Friday, October 10, 2014

Memori: KKN Genggelang 2012

Hari ini ingatan saya tertuju pada tahun 2012 ketika saya KKN yang katanya Kuliah Kerja Nyata. Di kampus saya KKN merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa sebagai syarat kelulusan, berbeda dengan beberapa kampus lain yang menjadikan KKN sebagai mata kuliah pilihan. KKN di kampus saya dilakukan di wilayah empat kabupaten yang berada di Pulau Lombok, bukan ke tempat-tempat yang jauh seperti yang dilakukan oleh kampus-kampus terkenal itu.

Tempat KKN saya adalah sebuah desa bernama Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Untuk mencapai desa ini ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dari kota mataram dan melalui jalanan yang berkelok serta penuh tanjakan karena desa ini berada di belakang bukit. Jalan yang berkelok dan penuh tanjakan akan terbayar oleh pemandangan indah yang ada di depan mata, juga akan ada monyet-monyet bukit yang akan menyambut di jalanan. Secara umum Kabupaten Lombok Utara memang terletak di belakang bukit, kabupaten ini juga dilewati ketika hendak mendaki Gunung Rinjani jika memilih jalur dari Senaru. Desa Genggelang adalah desa yang sejuk, dengan pemandangan yang indah, jika naik ke dusun yang paling atas maka kita dapat melihat tiga gili terkenal itu (Meno, Air dan Trawangan), selain itu masyarakat Genggelang sangat ramah. Jarak antar dusun yang satu dengan dusun yang lain lumayan jauh, biasanya kita harus melewati kebun-kebun untuk bisa mencapai dusun yang lain di desa itu dan melewat jalan-jalan tanpa aspal yang penuh batu serta becek ketika hujan. Meski sudah ada jalan utama bersapal yang melewati desa tersebut, namun ketika malam jalan tersebut gelap karena tidak ada lampu jalan kecuali lampu dari rumah yang berada di pinggir jalan. Mayoritas penduduk Genggelang bekerja sebagai petani, berkebun, beternak, ada yang menjadi guru dan juga pegawai pemerintahan.

Pemandangan yang indah di Genggelang digenapkan oleh adanya sebuah air terjun terkenal yaitu air terjun Kertagangga. Air terjun ini ramai dukunjungi, oleh penduduk lokal ataupun luar termasuk wisatawan luar negeri karena waktu itu saya sempat bertemu wisatawan asal Singapura yang datang ke air terjun itu dan mengagumi keindahannya. Airnya segar dan jernih. Di hadapan air terjun tersebut terhampar pemandangan hijau yang menyegarkan mata dan melihat laut di kejauhan. Di Genggelang terdapat juga sebuah dusun yang menjadi pusat peternakan kambing etawa dan lebah madu, di sana mereka memiliki banyak kelompok tani dan kelompok ternak yang kompak dan berkembang dengan baik, sangat patut untuk dicontoh.

Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa masayarakat Genggelang sangat ramah. Mereka senang menerima tamu. Jika kalian mampir di rumah mereka kalian pasti disuguhkan kopi hitam khas yang dibuat sendiri. Kalian tidak perlu sungkan, kopi itu harus kalian habiskan karena tidak menghabiskan kopi itu dianggap tidak sopan. Jika dalam sehari kalian bertamu ke tiga rumah maka kalian akan minum kopi sebanyak tiga kali..hahaha. Kopi buatan mereka enak dan khas, biasanya dicampur dengan kokoa dan sedikit beras sebelum disangrai untuk kemudian ditumbuk. Waktu itu mereka sangat senang melihat kami ada di sana, menerima kami dengan baik dan pada waktu-waktu tertentu rasanya kami seperti diperebutkan. Mereka berebut meminta kami untuk berkunjung ke rumah mereka. Jadilah kami artis dadakan yang full dengan jadwal kunjungan ke rumah-rumah warga, haha. Apalagi ketika perayaan maulid nabi kami menerima banyak undangan acara. Seperti tempat lain di Lombok di setiap perayaan maulid nabi pasti penuh dengan makanan aneka rupa dan jajanan, maka di Genggelangpun begitu. Bisa dikatakan makanan yang tersaji lebih meriah dari lebaran idul fitri sekalipun. Sehabis menghadiri acara maulid kami selalu pulang membawa kantong-kantong besar berisi makanan, lumayan jadi perbaikan gizi...hehe

