Friday, February 26, 2016

#DAY2: Lubang Besar Di Muka Bumi Yang Terpampang Nyata

Di hari kedua Newmont Bootcamp kami dijadwalkan berkunjung ke divisi mining Newmont, kami akan belajar tentang proses pertambangan yang telah dilakukan Newmont. Sebelum memulai aktivitas kami sudah harus berada di Mess Hall pada jam 6 pagi. Mess Hall adalah semacam kantin tempat para karyawan Newmont makan. Semua orang yang berada di dalam Townsite Newmont berhak makan di tempat ini, tentu saja dengan memperlihatkan ID Card. Makanan di Mess Hall beragam banget, bisa kamu makan sepuasnya. Semua makanan ada label nama sekaligus peringatan apakah makanan tersebut baik untuk kamu makan dalam jumlah yang banyak atau tidak. Semua peralatan makanpun sangat terjaga kebersihannya. Hal ini demi menjaga kesehatan para karyawan Newmont.

Saya sedikit tahu tentang proses pertambangan dari sisi sebelum eksplorasi yang biasanya menggunakan metode geofisika dan geologi, #gara-gara belajar geofisika dan geologi di bangku kuliah. Setelah masa survei selesai barulah eksplorasi pertambangan dilakukan hingga ke proses dan penjualan, di dalamnya semakin banyak bidang ilmu yang berkecimpung seperti teknik pertambangan, teknik metalurgi, teknik kimia, ekonomi, dll. Saya masih bersemangat untuk mendengar penjelasan dari para ahli dan melihat langsung lokasi penambangan Newmont.

IMG-20160215-WA0025

*foto dari salah satu teman rombongan, lupa siapa yang foto..hehe


Presentasi tentang proses pertambangan di Batu Hijau disampaikan oleh pak Budianto seorang mining engineer dari divisi mining Newmont. Apa yang disampaikan oleh pak Budi lebih ke hal teknis dalam melakukan pertambangan, mulai dari struktur geologi wilayah, grand desain pertambangan, tentang fase pertambangan, proses penggalian dan pengangkutan batuan, pengontrolan sampai proses pengelolaan air tambang. Pengambilan bahan tambang menggunakan bahan peledak. Jangan buru-buru marah, bahan peledak yang digunakan masih dalam tahap aman kok, penggunaannya dengan izin resmi dari pemerintah dan telah diperhitungkan dengan teliti sebelumnya. Ketika melakukan peledakan juga dilakukan pengambilan data seismik yang bertujuan untuk mengontrol kekuatan dinding pit #metode seismik adalah salah satu metode geofisika lho.

Setelah mendengar sedikit penjelasan tentang proses pertambangan kami menuju pit penambangan Newmont. Pit adalah sebutan untuk lubang galian tempat penambangan dilakukan. Masuk ke area pit penambangan sangatlah ketat, kami harus melewati bagian security, kamu harus punya izin resmi untuk bisa masuk ke area pit. Tahukah kamu tidak semua pegawai Newmont yang pernah melihat pit penambangan. Jadi para peserta bootcamp kali ini adalah orang-orang yang beruntung bisa melihat pit penambangan secara langsung. Bisa foto-foto narsis lagi di sana #kelakuan. Setelah sampai di area terdekat dari pit, saya pribadi terpana. Terpana melihat lubang besar yang terpampang nyata di depan saya. Selama ini saya melihat lubang besar seperti itu hanya di buku-buku kuliah dan di internet. Sekarang saya melihatnya langsung. Lubang besar itu adalah hasil karya manusia, bukan bekas jatuhan meteor atau semacamnya. Betapa kuatnya manusia. Manusia dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Jika dipikirkan lebih dalam, lubang yang menurut saya besar tersebut masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan segala milik Alloh SWT. Manusia dan hasil karyanya masih setitik kecil di muka bumi ini.

