Sunday, May 8, 2016

Dear, Kamu

0d5146f4-a0e7-4370-804c-5fdad111569f
*sumber gambar: playbuzz.com

Ada yang bilang pertemuan itu adalah pangkal rindu. Mungkin itu benar. Karena setiap kali aku telah bertemu denganmu aku merasa semakin rindu. Rasanya waktu tidak pernah cukup untukku. Setiap pertemuan denganmu melahirkan rindu yang baru. Rinduku menjadi selalu baru, tak pernah usang.


Tiap kali bertemu obrolan seru seperti tak pernah berhenti mengalir. Keluarga, pekerjaan, cuaca, kegiatan-kegiatan kesukaan, sampai persoalan bangsapun jadi pembicaraan kita. Tapi hanya satu yang tak pernah kita bicarakan, masalah hati. Tak satupun di antara kita yang mampu tuk sekedar membuka suara tentang hati, hati kita. Lalu membicarakannya. Membicarakan akan di bawa kemana hati kita, misalnya.

Mungkinkah karena aku yang terlalu gengsi atau kamu yang tak kunjung peka?

Mau sampai kapan kita bersembunyi di balik hubungan"hanya teman"?

Di setiap obrolan kita yang mengalir selalu terselip gairah yang membahagiakan. Membuat telinga semakin lebar tuk mendengar, mata yang memancarkan perhatian, dan hati yang berdesir. Aku menyukai itu. Tak kusangka bahwa sebuah obrolan yang begitu mengasyikkan bisa menjadi jalan hati yang terpaut. Persis seperti yang dikatakan banyak orang.

Hati manusia siapa yang tahu. Mungkin kamu sendiripun tidak tahu persis apa yang kamu rasakan dengan hatimu, jadi bagaimanalah dengan aku. Tapi jika ada sedikit mimpi tentang aku di hatimu biarkan aku mengetahuinya. Karena aku lelah menerka. Lelah menduga-duga arti obrolan-obrolan panjang kita, selama ini.



Ruang Bicara,

15.00 wita.



No comments:

Post a Comment