Friday, May 24, 2013

Album Foto

Tak pernah terpikirkan sebelumnya kalau saya akan datang kerumah dosen saya di Solo dan menginap pula. Namun ternyata terjadi. Berangkat dari Jogja sekitar jam 9 malam bersama ibu dosen, adik dan seorang teman. Ketika sampai, penghuni rumah yang lain sudah tidur, kami pun segera tidur karena rasa kantuk telah merajai.

Rumah itu di huni oleh mbah kakung, mbah putri dan seorang cucu. Rumah keluarga yang sejuk dan asri. Halamannya penuh dengan berbagai macam tumbuhan dari bunga-bungaan sampai pohon buah-buahan. Mbah kakung sendiri yang merawat tanaman-tanaman yang ada di halamannya, semua ia tata dengan rapi. Membuat mata tak bosan memandang. Nuansa Jawa yang ramah juga terasa di rumah ini.

Keesokan harinya setelah sarapan, mbah kakung begitu bersemangat memperlihatkan deretan album-album foto yang ada di lemari. Yang menarik adalah dalam album foto tersebut ada koleksi foto-foto dari jaman dulu banget sampai foto-foto terbaru. Bahkan foto mbah kakung masih bayi juga ada. Mbah kakung sendiri yang menyimpannya dengan rapi, memberi tagline tentang foto-foto tersebut lengkap dengan tahun dan tempat pengambilan foto. Banyak foto mbah kakung dengan berbagai gaya khas anak muda jaman dulu, lucu sekali melihatnya. Ia menyimpan semua kenangan itu bersama ingatannya. Foto-foto pernikahan, kelahiran anak-anak, kelahiran cucu, acara keluarga, acara jalan-jalan, semuanya lengkap. Mbah kakung sepertinya tipe orang yang sangat memperhatikan sesuatu sampai detail. Mbah kakung mengatakan bahwa itu adalah salah satu cara ia memberi kenangan pada keluarga. Foto-foto itu menjadi dokumentasi yang berharga.

Well...melihat album-album foto itu luar biasa. Karena sekarang sudah  jarang sekali orang yang melakukannya. Mencetak foto untuk kemudian disimpan dalam album foto, apalagi memberi sekalimat-dua kalimat di atasnya. Di era digital seperti sekarang ini orang lebih memilih untuk hanya menyimpannya dalam file di komputer atau menyimpannya dalam akun pribadi seperti facebook. Tapi saya rasa tetap saja ada nilai yang kurang. Berbeda rasanya ketika membuka sebuah album foto yang dicetak dibandingkan membuka album foto di file komputer. Melihat album-album foto milik mbah kakung memberikan inspirasi untuk ikut melakukan hal yang sama :D

2 comments:

  1. right...dunia digital gk bisa ngalahin dunia nyata. ,
    file fotox di prin mksudnya. .,

    ReplyDelete
  2. Yups...harus dilestarikan lagi :)

    ReplyDelete