Thursday, November 6, 2014

Tak Perlu Nikmat Sakit Untuk Mengerti Nikmat Sehat

Terkadang atau bahkan seringkali manusia selalu mensyukuri nikmat sehatnya ketika nikmat sakit datang padanya. Mungkin itu juga yang terjadi pada saya. Ketika sakit baru ingat betapa bahagianya sehat, betapa berharganya badan sendiri yang harus dijaga dan badanpun butuh istirahat.

Jadi begini ceritanya.

Pada suatu pagi yang cerah saya bangun dengan kepala yang agak nyut-nyutan dan badan yang pegal. Pikir saya karena tidur jam 12 semalam. Untuk menghilangkan pusing dan badan pegal saya langsung sarapan dan mandi. Berharap segera segar, ternyata tidak. Sehabis mandi badan saya tiba-tiba demam tinggi disertai sakit kepala yang hebat. Suhu badan sampai 39 derajat celcius. Aah....ini bakalan sakit, pikir saya.

Singkat cerita setelah demam hari itu, kata dokter saya terkena gejala db alias demam berdarah, dan saya harus segera periksa darah untuk tahu kadar trombosit. What? periksa darah terdengar horor bagi saya, pasalnya saya sangat takut dengan jarum suntik -,-

Namun karena mengingat banyak hal yang harus saya selesaikan dan saya harus sehat akhirnya saya berangkat ke rumah sakit untuk periksa darah. Sudah diduga trombosit turun drastis dari normalnya, sampai 2 kali periksa darah berturut-turut. Melihat hal itu dokter mengatakan saya harus opname, alias menginap di rumah sakit. OMG, antara takut dan bingung, banyak yang tiba-tiba berkecamuk di kepala saya waktu itu. Pertama karena takut jarum, kedua saya asing dengan rumah sakit, ketiga saya anak kos-kosan, keempat tapi saya mau sembuh.

Saya yang sudah pucat dengan kepala yang pusing tak kuasa menolak ketika perawat menusukkan jarum suntik di tangan untuk memasang selang infus. Ternyata rasanya ngilu dan nyeri, tangan saya yang ada infusnya terasa ngilu sekali. Sejak saat itu resmilah saya menjadi pasien rawat inap di rumah sakit. Kesehatan saya naik turun ketika di rumah sakit, ada kalanya saya merasa sangat fit, ada kalanya saya merasa tidak baik. Ada rahasia kecil yang harus kalian ketahui bahwa makanan di rumah sakit tidak enak, saya harus makan bubur dengan lauk yang kadang terlalu asin T.T

Setelah total 4 hari 3 malam di rumah sakit akhirnya saya diijinkan pulang oleh dokter. Senang rasanya akhirnya terbebas dari selang infus dan kamar rumah sakit. Akhirnya saya bisa merasakan udara segar di luar rumah sakit. Namun yang paling penting adalah saya punya pe-er besar untuk menjaga kesehatan saya lebih dari sebelumnya. Sakit itu sangat tidak enak. Badan kita yang sangat berharga ini perlu dijaga, jangan dipaksa untuk terus beraktifitas. Ketika sakit malah baru paham kalau sehat itu sangat berharga. Seharusnya tidak perlu menunggu sakit dulu baru mensyukuri sehat. Pengalaman dirawat di rumah sakit kemarin membuat saya bertekad untuk lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan.

No comments:

Post a Comment