IMG_20160215_105326

*moto sendiri


Di sekitar pit penambangan terdapat semacam gardu pandang yang disediakan sebagai tempat melihat pit dengan aman. Di gardu pandang pak Budi kembali memberikan penjelasan mengenai pit penambangan. Kami bebas bertanya kepada pak Budi dan bapak-bapak lain yang ikut bersama kami. Pit penambangan tersebut sekarang berdiameter 2,7 km dengan fase penambangan pada seperempat fase 6. Pit penambangan ini akan berakhir pada fase 7 dengan perkiraan diameter pada saat itu adalah 3 km. Saat ini elevasi lantai tambang terendah adalah -240 m dari permukaan laut. Material tambang yang diambil dari penambangan Newmont adalah tembaga, perak dan emas. Emas jumlahnya sangatlah kecil, material utamanya adalah tembaga. Jadi tidaklah benar jika selama ini Newmont menambang emas dalam jumlah yang besar apalagi menambang emas batangan #yakali bisa nambang emas batangan. Hal ini karena sudah menjadi sifatnya bahwa emas yang ada di perut bumi tidak pernah bergumpal-gumpal di satu tempat. Emas selalu berdekatan dengan tembaga. Jika kamu menambang tembaga, maka kamu kemungkinan bisa mendapatkan emas tetapi kadarnya sangat kecil. FYI, tembaga adalah mineral berharga yang menjadi bahan dasar beragam perlengkapan yang digunakan manusia abad ini. Kamu tidak akan bisa menggunakan listrik, wifi, smartphone, laptop, tv, mobil, pesawat, dll jika tidak ada tembaga.

IMG_20160215_115712

*difotoin pak Lalu Budi


Ada hal besar yang juga saya temukan di pit penambangan yaitu Haul Truck. Haul truck adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut material tambang dari pit penambangan menuju tempat pengumpulan untuk dikirim ke pabrik pemrosesan. Ini adalah kali pertama saya melihat haul truck yang tingginya saja mencapai 6 m dan mampu membawa beban sampai dengan 300 ton. Konon katanya kalau si haul truck menabrak sebuah mobil kecil seukuran sedan misalnya, maka tabrakan tersebut tidak akan dirasakan oleh si haul truck. Tiba-tiba aja itu mobil yang ditabrak udah gepeng dilindas si haul truck. Kita yang berada di area pit penambangan benar-benar harus berhati-hati karena banyak haul truck yang lalu lalang. Kelalaian karena tidak hati-hati akan berakibat fatal. Pengemudi haul truck haruslah orang yang benar-benar sehat secara fisik dan jasmani. Mereka yang menjadi pengemudi haul truck harus menjalani serangkaian tes dan training. Pengemudi haul truck di Newmont tidak hanya laki-laki tetapi ada juga pengemudi perempuan, salah satunya adalah mbak Ritawati yang biasa dipanggil Itot. She is so manly…haha.

IMG_20160215_111806

*moto sendiri


Di hari kedua kami juga berkunjung ke gedung simulator haul truck. Gedung ini menjadi tempat latihan bagi para peserta training untuk mengemudikan haul truck. Beberapa orang teman saya mencoba haul truck di ruang simulator. Ketika mencoba simulator maka keadaannya akan persis seperti kondisi di lapangan dan akan diberikan beberapa tantangan seperti kondisi saat hujan, jatuhan batu, kebakaran, dll.

Jalan-jalan ke pit penambangan kali ini menambah kesadaran bahwa kami hanyalah manusia-manusia yang baru memiliki sebagian kecil dari ilmu pengetahuan milik Alloh SWT.

 

