Sunday, July 21, 2013

Selamat Datang 23 Tahun

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Happy birthday…Happy birthday…Happy birthday to you

Nah…lho kok malah nyanyi sendiri,

Well hari ini saya akan mengucapkan selamat datang angka 23, angka yang tidak sedikit tapi juga tidak banyak :D

Mengingat hari ini tanggal 22 dan umur 23, saya jadi ingat ucapan seseorang yang pernah mengatakan “tahu tidak kalau angka 22 dan 23 itu selalu berdampingan, tidak bisa dipisahkan, akan selalu berdekatan, sambil memperlihatkan halaman buku yang sedang dia baca. Halaman 22 dan disampingnya halaman 23”. Bukan apa-apa saya hanya jadi kepikiran saja ketika menuliskan angka-angka itu.

Pada suatu rabu pagi di tanggal 22 Juli 23 tahun yang lalu lahirlah aku kedunia di sebuah rumah sakit, yang disambut oleh rasa bahagia ibu dan bapak yang melihat anak pertamanya lahir dengan selamat. Ibu bilang karena saya lahir dipagi hari dan disambut sinar mentari yang cerah maka wajahku cerah, selalu terlihat ceria dan mudah sekali tersenyum dan tertawa. Ah…ibu selalu saja senang mendengar apa yang disampaikannya walaupun  mungkin ini hanya karangan ibu saja untuk menyenangkan putrinya. Mungkin karena itu juga saya sangat suka matahari :D

Saya tumbuh dilingkungan yang baik, dengan keluarga yang penuh cinta kasih. Tetangga-tetangga dan teman yang baik. Salah satu hal yang saya syukuri. Selain itu banyak hal yang patut untuk disyukuri, bahkan setiap inci dari hidup saya adalah harus disyukuri. Masih diberikan nikmat hidup dalam islam, kesehatan dan berkumpul bersama keluarga adalah hal yang tidak bisa tergantikan.

Saya dalam usia ini masih memerlukan banyak hal untuk dipelajari, untuk mendapat pemahaman yang lebih baik tentang segala hal yang berhubungan dengan seorang manusia. Berharap dari tahun ke tahun semakin tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Terima kasih atas semua doa yang dipanjatkan untuk saya. Terima kasih tuk ibu dan bapak yang telah mendampingi saya sampai usia ini, selalu mendukung dan memberikan doa terbaiknya dalam munajatnya. Saya tahu kalian tidak minta banyak dan saya telah berjanji untuk memberikan yang terbaik untuk kalian.

Semoga saya bisa diberikan kesempatan untuk dapat memberikan lebih banyak hal positif ke ligkungan dan orang–orang sekitar saya. Dan berkesempatan mewujudkan mimpi-mimpi saya. Amiiin :)

Ramadhan Datang Lagi :)

Hai….Ramadhan datang lagi.

Ramadhan kali ini mendapatiku sedang berada di kota Jogja. Ini kali kedua Ramadhan menemuiku di kota lain, bukan di tanah kelahiran, setelah 2011 lalu kami bertemu di Jakarta. Rasanya Ramadhan selalu berbeda ketika kami bertemu di tempat lain. Tentu suasananya yang berbeda karena tak kulalui bersama ibu dan bapak. Banyak hal yang membuat rindu tuk melalui Ramadhan di kampung halaman. Walau begitu semangat Ramadhanku kali ini insyaalloh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Aku selalu berjanji pada diriku sendiri untuk jadi lebih baik, agar Ramadhan mau menemuiku lagi. Sungguh sangat bahagia rasanya dapat bertemu Ramadhan lagi. Semoga masih ada kesempatan untuk bertemu Ramadhan pada tahun-tahun berikutnya, dan bertemu sampai hari nan fitri nanti.

Salah satu hal yang bikin heran

Heran…, hari gini masih ada aja orang yang menjelek-jelekkan orang lain. Mengaku kelompoknya lebih baik dari kelompok lainnya. Mengaku muslim, tetapi malah menjelekkan saudara muslim lainnya. Sesama muslim yang mengakui tuhan yang sama dan rasul yang sama, seharusnya tidak ada perbedaan.

Inilah yang membuat lemah. Seharusnya kita bisa bersatu untuk dapat menjadi lebih kuat. Saling mendukung satu sama lain, bukan malah saling menebar keburukan dan saling menjatuhkan. Saling mengingatkan dan saling menguatkan.

