Kehidupan setelah
pernikahan jelas jauh berbeda dibandingkan dengan ketika single. Ibaratnya ya
kalau masih single mau ngapain aja terserah, mau hanya peduli dengan diri
sendiri juga nggak ada yang larang. Kalau sakit tinggal bilang ke Ibuk atau
orang tua, tinggal manja-manjaan sama Ibuk. Yess, cukup minta dibelai-belai
sama Ibuk rasanya langsung sembuh. Ya nggak sih?
Setelah menikah gimana?
~ ya tentu saja minta belai-belainya sama suami dong. Manja-manjaannya sama
suami, minta dibeliin obat, disiepin makanan sama suami, minta semua-muanya.
Kita tinggal bobo nyaman doang. Enak banget ya. Iya jelas enak dong …hahaha
Tapi-tapi jangan lupa
kalau kita juga harus melakukan hal yang sama pada pasangan kita. Ketika
pasangan kita sakit maka kita juga harus merawatnya sebagaimana kita dirawat. Dalam
pernikahan tidak ada yang selalu bahagia, enak semua, semua ada yang merawat,
semua ada yang mengatur. Untuk kemudian lupa kalau kita juga harus melakukan
hal yang sama terhadap pasangan kita. Ketika pasangan sakit itu bikin sedih
lho. Saya yang parno-an ini kadang mikir yang aneh-aneh, duh. Dan ketika
pasangan sakit rasanya mau memberikan semuanya yang terbaik supaya pasangan
cepat sehat kembali.
Saya ingat ketika
menghadapi pak suami yang sedang sakit. Baru beberapa bulan menikah pak suami
kena cacar. Ya ampun kebayang nggak. Pak suami sampai harus off dua
minggu dari kantor. Untung saja saya
pernah cacar jadi saya tidak tertular (katanya sih gitu ya). Segala macam
pengobatan saya usahakan. Mulai dari tradisional sampai ke dokter spesialis
kulit. Merawat pak suami yang sedang cacar benar-benar menguras tenaga dan emosi saya.
Saya yang orang baru dalam hidupnya ini harus merawat orang yang lagi kena
cacar, ditambah lagi bulan itu saya berulang tahun buyar sudah harapan saya dikasi
surprise…wkwkwk. Sedih rasanya melihat pak suami yang biasanya ceria dan selalu
melawak di depan saya sakit tak berdaya. Cacar membuatnya harus istirahat,
tidak bisa keluar rumah, sampai-sampai pak suami juga stress sendiri. Setelah
rangkaian pengobatan oh…Alhamdulillah akhirnya cacarnya sudah sembuh. Pak suami
sembuh dari cacar meskipun meninggalkan beberapa jejak di tubuhnya. Tapi nggak
apa-apa, tetap ganteng kok pak :p ~ oke tanya saya kalau lagi cacar diobati
pakai apa, kayaknya saya sudah khatam menghadapi cacar.
Baca Juga: #MarriedLife: Ngomongin Soal Anak
Selain cacar, sakit
yang datang menghampiri adalah flu demam dan masuk angin. Bukan sakit parah
memang, normal saja dalam siklus hidup seseorang. Oh hey siapa yang tidak
pernah flu? ~ kalau sudah begitu obatnya adalah istirahat yang cukup dan makan
yang banyak. Flu hanya butuh itu, iya kaaan. Tapi pernah juga saya panik gegara
panas badan pak suami tidak turun-turun sampai tiga hari. Takutnya kena DBD
seperti saya dulu. Jadi, langsung saja saya bawa ke UGD rumah sakit terdekat
dari rumah. Diperiksa dokter lalu dikasi obat. Sesampainya di rumah minum obat
terus sembuh. Ah dasar istrinya saja yang lebay ini.
Terakhir, pak suami
pernah kebakar gaes – tangannya kena api ketika beliau berinisiatif bakar
sampah. Kejadiannya beberapa hari sebelum lebaran. Kebayang nggak bagaimana
paniknya saya melihat telapak tangan pak suami luka bakar. Buyar sudah
pelajaran perawatan luka bakar jaman PMR dulu *udah lama banget sih. Dengan hati
dag dig dug saya bonceng pak suami ke UGD. Nyampe di UGD langsung ditangani
oleh dokter, observasinya cukup lama. Cukup untuk menyaksikan kepanikan yang
terjadi di ruang UGD, banyak pasien yang butuh penanganan segera, ~ bikin
ngeri. Tak sanggup juga saya menyaksikan pak suami meringis menahan perih. Tapi
Alhamdulillah sekarang sudah sehat, kulitnya sudah kembali seperti sedia kala.
Untung luka bakarnya tidak parah.
Terus kalau saya sakit
bagaimana? ~ ya giliran saya yang dirawat. Tapi kalau diingat-ingat saya jarang
sakit berhari-hari. Paling banter flu demam pusing dan sakit gigi…haha. Sakit
giginya langsung dirawat dokter gigi ~ tapi tidak sampai mengganggu aktifitas
sih ini ~ dan sekarang sudah nggak sakit lagi. Amaaaan.
Dari pengalaman sakit
dan saling rawat di dalam pernikahan ada beberapa hal yang bisa saya pelajari:
(1) selalu sedia obat-obatan, seperti minyak kayu putih, balsem, tolak angin
dll, (2) stock makanan, supaya nutrisinya tercukupi jadi nggak gampang sakit,
(3) harus ada simpanan dana untuk biaya kesehatan, karena kita tidak tahu apa
yang bisa terjadi secara tiba-tiba di masa depan. Eh iya satu lagi, jangan panik ~ jaga emosi juga!
***
Dari
pengalaman-pengalaman tersebut kami sama-sama belajar sebagai pasangan untuk
saling merawat satu sama lain. Kami belajar untuk saling memahami satu sama
lain. Dan kami juga belajar untuk saling mengingatkan, menjaga kesehatan
keluarga dan berhati-hati dalam bertindak. Ternyata benar, di balik sebuah
peristiwa pasti ada pelajaran berharga di dalamnya. Baca Juga: #MarriedLife: Perdebatan-Perdebatan Kecil Kami
No comments:
Post a Comment