Tuesday, July 31, 2018

#MarriedLife: Ketika Pasangan Sakit


Kehidupan setelah pernikahan jelas jauh berbeda dibandingkan dengan ketika single. Ibaratnya ya kalau masih single mau ngapain aja terserah, mau hanya peduli dengan diri sendiri juga nggak ada yang larang. Kalau sakit tinggal bilang ke Ibuk atau orang tua, tinggal manja-manjaan sama Ibuk. Yess, cukup minta dibelai-belai sama Ibuk rasanya langsung sembuh. Ya nggak sih?

Setelah menikah gimana? ~ ya tentu saja minta belai-belainya sama suami dong. Manja-manjaannya sama suami, minta dibeliin obat, disiepin makanan sama suami, minta semua-muanya. Kita tinggal bobo nyaman doang. Enak banget ya. Iya jelas enak dong …hahaha

Tapi-tapi jangan lupa kalau kita juga harus melakukan hal yang sama pada pasangan kita. Ketika pasangan kita sakit maka kita juga harus merawatnya sebagaimana kita dirawat. Dalam pernikahan tidak ada yang selalu bahagia, enak semua, semua ada yang merawat, semua ada yang mengatur. Untuk kemudian lupa kalau kita juga harus melakukan hal yang sama terhadap pasangan kita. Ketika pasangan sakit itu bikin sedih lho. Saya yang parno-an ini kadang mikir yang aneh-aneh, duh. Dan ketika pasangan sakit rasanya mau memberikan semuanya yang terbaik supaya pasangan cepat sehat kembali.

Saya ingat ketika menghadapi pak suami yang sedang sakit. Baru beberapa bulan menikah pak suami kena cacar. Ya ampun kebayang nggak. Pak suami sampai harus off dua minggu dari kantor.  Untung saja saya pernah cacar jadi saya tidak tertular (katanya sih gitu ya). Segala macam pengobatan saya usahakan. Mulai dari tradisional sampai ke dokter spesialis kulit. Merawat pak suami yang sedang cacar  benar-benar menguras tenaga dan emosi saya. Saya yang orang baru dalam hidupnya ini harus merawat orang yang lagi kena cacar, ditambah lagi bulan itu saya berulang tahun buyar sudah harapan saya dikasi surprise…wkwkwk. Sedih rasanya melihat pak suami yang biasanya ceria dan selalu melawak di depan saya sakit tak berdaya. Cacar membuatnya harus istirahat, tidak bisa keluar rumah, sampai-sampai pak suami juga stress sendiri. Setelah rangkaian pengobatan oh…Alhamdulillah akhirnya cacarnya sudah sembuh. Pak suami sembuh dari cacar meskipun meninggalkan beberapa jejak di tubuhnya. Tapi nggak apa-apa, tetap ganteng kok pak :p ~ oke tanya saya kalau lagi cacar diobati pakai apa, kayaknya saya sudah khatam menghadapi cacar.  


Selain cacar, sakit yang datang menghampiri adalah flu demam dan masuk angin. Bukan sakit parah memang, normal saja dalam siklus hidup seseorang. Oh hey siapa yang tidak pernah flu? ~ kalau sudah begitu obatnya adalah istirahat yang cukup dan makan yang banyak. Flu hanya butuh itu, iya kaaan. Tapi pernah juga saya panik gegara panas badan pak suami tidak turun-turun sampai tiga hari. Takutnya kena DBD seperti saya dulu. Jadi, langsung saja saya bawa ke UGD rumah sakit terdekat dari rumah. Diperiksa dokter lalu dikasi obat. Sesampainya di rumah minum obat terus sembuh. Ah dasar istrinya saja yang lebay ini.

Terakhir, pak suami pernah kebakar gaes – tangannya kena api ketika beliau berinisiatif bakar sampah. Kejadiannya beberapa hari sebelum lebaran. Kebayang nggak bagaimana paniknya saya melihat telapak tangan pak suami luka bakar. Buyar sudah pelajaran perawatan luka bakar jaman PMR dulu *udah lama banget sih. Dengan hati dag dig dug saya bonceng pak suami ke UGD. Nyampe di UGD langsung ditangani oleh dokter, observasinya cukup lama. Cukup untuk menyaksikan kepanikan yang terjadi di ruang UGD, banyak pasien yang butuh penanganan segera, ~ bikin ngeri. Tak sanggup juga saya menyaksikan pak suami meringis menahan perih. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah sehat, kulitnya sudah kembali seperti sedia kala. Untung luka bakarnya tidak parah.

Terus kalau saya sakit bagaimana? ~ ya giliran saya yang dirawat. Tapi kalau diingat-ingat saya jarang sakit berhari-hari. Paling banter flu demam pusing dan sakit gigi…haha. Sakit giginya langsung dirawat dokter gigi ~ tapi tidak sampai mengganggu aktifitas sih ini ~ dan sekarang sudah nggak sakit lagi. Amaaaan.

Dari pengalaman sakit dan saling rawat di dalam pernikahan ada beberapa hal yang bisa saya pelajari: (1) selalu sedia obat-obatan, seperti minyak kayu putih, balsem, tolak angin dll, (2) stock makanan, supaya nutrisinya tercukupi jadi nggak gampang sakit, (3) harus ada simpanan dana untuk biaya kesehatan, karena kita tidak tahu apa yang bisa terjadi secara tiba-tiba di masa depan. Eh iya satu lagi, jangan panik ~ jaga emosi juga!

***
Dari pengalaman-pengalaman tersebut kami sama-sama belajar sebagai pasangan untuk saling merawat satu sama lain. Kami belajar untuk saling memahami satu sama lain. Dan kami juga belajar untuk saling mengingatkan, menjaga kesehatan keluarga dan berhati-hati dalam bertindak. Ternyata benar, di balik sebuah peristiwa pasti ada pelajaran berharga di dalamnya. 

Baca Juga: #MarriedLife: Perdebatan-Perdebatan Kecil Kami

No comments:

Post a Comment