Wednesday, February 24, 2016

#DAY1: Selamat Datang Di Pertambangan Batu Hijau Newmont Nusa Tenggara

Hari minggu (14/02/2016) lalu adalah hari yang saya tunggu-tunggu. Pasalnya hari itu saya akan bertemu dengan teman-teman baru dan akan melakukan perjalanan ke pertambangan Batu Hijau Newmont. Hari itu dimulai dengan kopi darat di Hotel Lombok Garden Mataram. Saya agak deg-degan sebenarnya hari itu, takut nggak bisa nyambung dengan teman-teman baru nantinya. Meskipun selama ini saya bisa menghandle keadaan ketika bertemu orang-orang baru. Teman-teman peserta Bootcamp dari Surabaya dan Jogja sudah ada di Lombok sejak sabtu dan menginap di Lombok Garden juga. Memasuki jam kopi darat, saya bergegas ke ruangan tempat kopdar berlangsung. Pertama kali saya bertemu dengan Wulan. Saya mengenal wajahnya karena sebelumnya berteman di facebook. Jadilah kami bertegur sapa. Awal yang baik batin saya. Tidak lama berselang datanglah teman-teman Bootcamp yang lain. Saya berkenalan dengan beberapa orang yaitu dengan Shouma, Rahel, Ikhsan, Satria, Mas Aan, dan Mas Putu. Mereka ramah-ramah dan kami langsung akrab. Satu senyuman dan jabatan tangan menjadi awal pertemanan kami.

Kopi darat diisi dengan sedikit ngobrol-ngobrol tentang pertambangan Newmont Nusa Tenggara. Disampaikan oleh pak Rubi dari divisi komunikasi, pak Ruli dari divisi lingkungan hidup, pak Jarot dari divisi CSR, dan pengalaman bootcamp batch sebelumnya yang disampaikan Subhan dan mas Danang. Mendengar cerita mereka membuat saya semakin penasaran dan excited.

Setelah makan siang dan sholat tibalah waktu bagi kamu untuk melakukan perjalanan dari Mataram menuju pelabuhan Kayangan. Sesampainya kami di Kayangan kami bertemu dengan teman-teman dari Jakarta yang sudah menunggu di sana. Semakin banyak orang-orang baru yang saya temui. Kami bertukar sapa dan senyum. Kami telah resmi berteman.

IMG-20160221-WA0009.jpg

*sumber foto: Kadek Dwika Yundarani


Sejak sampai di Kayanganpun banyak hal baru yang saya temukan tentang Newmont salah satunya adalah, ternyata Newmont memiliki kapal sendiri yang bertugas mengantarkan para pekerjanya dari Lombok ke Newmont dan sebaliknya. Namanya adalah kapal Tenggara Satu. Sebelum masuk ke ruang tunggu menuju tempat naik kapal, kita harus melewati pemeriksaan barang bawaan persis seperti ketika kamu mau chek in di Bandara. Semuanya berjalan dengan teratur, nggak ada ceritanya tuh desak-desakan rebutan buat naik kapal. Di Kayangan Newmont memiliki tempat khusus bagi kapal mereka dan penyebrangan ke Newmont tidaklah ke pelabuhan Poto Tano tetapi menuju Benete Port yang merupakan daerah paling dekat dengan Newmont yaitu di Kabupaten Sumbawa Barat. Naik kapal kali ini bukanlah pengalaman pertama saya, tetapi inilah pertama kalinya saya naik kapal dengan suasana yang menyenangkan, bersih dan nyaman, tidak membuat mabuk laut. Tentu saja hal ini membuat saya bisa menikmati perjalanan.

IMG-20160224-WA0036.jpg

*sumber foto: Jonathan Davin


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam kamipun tiba di tanah Samawa. Ini bukan pertama kalinya saya ke Sumbawa tetapi ingatan saya tentang Sumbawa telah pudar, maklum ke Sumbawanya jaman masih TK….haha. Sebuah bus telah menunggu kami di pelabuhan, bersiap mengantarkan kami menuju Batu Hijau. Lokasi pertama yang kami datangi adalah Visitor Center Admin 1 di Benete. Ibaratnya, tempat ini adalah gerbang pertama yang harus dilalui sebelum menjelajah bagian batu hijau yang lain. Hal ini karena di sinilah kita mendapat briefing singkat terkait hal apa saja yang harus dilakukan selama berada di batu hijau. Menjaga keamanan dan  keselamatan adalah wajib hukumnya selama berada di batu hijau. Kelalaian dalam hal tersebut bisa mendapatkan sangsi yang berat. Jadi kami diberikan peralatan safety gear yang terdiri dari vest, helmet, kacamata, dan sepatu booth buat di lapangan. By the way sepatunya agak berat dan bikin kaki lecet kalau nggak pakai kaos kaki yang tebal. Ini bagi saya sih, mungkin karena kaki saya aja yang katrok nggak biasa pakai sepatu lapangan. Jangan hawatir kalau sepatunya kegedean atau kekecilan karena bisa ditukar, tetapi selamat terima nasib bagi yang kakinya emang kecil alias imut kayak saya #eheem. Ukuran terkecil sepatu booth yang tersedia adalah 36 dan itu masih kegedean di kaki saya #yasudahlah. Tetapi sepatu ini akan benar-benar melindungi kakimu ketika berada di lapangan lho.

