Tuesday, January 7, 2020

Menjadi Dewasa

Dulu jaman masih kecil saya pernah mikir kapan ya aku besar (maksudnya jadi orang dewasa) biar bisa bebas ngapa ngapain tanpa harus dilarang larang sama orang tua. Sesederhana boleh mandi hujan, keluar main sama teman sampai sore, bisa bawa kendaraan sendiri, bisa pilih baju yang sesuai keinginan sendiri, atau bisa bebas dari yang namanya ngerjain pe er. 

Tapi ternyata oh ternyata fase hidup seorang anak manusia ya memang begitu kan. Harus melewati masa balita, masa kanak kanak, masa remaja, untuk kemudian menjadi dewasa. 

Masa kanak kanak saya bisa dibilang berjalan smooth, seingat saya tidak ada kejadian menghebohkan yang sampai membuat trauma. Hanya saja saya sebagai anak pertama memang agak diberi penekanan dalam hal belajar. Saya punya jam khusus untuk menyerahkan soal soal latihan yang dibuat oleh orang tua saya. Habit untuk belajar telah dibentuk orang tua saya sejak kecil. Dan sekarang saya mensyukurinya. Karena sejauh perjalanan saya selama ini saya jadi tidak kesusahan dalam hal belajar. 

Memasuki usia remaja ~ seperti kebanyakan remaja lainnya yang penuh gejolak, sayapun mengalaminya. Ketika remaja seringkali saya merasa selalu benar, kadang merasa sering disalahkan, bahkan ada saat saat merasa bingung dengan masa depan. Ada juga masa masa mulai lirik lirikan dengan lawan jenis sampai backstreet pacaran...wkwk. Tapi kayaknya orang tua saya tahu deh, cuma nggak dibahas aja karena saya juga nggak aneh aneh. Sekolahpun tetap oke. Di masa remaja itu kan teman adalah segalanya, ya nggak sih. Kita lebih sibuk main sama teman, lebih senang cerita ke teman, pokoknya apa apa teman. Karena kadang merasa malu untuk cerita sama orang tua. 

Waktu remaja juga pusing banget mikir duh besok aku akan jadi apa ya, akan kerja apa ya. Menurut saya wajar sih karena memang di masa ini kita masih mencari jati diri, belum bertemu banyak orang dan belum merasakan lingkungan lain. Terus pikirannya mentok sama gimana lulus ujian nasional dan masuk perguruan tinggi negeri. Galaunya setengah mati ~ huft.

Masa remaja usai, masuklah saya ke masa dewasa. Waa agak deg degan juga sih disebut dewasa. Memang ada yang bilang kalau orang yang sudah tua umurnya belum tentu dewasa, sedangkan orang yang masih muda (usianya kecil) bisa jadi lebih dewasa dalam hal pemikiran atau perilakunya. Dewasa memang seringkali identik dengan kematangan seseorang dalam berpikir dan berperilaku. Yang tentu saja diikuti oleh berbagai tanggung jawab di belakangnya.

Setelah dewasa jadi sadar kalau tanggung jawabnya banyak...LOL. Tanggung jawab pada diri sendiri, tanggung jawab pada keluarga, bahkan tanggung jawab pada society. Bayar bayar tagihan, ngurus rumah, ngurus anak, ngurus orang tua, bekerja, bersosialisasi, dan sederet tanggung jawab orang dewasa lainnnya menjadi hal yang melekat pada orang yang sudah dewasa.

Boro boro ingat soal impian masa kecil yang pengen bebas mandi hujan, yang ada malah langsung masuk angin *umur emang nggak bisa bohong :p. Atau mending bikin indomie rebus pake telur dan rawit sambil nonton. Apalagi kalau mau keluar sama teman sampai larut, yaah kebanyakan malas, belum lagi capeknya dan butuh dana kaan. Mending uangnya ditabung kaaan. Atau mending rebahan di kasur sembari menyelami novel favorit. 

Tapi kadang pas sudah dewasa manusia malah pengen balik ke masa kanak kanak. Saat ketika masalah terberat dalam hidup hanyal pe er matematika. Ya nggak sih?

Ah ~ menjadi dewasa memang rumit. Ada aja yang dipikirin, ada aja yang jadi pertimbangan, ada aja yang ingin dikejar. Belum lagi masalah yang kadang muncul tidak terduga.

Tapi tenang, itu tandanya kita hidup! ~ ya udah dinikmati aja ya :))

Much Love!
A.

2 comments:

  1. Lama tak baca tulisan mba yang satu ini. Ternyata masih aktif nulis juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih doooong, sering seringlah mampir sini ...hihi

      Delete