Saturday, July 31, 2021

Usia 31, Pandemi dan Kebiasaan Kebiasaan Baru


Juli ini saya berusia 31. Waw sudah lewat angka 3. Benar benar waktu terasa berjalan begitu cepat. Sudah ngapain aja?

Usia 31. Pikiran saya dipenuhi hal hal serius semacam tabungan pendidikan anak, rumah masa depan dan mencukupkan dana darurat. Jarang sekali dihinggapi kalimat kalimat puitis untuk ditulis di lembar buku notes. Yah, usia tidak pernah bohong. Meskipun kata orang usia hanya sebuah angka.

Usia 31. Masih pandemi aja. Entahlah, efek pandemi ini kadang bikin mager berlipat lipat. Raga sudah capek dengan urusan domestik dan ngasuh Katya. Jika orang orang menjadi lebih produktif di rumah dengan banyak ikut online course bahkan apply beasiswa di masa pandemi, saya memilih untuk tidur jika ada waktu. Menyelesaikan tanggung jawab kampus sesuai tupoksi lalu selesai. Saya memilih untuk secukupnya aja dulu. Kayaknya tak apa apa untuk tidak selalu produktif. Bisa ambil jeda kan?

Usia 31. Saya menikmati menjadi Ibunya Katya. Katya tumbuh sehat dan semakin hari semakin pintar. Milestonenya berjalan dengan seharusnya. Ia anak yang manis, jarang cranky berlebihan, dan mudah tertawa. Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Kini ia sudah bisa menyebutkan banyak kata, membuat semakin ramai rumah. Setahunan lebih perjalanan bersama Katya tentu kami pernah melewati galau galau dan drama khas anak bayi. Tapi, alhamdulillah selalu bisa terlewati. Katya benar benar membuat saya banyak belajar, dan sepertinya akan terus begitu sampai kapanpun. Saya sehari hari diliputi rasa gemess melihat tingkah laku Katya. Katya, kamu harus tahu bahwa Ibu sangat menyayangimu. I Love You.

Usia 31. Pak suami 32. Usia kami cuma beda setahun namun beda 2 angkatan sekolah. Ya, dia masuk sekolah lebih awal. Pak suami sehat, alhamdulillah. Menjadi Bapak, juga membuat ia harus menyesuaikan banyak hal. Termasuk dicerewetin istri kalau telat pulang kantor. Kegiatan pillow talk kebanyakan terlewati karena kami langsung tepar tidur setelah seharian berkegiatan. Tidur sangat penting untuk mengembalikan energi bukan?

Usia 31. Secara umum, semua keluarga sehat. Meskipun Bapak masih sering merasakan sakit akibat trauma kecelakaan puluhan tahun silam. Dan Bapak mertua yang sempat mengalami gejala struk ringan. Kami masih berkumpul, masih bisa saling tertawa ketika bertemu dan masih bisa saling bercerita. Sehat memang tiada duanya.

Usia 31. Sepertinya saya memiliki super power setelah jadi Ibu. Saya kuat untuk tidur larut, meskipun tak selalu. Saya mampu melawan rasa takut akan gelap ataupun ketakutan pada hewan-hewan tertentu. Biasa melakukan pekerjaan domestik dengan cepat, termasuk makan dengan cepat. Diharuskan untuk berhitung dan mengobservasi dengan lebih teliti. 

Usia 31. Saya berusaha hidup sebaik baiknya di hari ini. Mengurangi keluhan, kekesalan, marah - marah kepada orang orang yang saya sayangi, kepada keluarga. Karena saya tidak tahu waktu saya sampai kapan. Saya akan meluangkan waktu sebanyak banyaknya, indera, sentuhan, perasaan, sepenuh penuhnya. Saya tidak mau menyesali hal hal sepele yang sebenarnya bisa dibicarakan, bisa dicari solusinya. 

Usia 31. Pandemi membuat saya menyadari bahwa hidup bisa berubah sekejap mata. Saya banyak sekali menerima kabar duka dari kerabat, teman yang kehilangan anggota keluarganya akibat pandemi. Yang kesulitan dalam hal pendapatanpun banyak. Saya pening, pandemi ini membuat hidup tak lagi normal. Dunia berubah ke situasi normal baru, dan itu banyak memberatkan. Saya turut berduka dan bersedih untuk teman teman saya. Semoga kita semua bisa melewati ini semua. Hugs.

Usia 31. Saya tidak banyak harapan. Hanya berharap sehat, sehat dan sehat. Itu saja. 

samar samar Billie Eilish bernyanyi "I'm getting older, I think I'm aging well, I wish someone had told me, I'd be doing this by myself, There's reason that I'm thankful, There's a lot I'm grateful for....."

No comments:

Post a Comment