Kalau sesama muslim saja sudah saling menjatuhkan, maka akan sangat mudah untuk di jatuhkan oleh orang di luar muslim. Kalau sesama muslim saja sudah mengkotak-kotakkan diri dan mengaku lebih baik dari yang lainnya, maka akan sangat mudah untuk di hancurkan dari luar. Dan orang-orang di luar sana tinggal tertawa.

Bukankah tidak ada yang membedakan manusia di sisi Alloh swt selain ketaqwaannya. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, tidak peduli suku bangsa ataupun warna kulit. Jadi bagaimana mungkin kita dapat mengaku lebih baik atau lebih bagus dari orang lain.Sungguh penilaian Alloh tidak pernah keliru walau sepermiliar milipun.

 

Kau Temanku

Aku ingat waktu itu kau anak yang baru pindah di sekolah kami, di kelasku. Seorang pria kecil yang berperawakan tinggi dengan rambut hitam lebat dan kulit sawo matang. Aku agaknya sedikit lupa bagaimana kau memperkenalkan diri waktu itu di kelas, namun kita akhirnya berteman.

Kau ternyata mudah bergaul, langsung akrab dengan teman-teman baru, di sekolah barumu. Kau mudah tersenyum, tidak pilih-pilih dalam berteman, mudah membantu teman yang kesulitan, anak yang sopan dan baik. Kau jadi kesayangan teman-teman dan guru-guru karenanya.

Hari-hari berganti bulan, bulan berganti tahun ternyata kau tumbuh mengesankan di sekolah. Kau ternyata anak yang pintar. Nilai ulanganmu selalu di atas rata-rata, kau pintar sekali pada pelajaran hitung-hitungan. Padahal aku lihat kau kadang tidak mencatat pelajaran dengan baik, tidak punya buku catatan malah. Aku penasaran bagaimana cara kau belajar. Well…sejak itu aku jadi lebih rajin, agar tak kalah darimu. Tapi aku senang karena ada yang membuat aku lebih rajin dan aku anggap sebagai saingan untuk hal yang positif, walau mungkin kau tidak memikirkannya sama sekali.

Tahun-tahun berlalu, sekolah kita naik tingkat, sudah tidak merah putih lagi. Karena lingkungan kita sama, kita masuk sekolah yang sama. Kau tetap, masih pintar. Kau semakin menunjukkan bakatmu di pelajaran hitung-hitungan. Semua teman-teman tahu kau ahli dalam hal hitung-hitungan. Aku iri, kau begitu cepat mengerti pelajaran berhitung dibandingkan aku yang butuh waktu sedikit lebih lama darimu untuk memahami suatu hitungan. Jadi aku butuh waktu lebih banyak dan menjadikanku lebih rajin.

Saat itu walau sudah berstatus teman selama bertahun-tahun aku hanya sedikit tahu tentang latar belakang keluargamu. Melihatmu selalu bermain penuh semangat bersama teman-temanmu, selalu tampak ceria di sekolah, kecuali saat rasa tidak enak badan menghampirimu sesekali, aku pikir hidupmu baik-baik saja.

Kita jarang bertegur sapa semenjak peristiwa itu. Mungkin karena rasa malu yang teramat sangat atau kesibukan belajar. Yaa..ku pikir itu peristiwa yang lucu, kalau di kenang masa sekarang, hahaha…Aku sempat berpikir, mencari cara supaya bisa akrab lagi karena aku ingin kita bisa belajar bersama, kau itu partner diskusi yang hebat.

Tahun-tahun kembali terlewati. Seragam sekolah kita berubah lagi. Kita kembali di satu sekolah yang sama. Kabar baiknya, kita bisa jadi teman akrab disini.Mungkin karena sudah saatnya berubah dengan pemikiran-pemikiran yang lebih matang dari sebelumnya, membuat kita lebih bisa membuka diri.Sampai pada tahun terakhir untuk menghadapi ujian nasional kita berada di satu kelompok belajar, ini adalah idemu untuk membentuk kelompok belajar, kau bilang daripada keluyuran enggak jelas lebih baik buat kelompok belajar untuk diskusi bersama. Aku senang, merasa beruntung punya teman yang mengajak kepada hal yang baik, karena di luar sana banyak kita lihat teman-teman yang lain lebih memilih membentuk kelompok-kelompok hanya untuk bermain-main. Kelompok belajar kita terdiri dari empat orang, kita berbagi materi untuk dibahas bersama dan tentu saja kau jadi tutor kami pada materi yang ada hitung-hitungannya. Ini salah satu kegiatan yang mengasyikkan.