IMG-20160216-WA0011.jpg

 

*maaf ya agak narsis..haha, yang motoin kakak Monika Yulando Putri


Oh ya, satu lagi perabot penting yang diberikan kepada kami yaitu ID Card. Ini adalah kartu maha penting di batu hijau. Kamu mau ngapain aja harus pakai kartu ini, mulai dari keluar masuk lokasi batu hijau sampai mau makan harus bawa kartu ini. Nggak bawa kartu ini kamu nggak bisa makan, FYI uang nggak berlaku di sini., hahaha.

IMG_20160214_185456.jpg

*moto sendiri


Setelah dari Visitor Center kami menuju Mess tempat kami akan menginap yang berada di Townsite. Sampai di mess perhatian saya langsung tertuju pada bangunan mess yang merupakan desain bangunan tahan gempabumi. Sebagai seseorang yang pernah penelitian tentang kerentanan bangunan terhadap bahaya gempabumi saya memahami bangunan tersebut. Bangunannya dibangun mengikuti kontur tanah bukan sebaliknya, menggunakan material ringan seperti baja ringan, aliran air dan listrik dibuat se-aman mungkin, desain dengan kolom silang serta teratur secara vertikal dan horizontal diberlakukan pada bangunan tersebut. Persis sepeti dalam teori yang selama ini saya pahami #jadi flashback penelitian gini. Tidak hanya bangunan mess saja yang seperti itu, tetapi juga bangunan lain di wilayah Batu Hijau. Perencanaan bangunan dan perencanaan wilayah di area Batu Hijau dilakukan dengan sangat baik, dengan berbasis GIS membuat semuanya nyaris sempurna. Saya pribadi mengagumi hal ini. Semuanya begitu tertata dan telah dipikirkan dengan matang sebelum dilakukan.

IMG-20160224-WA0012.jpg

*sumber foto: Hendra Wardhana


Jangan ditanya bagian dalamnya seperti apa, nyaman banget. Kasurnya bisa bikin langsung terlelap, hehe.


IMG-20160224-WA0041.jpg

*sumber foto: Iqbal Kautsar


Yups....mata saya menangkap hal-hal baik di hari pertama. Batin saya berbisik “selamat datang di batu hijau Azmi”.

 

 

 

Tuesday, February 23, 2016

Sebuah Ruang Persahabatan Bernama Bootcamp

Awal tahun ini Tuhan masih sangat baik pada saya. Saya diberikan kesehatan sehingga saya bisa melakukan banyak hal, dan saya juga diberikan kesempatan untuk bertemu banyak orang. Saya ingat sekali ketika saya mengirimkan tulisan ke lomba Sustainability Mining Bootcamp yang diadakan Newmont pada batas pendaftaran terakhir. Saat itu saya masih sempat ragu apakah akan mendaftar atau tidak. Kesibukan mengurus wisuda membuat saya hampir lupa pada lomba tersebut. Saya ragu apakah saya akan berhasil menulis untuk lomba tersebut atau tidak. Tapi….akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Semesta mendukung, tulisan saya selesai sebelum jam terakhir pendaftaran dan saya bisa men-submit tulisan saya. Singkat cerita, hari pengumumanpun tiba dan tidak disangka saya lolos. Huaaa…senang sekali rasanya. Saya langsung terbayang akan bertemu banyak teman baru dan akan belajar tentang dunia tambang.

