Saturday, August 20, 2016

Nggak Perlu Kaya Kalau Mau Jalan-Jalan

lawar
*Pantai Rantung, Sumbawa Barat

Suatu hari ada seorang teman yang berkomentar, kira-kira begini:
"mba Azmi kaya ya, enak banget jalan-jalan terus"

....kemudian saya langsung senyum-senyum sendiri, nyaris tertawa membaca pesan teks tersebut. Saat itu kami sebenarnya sedang membicarakan hal yang sedikit serius terkait materi akademik tapi entah mengapa jadi nyerempet komentar tersebut muncul. Komentar ini mungkin gara-gara pada ngelihat foto jalan-jalan yang saya share di sosmed beberapa waktu belakangan ini. Saya harus mengakui bahwa saya termasuk orang yang aktif di sosmed, semua sosmed dimainin, mulai dari path, twitter, instagram, apalagi facebook tapi nggak main snapchat sih. Rata-rata saya share foto-foto dengan caption yang (sok) penting ataupun nggak penting sama sekali. Bikin status yang diselubungi curhat, status alay, status yang benar-benar nggak jelas sampai status demi terlihat pintar dengan mengomentari kelakuan orang lain. Kurang kerjaan banget mbak?, iya biar terlihat eksis dan kekinian mbak.


Oke, balik lagi ke komentar teman saya tersebut yang hanya bisa saya balas dengan mengirim emoticon smile. Padahal sih ya saya pengen banget menjelaskan tentang sesuatu, panjang lebar. Tapi apa daya, saat itu saya cuma bisa senyum. Jadi saya ingin mengungkapkannya di sini saja, siapa tahu warga dunia lain juga bisa mengambil sesuatu yang berharga, bahasa gaulnya terinspirasi. Kalau nggak nyampe menginspirasi sih minimal menghibur deh.

Yang ingin saya katakan sebenarnya adalah tidak perlu kaya untuk bisa jalan-jalan. Tentu saja yang saya maksud kaya dalam arti materi. Ketahuilah ada banyak jalan-jalan gratis yang tersedia. Asalkan mau berusaha mencari jalannya. Kesempatan jalan-jalan yang saya lakukan baru-baru ini muncul. Dulu saya adalah seorang anak rumahan yang jarang banget dapat izin keluar rumah. Paling banter ke sekolah dan main bareng teman-teman hanya di sekitar rumah. Setelah kuliahpun saya jarang jalan-jalan, sibuk di kampus dan berorganisasi di kampus. Tetap saja izin jalan-jalan dari ortu susah diperoleh kecuali jalan-jalannya jelas dari kampus. Dulupun jalan-jalan atau traveling belum menjadi gaya hidup kebanyakan orang. Berbeda sekali dengan hampir empat tahun belakangan ini. Intinya saya jarang jalan-jalan. Biasanya kalau mau jalan-jalan sembunyi-sembunyi, nggak izin ortu, ceritanya pas udah balik aja (nah lho ketahuan).

Orang tua dan keluarga saya apalagi saya sendiri bukanlah orang kaya. Tapi bersyukur masih bisa makan dan kami bersaudara bisa sekolah dengan baik. Kisah jalan-jalan saya dimulai sejak saya sekolah di Jogja. Rasanya rugi banget kalau nggak mengeksplore Jogja dan sekitarnya. Udah jauh-jauh ke Jogja masak nggak jalan-jalan sih. Akhir tahun pertama saya di Jogja saya langsung nggak nolak buat main ke Bogor dan Bandung, kebetulan juga di kedua kota itu ada teman yang bisa jadi suaka ....hahaha. Jadilah saya menahan keinginan untuk sesuatu-sesuatu yang nggak penting demi bisa jalan-jalan. Beruntungnya lagi saya punya teman-teman di Jogja yang juga sama-sama ingin mengeksplore Jogja dan sekitarnya. Bisa patungan kan jadi lebih murah. Mulai dari ke tempat-tempat wisata sampai nyobain kuliner-kuliner Jogja yang terkenal. Meskipun tempat hits di Jogja kini makin banyak, dan saya belom nyobain....hiks.

