Wednesday, February 14, 2018

Tips Menghemat Uang Dapur Ala Nyonya Fatih



Haaa…nyonya Fatih? Emang siapa dia...

Sebelum lanjut lebih jauh, biarkanlah saya menjelaskan tentang si nyonya Fatih. Nyonya Fatih adalah saya sendiri, haha. Seorang ibu-ibu muda yang baru merasakan kehidupan berumah tangga, yang belum juga genap satu tahun. Ibu-ibu yang sedang belajar jadi istri yang baik dan bersiap-siap jadi seorang ibu. Ibu-ibu muda yang sedang belajar mengatur keuangan keluarga.
Ibu-ibu jaman now dituntut untuk selalu update tetapi juga tetap hemat. Kita dituntut untuk mampu mengatur keuangan keluarga dengan baik. Harus mampu membedakan mana yang menjadi kebutuhan prioritas dan kebutuhan non prioritas. Ibu-ibu ditantang untuk mengelola keuangan keluarga dengan mengedepankan asas prioritas. Kalau tidak kita bisa tergerus dalam pengeluaran tidak bisa kita kontrol.

Saya dan pak suami sepakat untuk membagi pendapatan kami dalam satu bulan ke dalam kantong-kantong kebutuhan yang telah kami sepakati bersama. Misalnya untuk belanja dapur, biaya sekolah, tabungan, uang jajan, dan keperluan investasi. Untuk urusan uang belanja dapur saya diberikan kekuasaan penuh untuk mengelolanya. Yang dimana ini menjadi tantangan tersendiri buat saya. Tantangan agar tidak kebablasan belanja di awal bulan hingga menyebabkan bokek di akhir bulan. Ternyata mengatur uang belanja dapur harus ada triknya bu-ibu. Ibu-ibu baru kayak saya cukup keteteran di bulan-bulan awal menikah.


Kalau tidak tahu triknya biaya untuk makan bisa habis banyak lho. Apalagi kalau keseringan makan di luar, duh ibuk bisa tekor. Mulai bulan lalu saya menerapkan suatu tips hasil perenungan, dapat ide dari ibu-ibu yang ada di instagram dan blog. Yess, they are inspired me.

Triknya adalah, dari uang belanja dapur menganggarkan dana untuk belanja bulanan secara terpisah dengan dana untuk kebutuhan dapur. Yang saya maksud sebagai belanja bulanan di sini adalah belanja barang-barang untuk keperluan satu bulan seperti sabun mandi, pasta gigi, deterjen, pewangi pakaian, sabun cuci piring, dan barang semacamya.

Untuk kebutuhan dapur saya mengaturnya dengan cara membeli bahan makanan perminggu. Di awal minggu saya belanja ke pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan makanan, dari daging-dagingan sampai sayur-sayuran. Tidak lupa juga bumbu-bumbuan untuk stok. Bumbu-bumbuan seperti bawang putih dan bawang merah dibeli untuk keperluan satu bulan. Jadi nggak harus beli duo bawang setiap saat.

Trik ini menghemat anggaran karena diawal saya sudah mengalokasikan dana untuk bahan makanan di setiap minggu. Kalau harus belanja setiap hari di tukang sayur, jadi boros, Selain harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan di pasar, juga bisa bikin pengeluaran tak terkontrol. Menyetok bahan makanan setiap minggu juga membantu saya yang malas untuk ke pasar atau belanja ke tukang sayur setiap hari, membantu juga ketika saya harus ke kampus dari pagi sampai sore.  

Terus, apa nggak takut bahan makanannya cepat rusak kalau kelamaan disimpan?

Ya nggak dong 

Di sinilah ke-update-an dan keinginan kita untuk belajar diuji. Karena menyimpan bahan makanan agar terjaga kesegarannya juga ada ilmunya. Di luaran sana banyak sekali para ibu yang sharing tentang cara menyimpan bahan makanan. Tinggal apakah kita mau menerapkannya di rumah atau tidak.



Setiap pulang dari pasar, saya langsung membersihkan bahan makanan yang harus masuk ke dalam kulkas. Sayur-sayuran disiangi, daging ikan udang dibersihkan, semua sayur dan daging-dagingan dicuci bersih dan dikeringkan. Setelah itu, taruh dalam wadah kering tertutup, baru deh masukkan ke kulkas. Untuk daging-dagingan dan sebangsanya, menyimpannya di dalam freezer dengan plastik khusus makanan sesui dengan kebutuhan sekali masak. Untuk sayuran tertentu kadang perlu penanganan lebih khusus sebelum disimpan, seperti kecambah dan brokoli (kapan-kapan saya share ya, atau gugling sendiri aja deh….hahaha).


Kegiatan ini sangat berguna untuk menghemat waktu dalam memasak dan membuat kulkas menjadi lebih rapi dan bersih, juga nggak bikin kulkas jadi kosong melompong di akhir bulan. Kalau urusan dapur beres, dijamin aman deh rumahnya….wkwkwk. Soalnya nggak akan ada istri yang manyun-manyun gegara uang dapur kurang, paling manyunnya gegara kelamaan nggak diajakin jalan-jalan …*eh. Sisa uangnya bisa masuk celengan deh. Uhuy!

Selamat belajar, selamat mencoba!

No comments:

Post a Comment