IMG-20160220-WA0006.jpg
*sumber foto: twitter.com/NewmontID

Tuesday, February 9, 2016

Sebuah Cincin Penjaga

Select-and-Buy-Jewish-Wedding-Rings-Step-5


*sumber gambar: wikihow.com


Saya tidak tahu apa alasan pastinya Ibuk memberikan saya sebuah cincin untuk saya gunakan. Sejak SD saya sudah menggunakan sebuah cincin emas di jari tengah tangan kiri saya. Ya, di jari tengah, entah mengapa saya lebih nyaman memakai cincin di jari tengah daripada di jari manis. Hingga kini saya terbiasa menggunakan cincin di jari tengah. Cincin tersebut secara berkala diganti. Jika sudah tidak muat lagi di jari kami, atau Ibuk sedang punya rejeki lebih dan ia mau mengganti cincin kami dengan model terbaru. Bukan hanya saya yang memakai cincin tetapi juga adik perempuan saya. Cincin emas tersebut menjadi aksesoris yang selalu kami pakai. Saya pribadi sangat jarang melepas cincin saya, kapanpun dan dimanapun selalu saya pakai. Jika kebetulan melepasnya Ibuk pasti akan bertanya kemana cincin itu.


Kesempatan kuliah di Jogja memberikan saya pemahaman lain tentang sebuah cincin. Di Jogja, bahkan mungkin di Jawa seorang perempuan yang memakai sebuah cincin menandakan bahwa ia telah menikah, paling tidak telah bertunangan. Kebiasaan masyarakat di Jawa, perhiasan berupa cincin digunakan oleh orang yang telah menikah. Bukan rahasia lagi kalau cincin telah menjadi tanda pengikat antara pasangan yang telah menikah. Hal inilah yang menimbulkan salah penilaian orang-orang pada saya. Karena cincin yang saya gunakan, tidak jarang orang yang baru bertemu dengan saya mengira kalau saya sudah menikah. Bahkan dosen pembimbing thesis saya juga mengira kalau saya sudah menikah. Saya terkejut dan menanyakan alasan dosen saya mengira saya sudah menikah. Beliau menjawab, “soalnya mba Azmi sudah pakai cincin sih, jadi saya kira sudah menikah”. Well….begitulah saya hanya tersenyum (atau tertawa ya) sambil menjawab yang sebenarnya.

Berbeda dengan di Lombok yang rata-rata masyarakatnya tidak terlalu mempedulikan arti sebuah cincin. Di Lombok, banyak pasangan yang sudah menikah tetapi tidak memakai cincin di jari mereka. Sepertinya trend memakai cincin pernikahan di Lombok mulai muncul di kalangan pasangan-pasangan muda yang menikah satu dekade terakhir. Berdasarkan hal ini bisa dikatakan bahwa masyarakat di satu daerah dengan daerah lainnya memang berbeda. Perbedaan tradisi, kebiasaan, dan pemahaman yang berkembang di masyarakat selalu ada.

Maka saya mulai mereka-reka maksud Ibuk memberikan saya sebuah cincin untuk dipakai. Mungkin untuk menjaga saya ketika saya jauh darinya. Setidaknya laki-laki yang berniat menggoda akan mengurungkan niatnya ketika melihat cincin melingkar di jari saya. Ternyata sebuah cincin bisa menjadi penjaga bagi pemiliknya.

Sunday, February 7, 2016

Hei Berhentilah Berbasa Basi

Basa basi? basi tahu!

taylor-swift-shake-it-off-ballerina

*sumber gambar: wadebearden.com

Acara kumpul-kumpul bareng sahabat hari ini, seperti biasa rangkap jadi acara curhat dan cerita-cerita. Setelah perut kenyang, semua macam ceritapun meluncur. Mulai tentang cerita teman-teman yang sudah lama tidak bertemu, kabar keluarga, dan kabar kehidupan kami beberapa waktu terakhir ini. Sudah tidak bisa dihindarkan kalau cerita tentang pernikahan dan cerita setelah pernikahan juga menjadi topik pembicaraan kami. Menarik memang.