Friday, September 30, 2016

Camping Seru Bareng Komunitas Peduli Wisata

img_20160918_053109

Dua minggu yang lalu saya mengikuti sebuah kegiatan super keren. Mengapa keren? Karena baru pertama kalinya saya melihat konsep acara seperti ini. Mengumpulkan komunitas-komunitas yang aktif di media sosial dan peduli pada pariwisata Lombok Sumbawa. Tidak hanya itu komunitas ini berkumpul untuk sharing langsung bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Ini menjadi media bagi BudPar untuk lebih dekat dengan komunitas sebagai jalan untuk mempromosikan pariwisata Lombok Sumbawa. Acara ini dibuat dengan suasana yang asyik yaitu camping selama satu malam. Suasana akrab dan kekeluargaan langsung tercipta.


img_20160917_150040
*selamat datang di Gili Sudak*

Adalah Gili Sudak yang menjadi lokasi camping ini. Gili Sudak merupakan sebuah gili yang terletak di daerah Sekotong Lombok Barat. Membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan darat dari Mataram menuju Sekotong Barat tempat penyebrangan menuju Gili Sudak. Nyebrang ke Gili Sudak sendiri membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Selama perjalanan nyebrang kamu bisa melihat banyak gili-gili lain yang berada di sekitar Gili Sudak, salah satunya Gili Kedis. Kamu juga jelas bisa menikmati birunya laut dari atas perahu bermotor yang digunakan untuk menyebrang. Gili Sudak sendiri memiliki pantai yang cantik dengan pasir putih dan beningnya air laut yang memanjakan mata. Kurang lebih sama dengan gili-gili lain yang ada di Lombok.

Adapun isi dari acara ini adalah sharing dan sikusi dengan BudPar NTB, bersih-bersih pantai, snorkeling, dan transplantasi terumbu karang. Di dalamnya juga ada beberapa games seru antar komunitas yang melatih kekompakan dan menggali kreativitas. Jadi acaranya nggak cuma senang-senang doang tapi juga untuk edukasi lingkungan dan sharing tentang pariwisata Lombok Sumbawa. Agenda utamanya memang adalah BudPar mendengarkan apa yang ada dalam pikiran komunitas-komunitas yang telah ikut mempromosikan pariwisata Lombok Sumbawa. Hingga BudPar bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan agar pariwisata Lombok Sumbawa semakin maju.

img_20160917_164914
*deretan tenda telah didirikan*

Acara yang bertajuk Social Media Camp ini diikuti oleh sekitar 16 komunitas dengan jumlah anggota masing-masing komunitas yang menjadi peserta antara 4-8 orang. Di antaranya adalah komunitas Blogger Lombok Sumbawa, Earth Hour Mataram, Kelas Inspirasi Lombok, Jelajah Sumbawa, Warna Komunikasi Unram, Muslimah Traveler, Jelajah Lombok, Go-Shap, Pasir (Pernak Pernik Asli Rinjani). Saya baru tahu kalau ternyata banyak sekali komunitas di Lombok Sumbawa yang aktif mempromosikan pariwisata Lombok Sumbawa tanpa diminta, apalagi dibayar. Saya kagum pada apa yang telah mereka lakukan.

img_20160917_165023
*teman baru yang seru*

Malamnya, ketika makan malam telah usai sharing dan diskusi dengan BudPar-pun dimulai. Sharing kali itu telah menambah wawasan saya tentang pariwisata Lombok Sumbawa. Banyak pertanyaan disampaikan. Salah satunya kenapa sih Rinjani saja yang sering disebut sebagai salah satu ikon wisata Lombok, dan mengapa sampah masih saja sering menumpuk di atas rinjani sana. Langkah apa yang telah dilakukan oleh BudPar untuk menangani hal tersebut. Jujur saja saya agak gregetan mendengar pertanyaan ini, sekaligus nyengir. -----Jadi gini, menurut saya bagaimana kita tidak mengangkat Rinjani sebagai salah satu ikon wisata di Lombok. Secara semua orang juga tahu bahwa Rinjani sangat cantik dan ini aset yang sangat berharga. Meski sebenarnya juga Rinjani menyimpan bahaya yang bisa menjadi bencana bagi kita. Maka dari itu wisata gunung saja tidak cukup, perlu eksplore tempat wisata yang lain. Dan soal sampah di atas Rinjani sana, menurut saya itu adalah kembali ke masing-masing orang. Mau sampai berbusa-busa BudPar ngomong jangan buang sampah sembarangan juga tidak akan berhasil kalau kebiasaan orangnya memang buruk (selalu buang sampah sembarangan). Yang wajib dilakukan pemerintah adalah menyediakan sarana tempat sampah dan sarana lainnya. Tugas kita semua untuk saling mengingatkan bahwa dimanapun kita berada jangan pernah meninggalkan sampah.

Masih banyak lagi pertanyaan lainnya, salah satunya juga kumpulan komunitas ini akan dibawa kemana?, apakah akan dibentuk suatu komunitas tetap yang akan bersisian dengan pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Lombok Sumbawa. Pengennya secara official gitulah. *dan sekarang sudah dibentuk sih, kapan-kapan saya ceritakan*

Pagi harinya, kami melakukan beberapa permainan seru dan bersih-bersih pantai. Setelah itu melakukan transplantasi terumbu karang. I’m so excited. Semoga karang yang kami tanam bisa tumbuh dengan baik. Awalnya saya tidak berniat untuk mandi di laut, hanya menikmati pantai sambil mengambil beberapa gambar dan menonton teman-teman yang asyik mandi di pantai. Sampai kemudian seorang teman saya iseng menyeret saya ke pantai. Melihat saya yang meronta-ronta tak ingin mandi di laut menarik perhatian teman lain yang punya tingkat iseng yang sama. Maka jadilah komplotan orang iseng tersebut menceburkan saya ke laut setelah melepas hape dan jam tangan saya dengan paksa #syebel. Akhirnya saya basah kuyup, mandi air laut. Tapi setelah dipikir-pikir seru juga ternyata. Menjadi salah satu pengalaman menyenangkan yang bisa saya kenang.

img_20160918_085224
*yeay....transplantasi terumbu karang*

Ikut social media camp ini bikin nambah teman lagi, nambah wawasan, nambah pengalaman jalan-jalan, dan tentu saja menambah foto-foto pemandangan indah di hape saya. Lombok memang nggak ada matinya.

No comments:

Post a Comment