Bulan-bulan yang kita lewati untuk persiapan ujian kita lalui dengan belajar kelompok. Sesekali disela-sela belajar kita mengutarakan keluh kesah, berbagi cerita. Disini banyak terungkap kisah-kisah yang sebelumnya tidak kuketahui tentang kalian bertiga, terutama kau. Rasanya mengharu biru mendengarmu sesekali bercerita tentang keluarga, kehidupan masa kecil yang tak sepenuhnya ceria. Namun rasanya melihatmu sekarang, hal itulah yang membuatmu kuat karena kau sanggup melewatinya. Kau tumbuh dengan pemahaman yang baik.

Hal yang sangat menggembirakan, hasil belajar kita tidak sia-sia. Kita semua lulus ujian dengan nilai yang bagus.

Saatnya melepas seragam sekolah. Namun ternyata kau memilih sekolah yang berseragam lagi. Waktu itu aku benar-benar turut bahagia untukmu ketika kau dengan rona bahagia yang tidak dapat disembunyikan datang memberitahuku bahwa kau lulus masuk sekolah itu. Itu hal yang membanggakan sampai pada akhirnyapun kau mencetak namamu dengan gemilang disana.

Orang-orang datang dan pergi. Banyak kejadian yang telah dilewati bersama orang-orang sekitar kita. Kejadian yang bisa kita duga sebelumnya ataupun kejadian yang sama sekali tidak bisa kita duga sebelumnya. Namun itu semua sama-sama telah memperkaya warna-warni dikehidupan kita.

Dari diskusi kita beberapa waktu terakhir, semakin banyak yang membuatku senang memiliki teman sepertimu. Pengetahuanmu yang semakin luas, karena kau lebih banyak bertemu orang-orang dari latar belakang yang berbeda, lebih dulu mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah ku datangi. Tetapi ada saatnya juga aku kecewa terhadapmu. Namun bukankah itu hal yang normal di dalam suatu hubungan pertemanan?

Aku tahu satu hal yang sangat susah kau lakukan adalah membaca, membaca buku. Kau bilang selalu terserang kantuk tiap kali mulai membaca sebuah buku. Maka dari itu kau tidak pernah berhasil menghabiskan membaca sebuah buku. Jadi berdiskusi tentang buku denganmu susah untuk dilakukan. Aku harap suatu saat kau akan mulai gemar membaca buku, dan kita dapat berdiskusi tentang buku favorit.

Tuhan membayar semua kesusahan yang pernah kau lalui dengan kecerdasan yang kau miliki, fisik yang kuat dan sehat, jiwa yang lebih lapang , pikiran yang selalu terbuka untuk terus mau belajar dan kesempatan-kesempatan yang ada didekatmu.

Semoga pemahaman yang kau dapatkan semakin baik dari hari ke hari.

 

Catatan Pendek Tentang Perempuan

Catatan pendek tentang perempuan

Perempuan. Bagimanakah sosokmu sekarang ?

Perempuan seharusnya kuat, karena lahirnya kehidupan baru berawal dari rahimmu. Perempuan benteng terkuat untuk anak-anak, madrasah pertama yang kan menuntun lahirnya peradaban baru. Perempuan pun bisa lebih kuat dari laki-laki, dan bisa melindungi diri sendiri. Namun sesungguhnya perempuan hanya butuh perlindungan dari ketidakpastian laki-laki.

Perempuan tidak butuh seorang pangeran berkuda putih seperti dalam animasi kegemaran sewaktu kanak-kanak, yang perempuan butuhkan adalah seorang laki-laki yang datang dengan keyakinan dan keberanian untuk mendatangi wali.

Perempuan tidak butuh laki-laki yang datang membawa seabrek hadiah dengan uang orang tua namun tak kunjung mandiri, yang perempuan butuhkan adalah laki-laki yang mau bekerja sepenuh hati untuk keluarganya.

Perempuan tidak butuh laki-laki yang harus selalu kelihatan macho dan sangar tapi otaknya sempit, yang perempuan butuhkan adalah laki-laki yang tegas dan lembut dalam memimpin, membimbing dan menasehati.

Yang perempuan butuhkan adalah laki-laki yang dapat mengimami sholat, penuh rasa sabar serta penuh rasa syukur.

Sinetron Bergentayangan

Azizah              : ustadzah-ustadzah tau Joker enggak?