Kalau dipikir-pikir makin ke sini saya jadi makin sering jalan-jalan (kelihatannya sih). Bisa dibilang kebanyakan gratis dan juga pake hasil kerja dikit-dikit. Saya mendapat kesempatan dan bertemu orang-orang baik. Ada aja gitu yang ngajakin jalan-jalan dan kalau waktunya tepat sih saya pasti ikut. Dan terberkahilah saya yang tinggal di Lombok dengan sejuta keindahannya yang bikin orang-orang iri. Mau kemana aja dekat, mau ke pantai oke, ke gunung juga oke. Pakai motor aja bisa, cepet nemu tempat-tempat cantiknya. Perkembangan sosmed yang semakin berkuasa serta kata "traveling" yang semakin eksis jadilah saya juga gatel untuk share foto-foto hasil jalan-jalan saya. Inilah yang mungkin membuat ada orang yang mikir saya kaya karena foto yang di share di sosmed foto jalan-jalan mulu. Bah.

Tapi saya kasitau ya sebuah rahasia supaya kamu bisa jalan-jalan gratis (beberapa di antaranya saya rasakan sendiri):

  1. Ikut lomba yang hadiahnya jalan-jalan. Gunakan mesin pencari google kalau kamu ingin tahu ada lomba apa aja. Asal jangan males aja sih. Tahu sendiri kan kalau nggak akan ada hasil kalau kamu nggak usaha.

  2. Pilih pekerjaan yang mengakomodasi kamu untuk jalan-jalan. Jenis pekerjaan ini banyak banget, bisa jadi wartawan, travel blogger, fotografer, peneliti, surveyor dan masih banyak yang lainnya.

  3. Pilih kegiatan yang mengharuskan kamu untuk jalan, aktivitas di pelosok daerah.

  4. Uang jajannya ditabung, tahan dulu deh keinginannya buat belanja ini dan itu yang sebenarnya nggak penting-penting banget.

  5. Kerja ya, biar dapet uang buat jalan-jalan. Itupun kalau kamu masih punya waktu sih (jangan sampai gara-gara terlalu sibuk kerja jadi nggak punya waktu buat jalan-jalan). LOL

Daftar saya baru ini aja sih, silahkan kalau ada yang mau ditambahkan.

Percayalah jalan-jalan itu terlihat hanya karena efek sosmed doang. Hal paling penting sebenarnya adalah apa yang kita dapatkan dari jalan-jalan tersebut. Apakah kita merasa jadi lebih bersyukur, lebih menghargai orang lain, lebih menghargai lingkungan, lebih bijak atau lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Bukankah jalan-jalan itu sebenarnya adalah untuk melihat ke dalam diri kita sendiri?. Eeven cuma jalan-jalan ke pasar dekat rumah, pasti ada sesuatu yang bisa dipelajari.

Kini orang tua saya mengeluarkan izin jalan-jalan tidak sesulit dulu. Ya saya tahu pasti karena kini saya sudah beranjak dewasa. Tapi ternyata tidak hanya itu, setelah saya pikir-pikir hal ini karena saya tidak pernah jalan sendiri, selalu jalan dengan orang yang bisa dipercaya dan dikenal oleh orang tua saya. Jadi mereka tidak khawatir. Selain itu tentu saja karena mereka nggak ngeluarin uang buat biaya jalan-jalan saya. Hmmm

Sekian post pertama di bulan Agustus ini.

Iya saya tahu saya lagi terkena penyakit malas nulis. BYE

6 comments:

  1. Betul mbaa setujuu, ga perlu kaya dan ga perlu jauh-jauh pun ga masalah selama tujuannya menemukan teman atau hal baru diluar sana.. Asik daah hahaha

    Nice story mba, salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. Thank infonya ya
    Bagaimana transportasi ke sana ya?

    ReplyDelete
  3. Bisa naik pesawat samapai lombok kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju kabupaten sumbawa barat mas

    ReplyDelete
  4. Aku ingin ke Sumbawa Barat. Keren banget kayaknya

    ReplyDelete