Salah satu kegiatan KKN kami adalah mengajar di sekolah, di sebuah SD dan MI. Kami membagi jadwal mengajar antar teman kelompok setelah berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai materi yang akan kami sampaikan dan di kelas berapa kami akan mengajar. Ini adalah kegiatan KKN yang paling saya sukai karena akan bertemu dengan anak-anak. Saya kebagian mengajar di kelas enam dan mengajar pelajaran ipa dan sesekali diminta mengajar pelajaran ips. Anak-anak Genggelang seperti anak-anak lain pada umumnya. Mereka benar-benar menjadi anak-anak yang bebas bermain di alam luar, bermain bola, saling berkejaran, memanjat pohon, berenang di sungai, dan sesekali bertengkar dengan teman tentang hal-hal sepele. Tidak ada yang takut dengan panas ataupun kotor, tidak ada yang sibuk dengan gadget seperti anak-anak saat ini. Mereka semua bebas bermain ketika saatnya bermain. Walaupun mereka sangat asyik bermain di luar jam pelajaran sekolah namun ketika di dalam kelas mereka tetap semangat belajar dan sangat senang karena ada kakak-kakak KKN yang mengajar mereka. Ketika ada pertanyaan yang saya lontarkan mereka akan langsung mengacungkan jari berebut untuk dipilih untuk menjawab soal. Mereka tidak ada yang malu-malu ketika diminta maju ke depan kelas.

Paling lekat dalam ingatan saya adalah ketika saya diminta menyampaikan materi pelajaran ips di jam terahir karena guru mata pelajaran ips sedang pergi rapat ke kota Mataram. Sebelum masuk kelas saya membaca materi pelajarannya yang ada di buku pegangan. Saya lupa persisnya, namun materi waktu itu berhubungan dengan negara-negara ASEAN. Kemudian masuklah saya ke ruang kelas dengan membawa globe / bola dunia, mereka langsung tertarik, mereka penasaran dengan yang saya bawa. Sepertinya mereka tahu benda itu namun tidak pernah menyentuhnya. Mata bulat mereka yang bersinar dan senyum mereka yang mengembang menunjukkan betapa antusiasnya mereka. Senang sekali rasanya melihat mereka begitu bersemangat padahal waktu itu adalah jam pelajaran terakhir sebelum pulang. Mulailah kami belajar tentang negara-negara ASEAN kemudian mencarinya di bola dunia itu, mereka seperti biasa berebut untuk mencari negara-negara tersebut.

Anak-anak SD tersebut juga sangat senang belajar Bahasa Inggris, walaupun mereka tidak memiliki mata pelajaran Bahasa Inggris. Mereka sering minta untuk diajarkan Bahasa Inggris, tentang kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana dalam Bahasa Inggris. Kemudian mereka akan mencatat dan menghapalkannya. Di sore hari tidak jarang mereka datang ke posko KKN kami untuk belajar, kami mengadakan semacam les Bahasa Inggris dan Matematika yang dipandu oleh teman saya yang kebetulan kuliah jurusan itu. Setiap bertemu di jalan, di pasar atau dimanapun mereka pasti akan berteriak memanggil kami dan tersenyum lebar...ah...senyum mereka indah dan tulus.

Hari ini mereka apa kabar ya? pasti anak-anak kelas enam tersebut sudah masuk SMP. Waktu itu ketika ditanya akan melanjutkan sekolah kemana banyak yang menjawab akan melanjutkan ke SMP di kecamatan dan MTs yang ada di desa Genggelang. Mereka semangat untuk bersekolah. Itu adalah hal yang membanggakan. Hampir dua bulan di tempat KKN memberikan banyak kenangan yang bisa diingat. KKN menjadi sarana untuk berbaur dengan masyarakat, belajar berdiplomasi, menjadi tempat untuk menuangkan kreatifitas, serta tempat untuk belajar saling menghargai dan saling memahami.

No comments:

Post a Comment