Ustadzah          : Enggak tau, mereksendalmaksudnya? *agak bingung kenapa Azizah tiba2 nanya tentang Joker

Azizah              : Bukaaaan…Joker itu Jomblo Keren lho Ustadzah *tertawa

Ustadzah          : Haa?? Tau-tau aja nih Azizah

Azizah              : Iya tau dong, aku lihat di sinetron (maksudnya mendengar), masak ustadzah enggak tau

Ustadzah          : Yaampun kamu ini masih kecil udah nonton sinetron aja,

Azizah              : Iya aku sering nonton sinetron, ada banyak sinetronnya di TV, ada ……*dengan wajah polos Azizah menyebut judul-judul sinetron yang sekarang wara-wiri di TV, kemudian ia berlari meninggalkan Ustadzah yang hanya bias bengong.

 

Setelah percakapan itu, Ustadzah menghela nafas, berpikir keras bagaimana mungkin anak seusia Azizah (kelas 1 SD) hafal di luar kepala judul-judul sinetron enggak jelas yang bergentayangan di TV. Seharusnya anak sesusia Azizah sibuk belajar dan bermain bersama teman-teman daripada harus pantengin TV buat nonton sinetron yang kebanyakan tentang cinta-cinta monyet, menampilkan kehidupan yang serba mewah dan tidak jarang mempertontonkan kekerasan.

Baiklah, harus dipikirkan mengapa hal ini dapat terjadi?

Ini adalah sesuatu yang miris dan memprihatinkan. Dimanaanak-anak jaman sekarang sudah disodorkan begitu banyak tayangan yang tidak sehat.Tidak mendidik dan kebanyakan memberi contoh yang tidak baik. Padahal kita tahu bahwa anak-anak adalah peniru no satu. Mereka akan meniru semua yang merekalihatdanmerekadengar.

Kita semua sebagai orang dewasa yang berada di sekitar anak-anak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menghindarkan anak-anak dari pengaruh negatif tayangan-tayangan yang ada di TV.Pihak yang paling dekat adalah tentu saja para orang tua, ayah dan ibu. Mereka harus benar-benar menyeleksi tayangan yang boleh ditonton oleh anak di rumah, orang tuaharusmenemanianak mereka ketika menonton tayangan di TVdan membatasi jam menonton TV.Selain itu, orang tua juga harus dapat membuat anak-anak mengalihkan perhatian kepada hal yang lebih positif ,seperti bermain bersama dan belajar bersama.Memangsaatiniada channel TV yang khusus menayangkan acara anak-anak, namun tidak semua keluarga memiliki channel ini di rumah mereka.

 

Pertemuan Kedua

Pagi itu semua mata sibuk kesana kemari melihat setiap pintu yang mana yang kira-kira akan dilewati Tere Liye. Sepertinya semua sudah tidak sabar dengan penulis yang satu ini. Dan akhirnya ….Jreeeng…tiba-tiba dia masuk lewat pintu no 2 di sebelah kanan ruangan. Seperti dikomandoi serentak para peserta yang dominan perempuan berteriak, *udah kayak ketemu artis terkenal, haha…Karena banyak para peserta acara yang baru pertama kali bertemu dengan Tere Liye, jadi hebohlah ketika melihat sang penulis hadir di tengah ruangan. Dan seperti bisa ditebak sebagian besar peserta adalah perempuan. Karena rata-rata penggemar novel adalah perempuan, apalagi novelnya Tere Liye.

Ini adalah pertemuan saya yang kedua dengan Tere Liye, di acara kekuatan sebuah pena yang diadakan oleh BEM KM UGM. Karena ini pertemuan kedua jadi saya enggak yang se-excited waktu kesempatan pertama bertemu dulu. Namun saya masih antusias saja untuk mendengar ia bicara secara langsung.

Yang lain daripada yang lain adalah kali ini Tere Liye memakai sandal jepit. Yeah sandal jepit warna putih dengan warna tali ijo.Kayaknya Tere Liye suka warna ijo nih :D. Saya baru pertama kali liat penulis yang datang ke sebuah acara pake’ sandal jepit. Mungkin karena acaranya memang agak nyantai jadi dia santai aja memakai sendal jepit. Yaaa…enggak ada yang salah memang dengan memakai sandal jepit, yang penting tetap saja fungsinya sama-sama melindungi kaki. Dan saya juga suka memakai sandal jepit :D