Friday, February 6, 2015

Salah Konsep & Rasa Gerah

Pikiran ini menggelitik saya sejak ketika minggu lalu saya ujian proposal penelitian tesis. Saat itu saya di ruang sidang bersama dengan empat orang penguji. Tiga diantara mereka adalah Profesor di bidangnya masing-masing dan satu orang Doktor. Intinya adalah jelas mereka orang-orang yang telah lebih banyak belajar, lebih berpengalaman, lebih ahli, lebih bijaksana dan penuh wibawa jika dibandingkan saya. Seperti layaknya mahasiswa atau siapapun yang akan menghadapi ujian maka sayapun dag dig dug sebelum masuk ruang sidang. Pembimbing utama saya yang Profesor Geofisika menjadi pimpinan sidang mempersilahkan saya untuk memaparkan rencana penelitian saya, maka mulailah saya presentasi. Rasa deg-degan langsung hilang ketika saya mulai berbicara, saya membahas satu persatu poin penelitian saya. Sampai pada poin mengenai analisis spektrum yang menjadi teori dasar dalam penelitian saya, saya tiba-tiba kehilangan kata-kata. Saya lupa tentang materi tersebut, hingga saya jadi salah menyampaikan, intinya saya salah ngomong. Saya langsung memperhatikan pembimbing utama saya yang langsung “ngeh” kalau apa yang saya sampaikan tentang analisis spektrum itu tidak tepat.

Setelah selesai presentasi, dimulailah sesi tanya jawab dan diskusi. Saya banyak mendapatkan masukan dari para penguji yang sangat berguna bagi penelitian saya. Para penguji tersebut sangat bersahabat, tidak ada penguji-penguji killer seperti dalam pikiran saya. Sampai ketika pembimbing utama saya mengomentari kesalahan saya dalam menyampaikan materi analisis spektrum. Beliau mengatakan “kesalahan konsep yang disampaikan seperti ini bikin gerah, sama seperti si X (beliau menyebut bimbingannya) yang salah konsep”. Beliau melanjutkan lagi “nanti dipelajari lagi dengan baik, matangkan konsep geofisikanya supaya tidak salah konsep, karena ini kan akan disampaikan ke orang banyak”. Saya speechless dan hanya bisa jawab “baik pak”, berjanji dalam hati akan belajar lagi dengan sungguh-sungguh. Aah…malu banget dospim yang terkenal penuh senyum dan bijaksana ini berkata begitu. Tapi apa yang beliau sampaikan memang benar adanya.

Lebih jauh saya berpikir, memang benar ketika orang-orang berbicara panjang lebar tentang sesuatu yang tidak ia mengerti dengan baik akan membuat orang lain jadi gerah mendengarnya. Lebih-lebih jika orang lain itu lebih paham. Orang-orang yang hanya tahu sedikit-sedikit dan salah konsep pula tentang hal tersebut, kemudian dengan lancar menyampaikan ke orang lain kesalahan konsep tersebut pasti akan membuat yang mendengar gerah. Bisa dikatakan mereka jadi sok tahu, lalu menyampaikan kesoktahuan mereka tersebut.

Pada masa sekarang banyak sekali orang yang berkelakuan seperti itu, salah satunya bisa saja saya. Berkoar-koar tentang suatu hal yang ia pikir sudah benar namun salah. Salah pengertian dan konsep, ada juga yang memang memodifikasinya demi kepentingan pribadi semata. Orang-orang yang lebih paham di luar sana pasti merasa gerah mendengarnya, rasanya mereka pasti mau menegur dan memperbaiki apa yang disampaikan oleh orang-orang yang salah konsep tersebut. Ternyata rasa gerah tidak hanya bisa timbul karena panas matahari yang menyengat namun juga karena hal-hal salah yang disampaikan orang-orang yang salah konsep atas sesuatu.

Semoga kita bisa menjadi pribadi yang benar-benar paham atas sesuatu baru menyampaikannya kepada orang lain. Tidak hanya sebatas pengetahuan yang baru kulit luarnya saja. Malu sama para ahli yang lebih paham :)

2 comments:

  1. "Kadang kita g tau apa yang sebenernya g kita tau"

    Bukan berati kita boleh ngomong sesuatu saat kita bener bener yakin kalo yg kita omonin itu bner cz sbgai manusia biasa salah itu wajar, malah dgn salah kan kita jadi tau mana yg bener :)

    takutnya kalo ngomong saat yakin bener aja ntar jadinya kearah ga berani ngomong n g berani ngambil sikap

    ReplyDelete
  2. Makanya dari itu tugas kita adalah tetap belajar, sepanjang hidup harus belajar. Dan sebagai manusia disitulah pentingnya berhati hati dalam menyampaikan dan melakukan sesuatu, bukan berarti tidak berani ngomong dan tidak berani mengambil sikap.

    ReplyDelete