Thursday, October 1, 2015

Satu Jam Bersama Para Profesor

tik tok tik tok tik tok.......

Sejak semalam saya gelisah, tidur tak tenang *lebay*. Rasanya ingin segera pagi saja, tidak perlu malam. Besok adalah hari penting bagi saya. Hari ujian tesis cuy.

Pagi menjelang, tapi gelisah tak juga pudar. Pasalnya ujian saya jam 2 siang. Kenapa nggak pagi aja sih ujiannya, keluh saya dalam hati. Waktu terasa sangat lambat. Mungkin sudah tabiatnya waktu, ketika ditunggu-tunggu malah lambat sekali tetapi ketika tak ditunggu malah melaju begitu cepat.

Jam satu siang si Ahdi teman saya yang baik hati datang menjemput untuk berangkat ke kampus. Hal ini karena motor saya lagi ngadat gara-gara tikus *kalian harus percaya bahwa tikus dan ngadatnya sebuah motor saling berhubungan*. Ahdi yang sudah lebih dulu ujian mencoba menenangkan ketika saya tak henti-hentinya mengatakan "gw deg degan dii". Saya ingin cepat-cepat melewatkan 1 jam bersama para bapak-bapak penguji.

Singkat cerita, sebelum pas jam 2 bapak pembimbing dan penguji mulai berdatangan. Level deg-degan meningkat drastis. Saya berzikir dalam hati untuk meredakan hati yang sudah macam bom mau meledak. Jam 2 teng saya dipersilahkan masuk ruang ujian. Saya langsung memperhatikan bapak-bapak yang ada disana, kami bertukar senyum. Lumayan membuat tenang. Pembimbing utama saya yang seorang Profesor di bidang geofisika menjadi ketua sidang dan membuka acara ujian tesis siang itu. Dalam waktu maksimal 20 menit saya dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil penelitian saya. Meski beberapa bagian tidak sempat saya jelaskan presentasi berjalan lancar.

Dalam ujian tentu saja ada sesi tanya jawabnya. Satu persatu para penguji dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan terkait penelitian saya. Kesempatan pertama diberikan pada penguji yang merupakan seorang profesor di bidang teknik sipil, beliau ini konsen pada bangunan tahan gempabumi. Matching banget sama penelitian saya yang tentang kerentanan bangunan terhadap bahaya gempabumi. Bisa bayangin gimana deg-degannya berhadapan dengan para ahli ini kan. Tapi bapak ini bukanlah sosok yang killer dan menjatuhkan, beliau malah memancing saya untuk berpikir kritis untuk mencapai pemahaman yang benar mengenai hasil penelitian saya. Penguji kedua yang seorang profesor bidang geohidrologi juga hanya memberikan saran-saran terkait hasil dan pembahasan. Beliau juga meminta saya menceritakan pengalaman dan hal penting apa yang saya dapatkan ketika survei lapangan. Rangkaian pertanyaan juga disampaikan oleh pembimbing 2 saya. Bapak yang ahli dalam bidang geomorfologi ini menyampaikan pertanyaan yang pernah beliau tanyakan ketika bimbingan. Saya sudah mencoba menulis jawabannya dalam draft tesis, jadi saya mencoba menjelaskannya kembali meski ternyata ada yang meleset. Ketua sidang alias pembimbing utama saya tidak mengajukan pertanyaan namun merangkum hasil diskusi dan memancing saya untuk menjawab pertanyaan yang ternyata sebelum kurang tepat saya jawab.

Setelah sesi tanya jawab selesai saya dipersilahkan keluar sebentar untuk memberikan waktu bagi mereka untuk mendiskusikan apakah saya lulus ujian atau tidak. Saya menunggu di luar ruangan dengan hati yang deg-degan. Tujuh menit kemudian saya dipanggil masuk kembali. Bapak ketua sidang membacakan keputusan sidang. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus ujian. Mendengar hal itu refleks bibir saya membentuk senyuman di wajah. Kami yang ada di ruangan tersebut sama-sama tersenyum. Satu jam yang saya nanti-nantikan ternyata terlewati juga.

Saya bersyukur karena dalam ujian tersebut terjadi transfer ilmu pengetahuan. Itulah doa saya, meminta ilmu yang berkah yang Alloh turunkan melalui para profesor tersebut. Kritik dan saran dari bapak-bapak tersebut sangat berarti bagi saya. Pertemuan dengan mereka memberikan kesan yang mendalam, yang akan selalu saya ingat.

Azmi

Foto bareng para profesor :))

No comments:

Post a Comment