mau juga sembarangan ketemu orang atau kumpul kumpul. Mengingat kondisi saya yang berisiko tinggi dan ada Katya juga yang masih kecil. Saya terus berdoa semoga kami senantiasa dalam keadaan sehat. Dilancarkan proses melahirkan besok, semuanya sehat sempurna. Amiin ya robbalalamin.</p><p style="text-align: justify;">Baiklah, postingan ini di post aja deh. Daripada mengendap terus di draft ~ wkwkwk. </p>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1663086044216892137.post-73280207142728070972021-12-23T13:54:00.002-08:002021-12-23T13:54:46.955-08:00Menurunkan Ekspektasi, Berdamai Dengan Keadaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiN8gxpBxkDXjv_nVxeSSv5Yfd6R0HRP6LhxEgk8A6AlAdFWc4qmV8PrtQey2062vCL622qvi5h5mZY-u0U3euVcekKVjHWf4Rno98MWdSnEfFmbq6aTjGpLtYuQy_NWtkpFIiTysENRWDFRPKeTis8_gESNGET6o2kT04pIRXYlQDdGhh7vlAhwkeM-A=s3720" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2480" data-original-width="3720" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiN8gxpBxkDXjv_nVxeSSv5Yfd6R0HRP6LhxEgk8A6AlAdFWc4qmV8PrtQey2062vCL622qvi5h5mZY-u0U3euVcekKVjHWf4Rno98MWdSnEfFmbq6aTjGpLtYuQy_NWtkpFIiTysENRWDFRPKeTis8_gESNGET6o2kT04pIRXYlQDdGhh7vlAhwkeM-A=w640-h426" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Setelah menikah, lalu memiliki anak membuat saya beradaptasi dengan banyak sekali hal. Kini tidak hanya ada aku, tapi juga kami. Beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum memutuskan sesuatu. Banyak kompromi yang dilakukan, ada hal hal yang lebih prioritas. Untuk apa? ~ tentu saja demi keberlangsungan kehidupan pernikahan dan ketenangan hidup. <span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keluarga saya tahu, saya seperti apa. Bagaimana rapinya saya, bagaimana saya memperlakukan barang barang saya. Saya terbiasa well prepared, sebisa mungkin membawa semua kebutuhan saya sendiri tanpa harus merepotkan orang lain. Saya selalu merapikan barang barang saya, everything in their place. Menutup pintu ketika keluar ruangan/kamar. Mematikan lampu kamar mandi. Meletakkan sepatu/sandal pada tempatnya. Memanaged apapun yang ada di sekitar saya. Kamar di rumah ataupun kamar kos saya sangat jarang berantakan. Karena sesuatu yang berantakan membuat saya tidak konsentrasi dalam melakukan hal yang lain seperti belajar. Ini menjadi habit yang entah diturunkan dari siapa. Ibuk dan Bapak saya sampai heran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi tapi tapi .... setelah menikah, mau tidak mau suka tidak suka saya harus menerima bahwa tidak semua orang sama seperti saya. Kalau dengan keluarga sendiri sih sudah maklum ya, dan mereka tidak banyak protes. Karena sayalah yang sering beres beres di rumah. Sedangkan ketika menikah, harus 24 jam dengan orang baru yang belum diketahui habit kesehariannya. Cukup membuat saya shock. Di awal pernikahan, saya menemukan fakta fakta baru tentang pak suami. Tentang hal hal sepele yang kadang membuat saya terheran heran, tentu saja karena membandingkan dengan diri saya sendiri. Hal yang paling bertentangan dengan saya adalah Pak suami seringkali, hampir selalu lupa mengembalikan barang pada tempatnya. Sesimpel mengembalikan sisir atau gunting kuku ke tempat seharusnya. Hal ini tentu harus dilakukan agar mudah menemukannya kembali. Tapi ya ampun Pak suami selalu lupa, sampai membuat saya kesal. Di awal malah seringkali lupa menjemur handuk yang sudah dipakai mandi. Ini apakah Pak suami doang yang gini atau para suami lain juga begini? wkwk ~</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="color: #c27ba0;">Baca Juga: <a href="https://www.uzlifazmiya.com/2021/12/terlahir-menjadi-ibu.html" target="_blank"><span style="color: #c27ba0;">Terlahir Menjadi Ibu</span></a></span></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pak suami kebalikan saya, selalu saya yang mengingatkan. Kadang sampai bosan. Kalau saya diemin kadang dia malah heran, kok nggak negur katanya? lalu saya sambut dengan wajah manyun -,-</div><div style="text-align: justify;">Tapi sepertinya ini yang membuat kami cocok. Kami saling mengisi kekosongan masing masing. Seperti saya yang seringkali mengecek keperluannya dia. Merapikan barang barangnya dia. Diapun begitu, ketika saya emosi dia mendinginkan. Mencontohkan kesabaran ketika berhadapan dengan orang yang menjengkelkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlahan lahan saya mulai menerima bahwa ruang kamar tidak harus selalu rapi, rumah tak harus rapi 24 jam. Ini sulit di awal bagi saya, karena saya bisa sangat kesal dan marah marah tidak jelas ketika mendapati rumah berantakan. Dan saya tahu marah marah saya parah, juga benar benar tidak baik bagi diri saya sendiri dan seisi rumah. Maka saya mulai menurunkan ekspektasi. Kadang manusia memang dibuat sakit karena ekspektasi yang terlalu tinggi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak hanya perihal rumah dan perintilannya yang membuat saya menurunkan ekspektasi tapi juga dalam hal pengasuhan. Untuk hal hal tertentu saya strict pada Katya, seperti membangun disiplin dengan jadwal harian, makan harus di kursi, sikat gigi dll. Namun ketika Katya tidak menghabiskan makanannya saya tidak harus marah marah, karena ya mungkin dia memang sudah kenyang. Atau Katya menghamburkan mainannya ke segala arah, sayapun tidak harus menggerutu karena anak seusia Katya mana paham harus langsung beresin mainan. Harus diajarinlah dan diberi contoh. Semuanya berproses. Katya mau nyeker, main air, main pasir, merobek daun daun, tak masalah. Karena itu adalah proses dia belajar. Saya harus menurunkan ekspektasi saya bahwa berharap Katya akan langsung paham instruksi atau arahan saya. </div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurunkan ekspektasi dan berdamai dengan keadaan ini membuat saya menjadi lebih tenang juga lebih rileks. Menghadapi Katya yang lagi aktif aktifnya juga tenang. Ini mengurangi kepanikan dan naiknya suara. Tapi saya tidak bisa memungkiri bahwa tidak selamanya saya tenang. Ada hari hari dimana rasanya lelah, letih lalu merasa kesal, pernah juga sampai burn out. Yah namanya juga manusia biasa Bund. </div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semuanya butuh proses. Pak suamipun sudah lebih disiplin dalam meletakkan barang barang. Sudah tidak terlalu butuh teguran. Begitupun saya yang sudah lebih santai dan tenang. Nggak mikirin semua hal sampai overthinking dan ribet sendiri. Kini mengelola ekspektasi memang jadi kuncian saya dalam menjalani hidup. Cieh. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin pada mau coba juga? :)))</div>uzlifazmiyahttp://www.blogger.com/profile/00769985782565142664noreply@blogger.com0